Bahas Pemenangan Pemilu 2024, 550 Caleg PKB Dapil Jakarta-Banten Kumpul di Pesantren BIMA

Jum'at, 14 Juli 2023 - 10:52 WIB
loading...
Bahas Pemenangan Pemilu...
Pengasuh Pesantren Bina Insan Mulia, KH Imam Jazuli (kiri) bersama Ketua LPP PKB, Jazilul Fawaid saat workshop bagi 550 caleg PKB Dapil DKI Jakarta dan Banten di Pesantren Bina Insan Mulia (BIMA), Cirebon, Jawa Barat. FOTO/IST
A A A
JAKARTA - Sebanyak 550 calon anggota legislatif (caleg) Partai Kebangkitan Bangsa ( PKB ) Daerah Pemilihan DKI Jakarta dan Banten berkumpul di Pesantren Bina Insan Mulia (BIMA), Cirebon, Jawa Barat untuk mengikuti workshop, 13-15 Juli 2023. Workshop sebagai bagian dari persiapan para caleg menghadapi Pemilu 2024.

Ketua Lembaga Pemenangan Pemilu (LPP) PKB, Jazilul Fawaid mengatakan, pertemuan caleg PKB hasil kerja sama Sekolah Pendidikan Politik Bina Insan Mulia tersebut mengangkat tema The Winning Workshop. Pertemuan ini sengaja difokuskan untuk caleg PKB Dapil DKI Jakarta dan Banten karena perolehan suara PKB di dua Dapil ini pada Pemilu sebelumnya kecil.

"Acara ini dimaksudkan sebagai bengkel penyegaran agar para caleg punya visi yang sama, agar mereka punya mental sebagai pemenang," kata Jazilul Fawaid dalam keterangan tertulis, Jumat (14/7/2023).



Workshop membahas empat hal penting pemenangan pemilu dari ideologi, strategi, taktik, dan logistik. "Pembekalan ini agar para Caleg PKB bekerja secara fokus tepat sasaran karena mereka logistiknya terbatas jadi harus tepat sasaran," ujar Gus Jazil.

Wakil Ketua Umum DPP PKB ini menjelaskan, partainya menargetkan raihan enam kursi DPR di Dapil DKI Jakarta dan Banten dengan rincian masing-masing dapil satu kursi. PKB sebagaimana diketahui pada Pemilu 2019 hanya meraih 1 kursi dari enam Dapil DKI Jakarta dan Banten.

"Hari ini kita punya potensi berdasarkan berbagai hasil survei. Tapi kinerja caleg harus didampingi dan diarahkan agar ada harmoni kerja di semua jajaran caleg. Kolaborasi ini yang akan menghasilkan suara yang lebih maksimal," katanya.

Keseriusan PKB meraih kursi DPR ditunjukkan dengan komposisi caleg DKI Jakarta dengan menaruh figur-figur publik seperti Menteri Tenaga Kerja (Menaker) Ida Fauziyah, Ketua DPW PKB DKI Jakarta Hasbiallah Ilyas, Ketua DPW PKB Banten Ahmad Fauzi, beserta beberapa tokoh-tokoh petahana lain.



Workshop ini dipandu oleh Direktur Sekolah Pendidikan Politik Bina Insan Mulia, Ubaydillah Anwar dengan mendatangkan narasumber-narasumber kompeten. Antara lain CEO PolMark Indonesia Eep Saifulloh Fatah, Direktur Eksekutif LSI Jayadi Hanan, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, mantan Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj, dan beberapa tokoh PKB.

Pengasuh Pesantren Bina Insan Mulia, KH Imam Jazuli mengatakan, workshop ini digelar sebagai komitmen ponpesnya terhadap peranan santri dan pesantren bagi pembangunan Indonesia agar lebih powerful.

"Bina Insan Mulia ini bukan hanya pesantren tempat santri-santri mengaji. Di sini ada Sekolah Pendidikan Politik yang tujuannya memperkuat khidmat kaum santri untuk pembangunan Indonesia," kata Kiai Imjaz, sapaan akrab KH Imam Jazuli.

Menurutnya, tidak ada cara cepat untuk mengubah kondisi Indonesia menjadi lebih baik kecuali lewat jalur politik. PKB adalah satu-satunya partai yang paling jelas dan nyata memperjuangkan kepentingan umat Islam, khususnya kaum santri.

"Diakui atau tidak, PKB adalah alat politik kaum santri yang konsisten memperjuangkan kepentingan warga Nahdliyin dan pesantren. Jadi kalau sekarang ada suara-suara mau memisahkan NU dengan PKB jangan dipedulikan," katanya.

Menurut kiai penggagas gerakan "Ngaku NU Wajib Ber-PKB, Struktural Sak Karepmu" ini, keputusan politik kaum struktural sering tidak searah dengan keinginan kaum kultural. Imbasnya dalam beberapa kontestasi Pemilu, PKB seringkali dirugikan.

"Jadi, struktural tidak mendukung tidak masalah tapi jangan bawa-bawa NU ke selain PKB. Perjuangan PKB adalah ibarat khidmat seorang anak kepada orang tuanya. Tak diakui tidak apa-apa sebab khidmat anak kepada orang tua adalah kewajiban," kata Kiai Imjaz.

Ia juga menyinggung bahayanya jika tidak ada sebuah gerakan politik dari kaum Nahdliyin yang ujungnya nanti akan berdampak pada berkurangnya penganut ideologi Ahlussunnah wal Jama'ah.

"Kita lihat bagaimana di Siria, Mesir dan Saudi Arabia, Ahlussunnah wal Jamaah sempat kalah di sana. Awalnya di sana tidak ada yang peduli pada politik, jangan sampai di Indonesia hal seperti itu terjadi karena akan membuat susah pesantren. Maka, saya tegaskan lagi, PKB ini adalah alat perjuangan pesantren," katanya.

Kiai Imjaz yang juga alumnus Pesantren Lirboyo dan Universitas Al Azhar Mesir memang terlihat sangat totalitas mendukung PKB dalam memperjuangkan kepentingan santri dan pesantren.
(abd)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1052 seconds (0.1#10.140)