Gelar Pekan Menyusui, Kemenkes: ASI Cegah Kematian dan Stunting

Jum'at, 31 Juli 2020 - 18:50 WIB
loading...
Gelar Pekan Menyusui,...
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) akan menggelar serangkaian acara dalam Pekan Menyusui Sedunia (PMS) pada awal Agustus depan. Foto/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) akan menggelar serangkaian acara dalam Pekan Menyusui Sedunia (PMS) pada awal Agustus depan. Pemberian air susu ibu (ASI) berkontribusi besar terhadap tumbuh kembang dan daya tahan tubuh anak. Kemenkes mengungkapkan ada pergantian nama acara tahunan ini dari Pekan ASI Sedunia ke Pekan Menyusui Sedunia.

Direktur Gizi Masyarakat Kemenkes Dhian Probhoyekti mengatakan tahun ini PMS akan mengangkat tema “Dukung Menyusui untuk Bumi Yang Lebih Sehat”. PMS 2020 akan difokuskan pada dampak pemberian makan bayi terhadap lingkungan atau perubahan iklim. (Baca juga: Inspirasi untuk Para Pejuang ASI lewat Foto di Pekan Menyusui Dunia)

Pemerintah mendorong semua pihak melindungi, mempromosikan, dan mendukung pemberian ASI untuk kesehatan bumi dan masyarakat. Pada puncak PMS, Direktorat Gizi Masyarakat akan menyelenggarakan webinar yang melibatkan seluruh pemerintah provinsi, akademisi, ormas, dunia usaha, organisasi profesi, dan masyarakat peduli ASI. “Di setiap daerah diharapkan kegiatan peringatan Pekan Menyusui Sedunia dapat dilaksanakan sesuai situasi dan kondisi daerah. Tentu dengan memperhatikan protokol kesehatan untuk pencegahan Covid-19,” ujar Dhian kepada SINDOnews, Kamis (30/7/2020).

Ada beberapa tujuan dari penyelenggaraan PMS ini, antara lain, menginformasikan mengenai hubungan menyusui dengan gizi dan penanggulangan perlindungan lingkungan atau iklim kesehatan bumi. Kedua, menyusui sebagai pondasi kehidupan dalam penanganan masalah gizi dan ketahanan pangan.

Dhian menjelaskan ASI memiliki manfaat meningkatkan jalinan kasih antara ibu dan anak. Pemberian ASI pada bayi sejak pertama lahir hingga enam bulan akan memenuhi seluruh kebutuhan gizi untuk pertumbuhan dan perkembangan anak. “Bayi yang mendapatkan ASI mempunyai kenaikan berat badan yang baik dan menurunkan risiko obesitas dan penyakit kronis. Frekuensi menyusui yang sesering mungkin, semaunya bayi, dan tidak dibatasi. Hal ini agar bayi mendapatkan ASI awal yang disebut foremilk,” kata Dhian.

Foremilk merupakan ASI matang yang banyak mengandung zat gizi dan cairan. Selain itu ada, hindmilk atau ASI akhir yang banyak mengandung lemak dan kental. “ASI tidak hanya menambah berat badan anak. Namun, dapat menstimulus proses perkembangan keterampilan, kecerdasan, mental, emosional, dan sosial anak,” tuturnya.

Peran ASI tidak bisa diganti oleh susu formula. Kandungan gizi dalam ASI tidak ditemukan dalam makanan atau minuman olahan. “ASI mengandung karbohidrat, protein, multivitamin, dan mineral lengkap yang mudah diserap dengan sempurna dan sama sekali tidak mengganggu fungsi ginjal bayi yang masih sangat lemah,” papar Dhian.

Kajian The Lancet Breastfeeding Series pada tahun 2016 menemukan dua fakta penting. Pertama, menyusui eksklusif menurunkan angka kematian karena infeksi sebanyak 88% pada bayi berusia kurang dari 3 tahun. Kedua, sebanyak 31,36 dari 37,94% anak sakit disebabkan tidak menerima ASI eksklusif.

Dhian mengungkapkan ada potensi kehilangan nilai ekonomi sekitar USD302 miliar per tahun jika tidak memberikan ASI eksklusif. Kesimpulannya, pemberian ASI dapat menurunkan angka kesakitan, kematian, dan stunting, serta mengurangi subsidi rumah sakit, devisa untuk membeli susu formula, dan meningkatkan kualitas generasi penerus bangsa.
(cip)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Revolusi Gizi: Momentum...
Revolusi Gizi: Momentum Menuju Indonesia Emas 2045
Pendekatan THR Bisa...
Pendekatan THR Bisa Jadi Alternatif Dalam Upaya Berhenti Merokok
Gawat, 1 dari 5 Bayi...
Gawat, 1 dari 5 Bayi di Indonesia Alami Stunting
Terpilih Jadi Kornas...
Terpilih Jadi Kornas Share INH Nasional, Rama Komitmen Lanjutkan Program Kemanusiaan
100 Hari Kerja Prabowo-Gibran,...
100 Hari Kerja Prabowo-Gibran, Kemendikdasmen Peringkat 2 Kementerian Paling Memuaskan
Kemendukbangga Galang...
Kemendukbangga Galang Sinergi Nasional Tanggulangi Kemiskinan Ekstrem dan Stunting di NTT
Program Tes Kesehatan...
Program Tes Kesehatan Gratis bagi Warga Ulang Tahun Dirilis Bulan Depan, Ini Syaratnya
Wabah Virus HMPV Merebak...
Wabah Virus HMPV Merebak di China, Kemenkes Imbau Masyarakat Waspada
Kemenkes Beri Penghargaan...
Kemenkes Beri Penghargaan Pelabuhan Sehat 2024 ke Pupuk Kaltim
Rekomendasi
MNC Sekuritas dan Sucor...
MNC Sekuritas dan Sucor Asset Management Gelar Edukasi Pasar Modal Syariah di UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon
Bacaan Zikir Wanita...
Bacaan Zikir Wanita Haid di Bulan Ramadan
Berapa Kg Zakat Fitrah...
Berapa Kg Zakat Fitrah untuk 1 Orang? Simak Ketentuannya
Berita Terkini
Presiden Bakal Umumkan...
Presiden Bakal Umumkan Tunjangan Guru ASN Langsung ke Rekening
57 menit yang lalu
Menkomdigi Sebut Status...
Menkomdigi Sebut Status Seskab Berlandaskan Kewenangan Konstitusional
1 jam yang lalu
Ahok Penuhi Panggilan...
Ahok Penuhi Panggilan Kejagung: Apa yang Saya Tahu Akan Saya Sampaikan!
2 jam yang lalu
Daftar Lengkap 10 Kapolda...
Daftar Lengkap 10 Kapolda Baru pada Mutasi Polri Maret 2025, Ini Nama-namanya
3 jam yang lalu
Mutasi Polri Maret 2025:...
Mutasi Polri Maret 2025: Irjen Rusdi Hartono Jabat Kapolda Sulsel, Brigjen Mardiyono Kapolda Bengkulu
3 jam yang lalu
Daftar Polwan Baru Jabat...
Daftar Polwan Baru Jabat Kapolres pada Mutasi Polri Maret 2025, Ini Nama-namanya
3 jam yang lalu
Infografis
7 Masjid Tua di Jakarta...
7 Masjid Tua di Jakarta yang Ikonik dan Sarat Sejarah Islam
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved