5 Kepala Badan Intelijen Negara Pertama di Indonesia, Nomor 1 Dijuluki Bapak Intelijen

Rabu, 05 Juli 2023 - 06:01 WIB
loading...
5 Kepala Badan Intelijen...
Badan Intelijen Negara (BIN) merupakan lembaga intelijen yang dimiliki Indonesia. Foto/Istimewa
A A A
JAKARTA - Badan Intelijen Negara (BIN) merupakan lembaga intelijen yang dimiliki Indonesia. Terdapat sejumlah nama yang diketahui menjadi Kepala BIN terawal di Tanah Air.

Salah satunya memiliki julukan ‘Bapak Intelijen Indonesia’. Melihat ke belakang, riwayat pembentukan BIN memiliki sejarah panjang, termasuk beberapa kali pergantian namanya.

Bermula pasca-Proklamasi Kemerdekaan 1945, saat itu badan intelijen Indonesia pertama bernama Badan Istimewa (BI).

Kemudian, namanya sempat berubah menjadi Badan Rahasia Negara Indonesia (BRANI), Badan Pusat Intelijen (BPI), Komando Intelijen Negara (KIN), Badan Koordinasi Intelijen Negara (BAKIN), hingga Badan Intelijen Negara (BIN).

Sepanjang riwayatnya, BIN telah dipimpin banyak tokoh berbeda. Berikut lima nama paling awal yang pernah memimpin BIN di Indonesia.

Deretan Kepala Badan Intelijen Negara Terawal Sepanjang Sejarah

1. Kolonel Inf (Purn) Zulkifli Lubis

Sosok Zulkifli Lubis tak bisa dilepaskan dari sejarah intelijen Indonesia. Namanya mungkin tidak setenar tokoh BIN lainnya, namun jasanya sangat besar dan menjadi peletak pondasi awal lembaga intelijen di Tanah Air.

Zulkifli Lubis lahir di Aceh pada 26 Desember 1923. Berdasarkan kiprahnya sebagai perintis badan intelijen pertama di Indonesia, dia memiliki julukan ‘Bapak Intelijen Indonesia’.

Sempat mempelajari dunia intelijen dari Rokugawa, Zulkifli pernah bertugas di Badan Keamanan Rakyat (BKR) pasca proklamasi kemerdekaan Indonesia. Barulah pada September 1945, dia membentuk organisasi intelijen pertama di Indonesia dengan nama Badan Istimewa (BI).

Pada awal Mei 1946, sempat dilakukan pelatihan khusus intelijen di daerah Ambarawa. Saat itu, sekitar 30 pemuda yang lulus kemudian menjadi anggota Badan Rahasia Negara Indonesia (BRANI), sebuah lembaga yang menjadi "payung" gerakan intelijen dengan beberapa unit ad hoc, bahkan operasi luar negeri.

2. Kolonel Laut (Purn) Pirngadi

Pada perkembangan lembaga intelijen Indonesia, terjadi beberapa kali perubahan. Sekitar kurun 1952-1958, seluruh angkatan dan kepolisian di Tanah Air memiliki badan Intelijen sendiri-sendiri tanpa koordinasi nasional.

Menyikapi hal ini, pada 5 Desember 1958 Presiden Soekarno membentuk Badan Koordinasi Intelijen (BKI). Lembaga ini dipimpin Kolonel Laut Pirngadi sebagai Kepala.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1606 seconds (0.1#10.140)