Di Sela G20 India, Menteri LHK Penuhi Undangan Pertemuan Bilateral
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya menghadiri pertemuan G20 di Chennei, India, Kamis-Jumat (27-28/7/2023). Di sela-sela G20 itu, Menteri LHK memenuhi sejumlah undangan pertemuan bilateral negara sahabat dan multilateral.
Pertemuan dengan Menteri Lingkungan dan Perubahan Iklim Kanada, Steven Guilbeault diawali dengan catatan Menteri Kanada yang memberikan ucapan selamat kepada Indonesia.
"Menteri Kanada menawarkan kerja sama pertukaran informasi dan pengetahuan dalam penerapan emisi karbon yang sudah diterapkan cukup luas di Kanada," kata Menteri Siti Nurbaya dalam keterangannya, Sabtu (29/7/2023).
Pemerintah Federal Canada menyalurkan hasil perdagangan tersebut kepada individu, keluarga, sehingga mereka dapat melakukan investasi untuk meningkatkan efisiensi energi dan mengurangi emisi karbon. Kedua Menteri sepakat untuk bekerja sama dalam penerapan Artikel lima dan Artikel enam Paris Agreement.
Menteri Siti juga bertemu dengan Direktur Eksekutif UNEP Inge Andersen, yang secara khusus mengapresiasi kepemimpinan Indonesia dalam menangani isu lingkungan, terutama terkait deforestasi, pengelolaan danau, pengurangan merkuri melalui Konvensi Minamata dan penanganan sampah plastik.
Disampaikan secara khusus ucapan selamat atas keberhasilan Indonesia untuk menurunkan tingkat deforestasi secara signifikan dan Inge menyebutkan tentang hal tersebut sebagai 'legend' leadership Indonesia.
Pada kesempatan tersebut Inge akan menindak lanjuti usulan Menteri Siti untuk mengembangkan kompatibilitas metode dalam melakukan (forest) land inventory and deforestation assessment, khususnya untuk negara-negara dengan hutan tropis agar terdapat data deforestasi yang adil bagi seluruh negara.
Pertemuan bilateral lain dilakukan dengan Jennifer Morgan, Menteri Negara dan Utusan Khusus Perubahan Iklim Pemerintah Jerman, untuk updating agenda pemerintah Indonesia dan Jerman dalam agenda iklim dan khususnya terkait energi baru dan terbarukan yang akan dibawa oleh Indonesia pada COP UNFCC Dubai 2023.
"Selain itu juga dibahas komitmen terbaru untuk pencapaian target penurunan emisi. Utusan khusus Jerman juga memberikan apresisasi kepada program perhutanan sosial yang dikembangkan oleh pemerintah Indonesia dan kerja sama pemulihan ekosistem mangrove dan gambut yang dilakukan oleh kedua negara," jelas Menteri Siti.
Dalam pertemuan-pertemuan bilateral dimaksud Menteri LHK didampingi oleh Dirjen PHL Agus Justianto, Dirjen KSDAE Satyawan Pudyatmoko, Dirjen Pengendalian Pencemaran dan Pemulihan Lingkungan Sigit Reliantoro dan Fubes RI untuk India Ina Khrisnamurti.
Pertemuan dengan Menteri Lingkungan dan Perubahan Iklim Kanada, Steven Guilbeault diawali dengan catatan Menteri Kanada yang memberikan ucapan selamat kepada Indonesia.
"Menteri Kanada menawarkan kerja sama pertukaran informasi dan pengetahuan dalam penerapan emisi karbon yang sudah diterapkan cukup luas di Kanada," kata Menteri Siti Nurbaya dalam keterangannya, Sabtu (29/7/2023).
Pemerintah Federal Canada menyalurkan hasil perdagangan tersebut kepada individu, keluarga, sehingga mereka dapat melakukan investasi untuk meningkatkan efisiensi energi dan mengurangi emisi karbon. Kedua Menteri sepakat untuk bekerja sama dalam penerapan Artikel lima dan Artikel enam Paris Agreement.
Menteri Siti juga bertemu dengan Direktur Eksekutif UNEP Inge Andersen, yang secara khusus mengapresiasi kepemimpinan Indonesia dalam menangani isu lingkungan, terutama terkait deforestasi, pengelolaan danau, pengurangan merkuri melalui Konvensi Minamata dan penanganan sampah plastik.
Disampaikan secara khusus ucapan selamat atas keberhasilan Indonesia untuk menurunkan tingkat deforestasi secara signifikan dan Inge menyebutkan tentang hal tersebut sebagai 'legend' leadership Indonesia.
Pada kesempatan tersebut Inge akan menindak lanjuti usulan Menteri Siti untuk mengembangkan kompatibilitas metode dalam melakukan (forest) land inventory and deforestation assessment, khususnya untuk negara-negara dengan hutan tropis agar terdapat data deforestasi yang adil bagi seluruh negara.
Pertemuan bilateral lain dilakukan dengan Jennifer Morgan, Menteri Negara dan Utusan Khusus Perubahan Iklim Pemerintah Jerman, untuk updating agenda pemerintah Indonesia dan Jerman dalam agenda iklim dan khususnya terkait energi baru dan terbarukan yang akan dibawa oleh Indonesia pada COP UNFCC Dubai 2023.
"Selain itu juga dibahas komitmen terbaru untuk pencapaian target penurunan emisi. Utusan khusus Jerman juga memberikan apresisasi kepada program perhutanan sosial yang dikembangkan oleh pemerintah Indonesia dan kerja sama pemulihan ekosistem mangrove dan gambut yang dilakukan oleh kedua negara," jelas Menteri Siti.
Dalam pertemuan-pertemuan bilateral dimaksud Menteri LHK didampingi oleh Dirjen PHL Agus Justianto, Dirjen KSDAE Satyawan Pudyatmoko, Dirjen Pengendalian Pencemaran dan Pemulihan Lingkungan Sigit Reliantoro dan Fubes RI untuk India Ina Khrisnamurti.
(abd)