Survei Elektabilitas Cawapres Perempuan, Yenny Wahid dan Khofifah Tertinggi

Rabu, 06 September 2023 - 19:10 WIB
loading...
Survei Elektabilitas Cawapres Perempuan, Yenny Wahid dan Khofifah Tertinggi
Yenny Wahid dan Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa menjadi dua perempuan dengan elektabilitas cawapres perempuan tertinggi, Rabu (6/9/2023). Foto/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Putri Gus Dur, Zannuba Ariffah Chafsoh atau dikenal dengan Yenny Wahid dan Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa menjadi dua perempuan dengan elektabilitas cawapres perempuan tertinggi. Hal ini berdasarkan data dari Rumah Demokrasi yang menyelenggarakan survei regional.

Elektabilitas Yenny Wahid sebesar 30,2 persen, kemudian disusul Khofifah Indar Parawansa 22,8 persen. Nama lain yang muncul adalah Susi Pudjiastuti 17,7 persen, Sri Mulyani 12,6 persen dan Puan Maharani 8,7 persen. Sebanyak 8,1 persen responden belum menentukan pilihan.

"Temuan survei ini menunjukkan hadirnya cawapres perempuan direspons positif publik khususnya di wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur dengan 55,6 persen publik akan memilih cawapres perempuan jika nantinya maju di kontestasi Pilpres 2024," kata Pimpinan Rumah Demokrasi Ramdansyah dalam diskusi online zoom bersama Gustiana A Kambo Ketua Prodi Doktor Ilmu Politik FISIP Unhas, yang dipandu moderator Franciscus Simongkir, Rabu (6/9/2023).

Selain itu, terdapat elektabilitas yang tinggi pada sosok Yenny Wahid dan Khofifah Indar Parawansa. Di mana jika suara kedua perempuan tersebut digabungkan, bisa sangat menjanjikan untuk merebut lumbung suara nahdliyin di Jateng dan Jatim.

"Isu pemimpin perempuan di nahdliyin nampaknya sudah bergeser. Bisa saja Cawapres perempuan di Pilpres 2024 dapat menggeser cawapres laki-laki dan tidak menutup kemungkinan akan hadir sosok cawapres perempuan dari nahdliyin di Pilpres 2024 yang kurang satu bulan lagi pendaftaran," jelas Ramdansyah.

Sementara Gustiana A Kambo menanggapi hasil survei elektabilitas cawapres perempuan dengan menyoroti dua nama yaitu Yenny Wahid dan Khofifah. Menurutnya kedua tokoh tersebut memilki kekhasan, keunikan dan karakter sendiri. Saat ini tinggal bagaiman kemampuan dua tokoh perempuan tersebut mampu mengkonstruksikan dirinya agar supaya berhak dilamar oleh Capres.

"Tinggal seberapa besar ruang itu dikonstruksikan ruang dalam diri supaya berhak untuk dilamar atau mengajukan diri menjadi cawapres, dibutuhkan kepercayaan diri, dan memperjuangkan agar ada wakil perempuan di kepemimpinan nasional," ungkap Gustiana.

Untuk diketahui, sepanjang 28 Agustus-4 September 2023, Rumah Demokrasi menyelenggarakan survei regional. Survei dilakukan di dua wilayah, yaitu Jawa Tengah dan Jawa Timur. Tujuan survei untuk mengukur elektabilitas calon wakil presiden perempuan dan preferensi publik terhadap hadirnya tokoh perempuan dalam kontestasi Pilpres 2024.

Survei dilaksanakan dengan metode wawancara melalui telepon dengan melibatkan sampel responden sebanyak 400, tersebar secara proporsional di Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Responden adalah penduduk WNI yang memiliki hak pilih. Penentuan sampel dilakukan dengan metode Pemilihan responden dilakukan secara acak sistematis program komputerisasi.

Yaitu dengan memasukkan data base nomor telepon yang dahulu pernah menjadi responden survei periode 2013-2023 dengan margin of error 5,0 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. Populasi responden berdasarkan jumlah penduduk Jateng dan Jatim 57.885.670.
(maf)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1021 seconds (0.1#10.140)