Hujan Lebat Berpotensi Terjadi hingga Sepekan ke Depan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Hujan lebat masih berpotensi berlanjut hingga sepekan ke depan pada periode musim kemarau. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat, kondisi ini dipicu oleh adanya aktivitas gelombang atmosfer di sekitar maritim kontinen.
Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto menjelaskan, berdasarkan analisis terakhir, beberapa faktor dinamika atmosfer skala regional hingga lokal diprakirakan masih berperan cukup signifikan dalam memicu peningkatkan pertumbuhan awan hujan untuk sepekan ke depan.
Beberapa faktor dinamika atmosfer yang utama tersebut antara lain masih aktifnya Madden Julian Oscillation (MJO) serta gelombang ekuator seperti gelombang Kelvin dan Rossby ekuatorial di sekitar wilayah Indonesia yang dapat meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan.
"Selain itu, terjadinya pola belokan dan perlambatan angin di sekitar wilayah Indonesia yang dipicu oleh adanya pola sirkulasi di sekitar wilayah Samudera Pasifik utara Papua Barat, kondisi ini dapat turut memicu peningkatan pertumbuhan awan hujan," kata Guswanto dalam keterangan tertulis, Sabtu (8/7/2023).
Dalam sepekan terakhir, anomali suhu muka laut di perairan Indonesia secara umum relatif normal. Anomali antara 1-2 oC terjadi di sebagian kecil perairan utara dekat pesisir Jawa hingga Nusa Tenggara, sebagian perairan selatan Sulawesi, sekitar perairan Maluku dan selatan Papua. Untuk wilayah perairan lain umumnya berada pada anomali di bawah 1 oC.
"Kondisi hujan tinggi yang terjadi dalam sepekan ini di beberapa wilayah Indonesia lebih signifikan dipicu oleh adanya aktifitas gelombang atmosfer di sekitar maritim kontinen," jelasnya.
Mencermati perkembangan dinamika atmosfer di atas, potensi hujan intensitas sedang-lebat masih dapat terjadi dalam sepekan ke depan di beberapa wilayah sebagai berikut:
- sebagian Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur;
- sebagian Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Utara;
- sebagian Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Tenggara;
- sebagian Maluku, Maluku Utara, Papua Barat, dan Papua.
Pada periode ini perlu di waspadai potensi hujan sangat hingga ekstrem di wilayah Indonesia bagian tengah dan timur.
- sebagian Jawa Timur;
- sebagian Bali, Nusa Tenggara Barat dan Timur;
- sebagian Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Utara;
- sebagian Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Tenggara;
- sebagian Maluku, Maluku Utara, Papua Barat, dan Papua.
Terkait hal itu, BMKG mengimbau kepada warga masyarakat terdampak terutama di wilayah yang masuk wilayah bahaya untuk meningkatkan kewaspadaan dan menyiapkan upaya mitigasi terhadap potensi hujan lebat hingga sangat lebat di sekitarnya.
Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto menjelaskan, berdasarkan analisis terakhir, beberapa faktor dinamika atmosfer skala regional hingga lokal diprakirakan masih berperan cukup signifikan dalam memicu peningkatkan pertumbuhan awan hujan untuk sepekan ke depan.
Beberapa faktor dinamika atmosfer yang utama tersebut antara lain masih aktifnya Madden Julian Oscillation (MJO) serta gelombang ekuator seperti gelombang Kelvin dan Rossby ekuatorial di sekitar wilayah Indonesia yang dapat meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan.
"Selain itu, terjadinya pola belokan dan perlambatan angin di sekitar wilayah Indonesia yang dipicu oleh adanya pola sirkulasi di sekitar wilayah Samudera Pasifik utara Papua Barat, kondisi ini dapat turut memicu peningkatan pertumbuhan awan hujan," kata Guswanto dalam keterangan tertulis, Sabtu (8/7/2023).
Dalam sepekan terakhir, anomali suhu muka laut di perairan Indonesia secara umum relatif normal. Anomali antara 1-2 oC terjadi di sebagian kecil perairan utara dekat pesisir Jawa hingga Nusa Tenggara, sebagian perairan selatan Sulawesi, sekitar perairan Maluku dan selatan Papua. Untuk wilayah perairan lain umumnya berada pada anomali di bawah 1 oC.
"Kondisi hujan tinggi yang terjadi dalam sepekan ini di beberapa wilayah Indonesia lebih signifikan dipicu oleh adanya aktifitas gelombang atmosfer di sekitar maritim kontinen," jelasnya.
Mencermati perkembangan dinamika atmosfer di atas, potensi hujan intensitas sedang-lebat masih dapat terjadi dalam sepekan ke depan di beberapa wilayah sebagai berikut:
1. Periode 8-10 Juli 2023
- sebagian Sumatera Utara, Riau, Kep. Riau, Sumatera Barat, Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan, Kep. Bangka Belitung, dan Lampung;- sebagian Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur;
- sebagian Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Utara;
- sebagian Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Tenggara;
- sebagian Maluku, Maluku Utara, Papua Barat, dan Papua.
Pada periode ini perlu di waspadai potensi hujan sangat hingga ekstrem di wilayah Indonesia bagian tengah dan timur.
2. Periode 11-14 Juli 2023
- sebagian Aceh, Sumatera Utara;- sebagian Jawa Timur;
- sebagian Bali, Nusa Tenggara Barat dan Timur;
- sebagian Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Utara;
- sebagian Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Tenggara;
- sebagian Maluku, Maluku Utara, Papua Barat, dan Papua.
Terkait hal itu, BMKG mengimbau kepada warga masyarakat terdampak terutama di wilayah yang masuk wilayah bahaya untuk meningkatkan kewaspadaan dan menyiapkan upaya mitigasi terhadap potensi hujan lebat hingga sangat lebat di sekitarnya.
(abd)