September Puncak Musim Kemarau, Oktober Transisi ke Musim Hujan

Selasa, 05 September 2023 - 17:44 WIB
loading...
September Puncak Musim Kemarau, Oktober Transisi ke Musim Hujan
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyampaikan bulan September ini Indonesia sudah berada pada puncak musim kemarau. Foto/ANTARA
A A A
JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyampaikan bulan September ini Indonesia sudah berada pada puncak musim kemarau . Hal ini terlihat dari jumlah kejadian 70% dari total 46 kejadian bencana yang didominasi hidrometeorologi kering sepekan terakhir.

“Kita sudah melihat bahwa 70% dari 46 kejadian bencana itu adalah hidrometeorologi kering. Ini artinya kita memang sudah ada pada puncak kemarau, kita masih ada September, mungkin yang kita harapkan intensitas kemarau sudah turun, dan Oktober nanti kita ada di transisi dari kemarau ke musim hujan lagi,” ujar Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam Disaster Breafing, Selasa (5/9/2023).



Aam sapaan akrabnya mengatakan secara distribusi spasial terlihat bahwa mulai dari Sumatera, Kalimantan, bahkan Jawa terjadi bencana hidrometeorologi kering. “Kita lihat, meskipun di Sumatera rata-rata banjir masih ada tapi kalau Kalimantan dan Jawa terutama Jawa cuma dua bencananya minggu ini karhutla dan kekeringan, murni hidrometeorologi kering,” jelasnya.

Dia melanjutkan Sulawesi yang sebelumnya masih ada banjir, Maluku Utara juga biasanya masih ada banjir, sekarang sudah dominan oleh kebakaran hutan, bahkan termasuk juga Papua.

“Tetapi memang untuk kasus kebakaran hutan dan lahan kekeringan ini bukan tipikal bencana yang signifikan dalam menyebabkan korban jiwa atau korban luka terutama kekeringan. Ini yang menjadi sebab terkadang peristiwa kekeringan itu tidak terlaporkan sebagai bencana karena korban dalam artian korban meninggal, korban luka itu tidak ada. Tetapi yang dialami masyarakat adalah kesulitan air bersih, gagal panen dan lain-lain,” papar Aam.

Lebih lanjut, Aam menjelaskan bahwa Minggu akhir Agustus ada beberapa kondisi yang harus menjadi atensi kita bersama, misalkan kenaikan hotspot, kemudian peningkatan kejadian kebakaran khususnya di kaki gunung.



“Kalau minggu-minggu sebelumnya, kalau di daerah Jawa, Bali, Nusa Tenggara itu kebakaran lahan, semak belukar dan lain-lain, di dekat perumahan. Minggu kemarin itu lebih banyak ke kawasan yang lebih luas, lebih terbuka seperti kaki gunung. Tapi ini tentu saja harus menjadi atensi kita karena akan sangat banyak kerugian-kerugian ekologis yang bisa kita alami,” tutupnya.
(kri)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 1.0427 seconds (0.1#10.140)