7 Persoalan Mendesak Bangsa Dibahas di Munas dan Konbes NU
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama ( PBNU ) bakal menggelar Musyawarah Nasional (Munas) Alim Ulama dan Konferensi Besar (Konbes) Nahdlatul Ulama pada September mendatang. Ada tujuh persoalan bangsa yang akan dibahas.
Ketujuh persoalan itu adalah menyangkut kecerdasan buatan (AI), haji, konsep al-i’anah ‘ala al-ma’shiyah (membantu kemaksiatan), hubungan ulama dengan umara (pemerintah), RUU Perampasan Aset, sekolah lima hari, dan aturan turunan RUU Nomor 18 Tahun 2019 Tentang Pesantren.
Konbes dan Munas Alim Ulama NU rencananya akan digelar di Pondok Pesantren Al-Hamid, Jakarta. Kegiatan ini mengangkat tema “Mendampingi Umat, Memenangi Masa Depan”.
Agenda ini sangat penting karena berbagai persoalan yang akan dibahas berangkat dari situasi dan kondisi yang relevan. Karenanya, hasil pembahasan ini diarahkan tidak saja pada aspek keputusan hukumnya, tetapi juga pada solusi yang menjadi masukan penting untuk negara dan masyarakat.
“Yang ingin kami suarakan itu bahwa Nahdlatul Ulama tidak berada di menara gading, tidak hidup menyendiri, hidup bersama masyarakat, bersama negara,” kata Ketua Steering Committee Munas dan Konbes NU 2023 KH Abdul Ghofur Maimoen di Jakarta, Senin (28/8/2023).
Kiai Ghofur menjelaskan, pembahasan terhadap berbagai masalah masyarakat dan negara ini dilakukan guna menemukan masukan bagi kepentingan yang paling maslahat bagi umum. Sebab, pengumpulan masalah ini dipilih dengan melihat studi kasus di tengah masyarakat.
“Keputusan-keputusan yang diambil itu berpikir tentang apa yang terjadi di masyarakat, apa yang harus dilakukan pemerintah, masukan-masukan apa, tidak hanya sekadar keputusannya A, lalu terserah dampaknya apa. Tidak seperti itu,” kata Rais Syuriyah PBNU itu.
Karenanya, Kiai Ghofur menegaskan bahwa keputusan yang diambil NU selalu memilih keputusan yang paling baik untuk masyarakat. “Kami akan memberikan masukan untuk kepentingan-kepentingan negara secara umum, mana yang maslahat. Berharapnya ya ini harus dijalankan,” kata Pengasuh Pondok Pesantren Al-Anwar 3, Sarang, Rembang, Jawa Tengah itu.
Adapun pembahasan Munas Alim Ulama NU 2023 ini adalah kecerdasan buatan (AI), dam haji, konsep al-i’anah ‘ala al-ma’shiyah (membantu kemaksiatan), hubungan ulama dengan umara (pemerintah), RUU Perampasan Aset, sekolah lima hari, dan aturan turunan RUU Nomor 18 Tahun 2019 Tentang Pesantren.
Ketujuh persoalan itu adalah menyangkut kecerdasan buatan (AI), haji, konsep al-i’anah ‘ala al-ma’shiyah (membantu kemaksiatan), hubungan ulama dengan umara (pemerintah), RUU Perampasan Aset, sekolah lima hari, dan aturan turunan RUU Nomor 18 Tahun 2019 Tentang Pesantren.
Konbes dan Munas Alim Ulama NU rencananya akan digelar di Pondok Pesantren Al-Hamid, Jakarta. Kegiatan ini mengangkat tema “Mendampingi Umat, Memenangi Masa Depan”.
Agenda ini sangat penting karena berbagai persoalan yang akan dibahas berangkat dari situasi dan kondisi yang relevan. Karenanya, hasil pembahasan ini diarahkan tidak saja pada aspek keputusan hukumnya, tetapi juga pada solusi yang menjadi masukan penting untuk negara dan masyarakat.
“Yang ingin kami suarakan itu bahwa Nahdlatul Ulama tidak berada di menara gading, tidak hidup menyendiri, hidup bersama masyarakat, bersama negara,” kata Ketua Steering Committee Munas dan Konbes NU 2023 KH Abdul Ghofur Maimoen di Jakarta, Senin (28/8/2023).
Kiai Ghofur menjelaskan, pembahasan terhadap berbagai masalah masyarakat dan negara ini dilakukan guna menemukan masukan bagi kepentingan yang paling maslahat bagi umum. Sebab, pengumpulan masalah ini dipilih dengan melihat studi kasus di tengah masyarakat.
“Keputusan-keputusan yang diambil itu berpikir tentang apa yang terjadi di masyarakat, apa yang harus dilakukan pemerintah, masukan-masukan apa, tidak hanya sekadar keputusannya A, lalu terserah dampaknya apa. Tidak seperti itu,” kata Rais Syuriyah PBNU itu.
Karenanya, Kiai Ghofur menegaskan bahwa keputusan yang diambil NU selalu memilih keputusan yang paling baik untuk masyarakat. “Kami akan memberikan masukan untuk kepentingan-kepentingan negara secara umum, mana yang maslahat. Berharapnya ya ini harus dijalankan,” kata Pengasuh Pondok Pesantren Al-Anwar 3, Sarang, Rembang, Jawa Tengah itu.
Adapun pembahasan Munas Alim Ulama NU 2023 ini adalah kecerdasan buatan (AI), dam haji, konsep al-i’anah ‘ala al-ma’shiyah (membantu kemaksiatan), hubungan ulama dengan umara (pemerintah), RUU Perampasan Aset, sekolah lima hari, dan aturan turunan RUU Nomor 18 Tahun 2019 Tentang Pesantren.
(rca)