Erick Thohir Diyakini Bisa Antar Ganjar Pranowo ke Kursi RI 1
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri BUMN Erick Thohir dinilai layak menjadi calon wakil presiden (cawapres) pendamping Ganjar Pranowo di Pilpres 2024. Ketua Umum PSSI itu diyakini bisa mengantarkan Ganjar ke kursi RI 1 periode 2024-2029.
Diketahui, survei Indikator Politik Indonesia menempatkan Erick Thohir sebagai kandidat cawapres tertinggi (22,9%) mengungguli Ridwan Kamil (20,1%) dan Sandiaga Uno (17,5%). Dari data Indikator tersebut, Erick juga merupakan cawapres yang sangat diminati oleh calon pemilih generasi milenial dan gen Z.
Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Hasanuddin Makassar Dr.Phil. Sukri menilai tingginya minat generasi milenial dan gen Z terhadap Erick karena jarak psikologis mereka yang tak terlalu jauh. Selain itu, menurut Sukri, tingginya minat generasi milenial dan gen Z akan Erick lantaran ia kerap menunjukan gaya nonformal di setiap kegiatannya.
Gaya formal hanya ditunjukkan oleh Erick pada saat acara resmi kenegaraan. Selain gaya non formal yang sering ditunjukan Erick, gaya kepemimpinan yang tak banyak bicara dan lebih memilih kerja dinilai Sukri juga membuat nama Menteri BUMN ini diminati generasi milenial dan gen Z.
Sukri menilai generasi milenial dan gen Z saat ini tak suka melihat para politikus yang lebih banyak bicara daripada kerja. Sehingga pemilih muda saat ini tentu membandingkan Erick dengan politikus lain yang banyak bicara
"Gaya seperti itulah yang diminati oleh generasi milenial dan gen Z. Sebab mereka tak terlalu menyukai gaya kepemimpinan yang formal dan tak banyak bicara. Keberhasilan Erick dalam memperbaiki sepak bola Indonesia juga memberi daya ungkit elektroral pada survei Indikator. Sepak bola tak hanya disukai generasi senior tetapi juga generasi muda," kata Sukri.
Sukri menduga elektabilitas Erick masih dapat terus merangkak naik dengan masih jauhnya pelaksanaan Pilpres 2024. Terlebih lagi ketika Sandi atau Ridwan Kamil tak maju menjadi cawapres dari salah satu kandidat capres.
"Erick sangat berpeluang untuk bisa mendapatkan suara dari Sandi atau Ridwan Kamil ketika mereka berdua tak jadi maju menjadi cawapres. Sebab suara pemilih Erick sama dengan generasi pemilih Sandi maupun Ridwan Kamil," kata Sukri.
Dari simulasi pasangan capres cawapres Indikator, pasangan Ganjar dan Erick merupakan yang sangat diminati oleh masyarakat. Jika Ganjar nantinya disandingkan dengan Erick dan Ridwan Kamil atau Sandi tak maju sebagai cawapres dari salah satu kandidat, menurut Sukri potensi kemenangan Ganjar-Erick akan semakin terbuka luas.
"Mengacu pada data yang ada saat ini kemungkinan capres yang akan maju ada 3. Data dari Indikator menyebutkan baik Ganjar maupun Prabowo ketika disandingkan dengan Erick akan mengantarkan mereka masuk ke putaran kedua. Memang angka kemenangan yang paling tinggi ketika Ganjar disandingkan dengan Erick," ungkap Sukri.
Sukri menduga yang membuat Ganjar-Erick bisa memenangkan Pilpres 2024 karena harapan kedua pasangan ini mampu menjadi generasi penerus politik di Indonesia. Selain itu kedua pasangan ini dinilai memiliki chemistry yang sama.
"Kalau mereka berpasangan dinilai bisa saling melengkapi dan menutupi masing-masing pasangannya. Misalnya Ganjar yang berasal dari PDI Perjuangan sedangkan Erick berasal dari teknokrat,” katanya.
Selain itu, Erick dinilai memiliki kekuatan kapital yang cukup besar untuk mendukung kampanye Ganjar. “Pasangan Ganjar-Erick ini pas," pungkasnya.
Diketahui, survei Indikator Politik Indonesia menempatkan Erick Thohir sebagai kandidat cawapres tertinggi (22,9%) mengungguli Ridwan Kamil (20,1%) dan Sandiaga Uno (17,5%). Dari data Indikator tersebut, Erick juga merupakan cawapres yang sangat diminati oleh calon pemilih generasi milenial dan gen Z.
Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Hasanuddin Makassar Dr.Phil. Sukri menilai tingginya minat generasi milenial dan gen Z terhadap Erick karena jarak psikologis mereka yang tak terlalu jauh. Selain itu, menurut Sukri, tingginya minat generasi milenial dan gen Z akan Erick lantaran ia kerap menunjukan gaya nonformal di setiap kegiatannya.
Gaya formal hanya ditunjukkan oleh Erick pada saat acara resmi kenegaraan. Selain gaya non formal yang sering ditunjukan Erick, gaya kepemimpinan yang tak banyak bicara dan lebih memilih kerja dinilai Sukri juga membuat nama Menteri BUMN ini diminati generasi milenial dan gen Z.
Sukri menilai generasi milenial dan gen Z saat ini tak suka melihat para politikus yang lebih banyak bicara daripada kerja. Sehingga pemilih muda saat ini tentu membandingkan Erick dengan politikus lain yang banyak bicara
"Gaya seperti itulah yang diminati oleh generasi milenial dan gen Z. Sebab mereka tak terlalu menyukai gaya kepemimpinan yang formal dan tak banyak bicara. Keberhasilan Erick dalam memperbaiki sepak bola Indonesia juga memberi daya ungkit elektroral pada survei Indikator. Sepak bola tak hanya disukai generasi senior tetapi juga generasi muda," kata Sukri.
Sukri menduga elektabilitas Erick masih dapat terus merangkak naik dengan masih jauhnya pelaksanaan Pilpres 2024. Terlebih lagi ketika Sandi atau Ridwan Kamil tak maju menjadi cawapres dari salah satu kandidat capres.
"Erick sangat berpeluang untuk bisa mendapatkan suara dari Sandi atau Ridwan Kamil ketika mereka berdua tak jadi maju menjadi cawapres. Sebab suara pemilih Erick sama dengan generasi pemilih Sandi maupun Ridwan Kamil," kata Sukri.
Dari simulasi pasangan capres cawapres Indikator, pasangan Ganjar dan Erick merupakan yang sangat diminati oleh masyarakat. Jika Ganjar nantinya disandingkan dengan Erick dan Ridwan Kamil atau Sandi tak maju sebagai cawapres dari salah satu kandidat, menurut Sukri potensi kemenangan Ganjar-Erick akan semakin terbuka luas.
"Mengacu pada data yang ada saat ini kemungkinan capres yang akan maju ada 3. Data dari Indikator menyebutkan baik Ganjar maupun Prabowo ketika disandingkan dengan Erick akan mengantarkan mereka masuk ke putaran kedua. Memang angka kemenangan yang paling tinggi ketika Ganjar disandingkan dengan Erick," ungkap Sukri.
Sukri menduga yang membuat Ganjar-Erick bisa memenangkan Pilpres 2024 karena harapan kedua pasangan ini mampu menjadi generasi penerus politik di Indonesia. Selain itu kedua pasangan ini dinilai memiliki chemistry yang sama.
"Kalau mereka berpasangan dinilai bisa saling melengkapi dan menutupi masing-masing pasangannya. Misalnya Ganjar yang berasal dari PDI Perjuangan sedangkan Erick berasal dari teknokrat,” katanya.
Selain itu, Erick dinilai memiliki kekuatan kapital yang cukup besar untuk mendukung kampanye Ganjar. “Pasangan Ganjar-Erick ini pas," pungkasnya.
(rca)