Dirut Petrokimia Rahmad Pribadi Ajak Petani Terapkan Pupuk Berimbang
loading...
A
A
A
JAKARTA - Petrokimia Gresik bekerja sama dengan Dinas Pertanian Kabupaten Lumajang, Jawa Timur menggelar penyemprotan massal pupuk NPK dan organik cair Phonska Oca pada lahan budidaya padi seluas 30 hektare di Desa Karangsari, Kecamatan Sukodono, Kabupaten Lumajang, Jumat (24/7/2020). Kegiatan ini dihadiri oleh Bupati Lumajang Thoriqul Haq, Direktur Pemasaran Petrokimia Gresik Digna Jatiningsih, serta melibatkan 60 petani dari Kelompok Tani Gempol Makmur dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.
Digna menyatakan kegiatan ini merupakan upaya perusahaan untuk memperkuat sektor produksi pertanian dalam negeri di tengah wabah COVID-19. Intensifikasi pertanian menjadi salah satu strategi untuk menggenjot produktivitas tanaman pangan di tengah ancaman krisis pangan.
Dalam kegiatan ini, Petrokimia Gresik, perusahaan solusi agroindustri anggota holding Pupuk Indonesia, juga menghadirkan klinik pertanian, yakni melalui Mobil Uji Tanah untuk konsultasi pemupukan dan anak perusahaan (Petrokimia Kayaku dan Petrosida Gresik) untuk pengendalian hama. Sehingga pengawalan Petrokimia Gresik menjadi lengkap, mulai dari kawalan teknis pemupukan hingga pengendalian hama. ( )
"Kegiatan ini kami laksanakan secara beruntun di enam kabupaten di Jawa Timur dan Jawa Tengah, dan tidak menutup kemungkinan untuk dilakukan sosialisai dan edukasi serupa di berbagai daerah lainnya," kata Digna.
Adapun kabupaten yang menjadi lokasi pelaksanaan kegiatan ini adalah Banyuwangi (22/7/2020), Lumajang (24/7/2020), Bondowoso (28/7/2020), Bojonegoro (3/8/2020), Sragen (5/8/2020) dan Banjarnegara (10/8/2020).
Sementara penggunaan pupuk Phonska Oca, lanjut Digna, merupakan upaya Petrokimia Gresik untuk mewujudkan pertanian berkelanjutan melalui peningkatan produktivitas tanaman sekaligus perbaikan kondisi tanah. Hal ini sangat penting mengingat berdasarkan data Balai Besar Sumberdaya Lahan Pertanian (BBSDLP) 2018, setidaknya 70% dari 8 juta hektare lahan sawah di Indonesia kurang sehat. Artinya, sekitar 5 juta hektare lahan sawah memiliki kandungan bahan organik yang rendah.( )
Kondisi ini disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah penggunaan pupuk anorganik dan pestisida yang berlebihan dalam jangka panjang yang menyebabkan kandungan bahan organik dalam tanah terdekomposisi dan semakin sedikit.
"Untuk itu melalui kegiatan ini, kami juga ingin meningkatkan kesadaran petani tentang pentingnya penggunaan pupuk organik, dalam hal ini adalah Phonska Oca," ujar Digna.
Phonska Oca merupakan gabungan antara pupuk majemuk NPK dan pupuk organik dalam bentuk cair, dengan kandungan C-Organik minimal 6%, unsur hara makro Nitrogen (N), Fosfor (P), Kalium (K), dan diperkaya unsur mikro serta mikroba yang sangat bermanfaat untuk tanaman.
Dengan demikian, Phonska OCA dapat menjadi solusi praktis bagi petani. Kandungan pupuk majemuk berfungsi untuk meningkatkan produktivitas tanaman dan pupuk organik dapat memperbaiki kandungan hara pada tanah.
Phonska Oca telah melewati uji laboratorium di lembaga penelitian dan uji coba aplikasi di berbagai daerah. Selain tanaman padi, Phonska Oca juga dapat digunakan pada tanaman hortikultura. "Berdasarkan hasil uji coba di berbagai daerah, Phonska Oca terbukti mampu mendongkrak produktivitas tanaman hortikultura hingga 61%," kata Digna.
Uji coba pada tanaman bawang merah di Desa Dadaprejo, Kecamatan Junrejo, Kota Batu, Jatim, aplikasi Phonska Oca mampu meningkatkan produktivitas sebesar 53,51% (dengan total panen 22,01 ton/ha), pada kentang di Kecamatan Bumiaji, Kota Batu juga meningkatkan produktivitas hingga 25,37% (16,11 ton/ha).
Sedangkan produktivitas cabai di Desa Kendalpayak, Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang terdongkrak sampai 61,83% (8,84 ton/ha), dan uji coba pada tanaman kedelai di Desa Dadaprejo, Kecamatan Junrejo, Kota Batu sukses meningkatkan produktivitasnya sebesar 13,79% (0,99 ton/ha).
Terpisah, Direktur Utama Petrokimia Gresik, Rahmad Pribadi mengajak kepada seluruh petani di Indonesia untuk menerapkan pemupukan berimbang, yaitu perpaduan pupuk organik dan anorganik sesuai dosis yang dianjurkan. Tujuannya agar produktivitas pertanian dapat meningkat dan kelestarian alam tetap terjaga.
"Kami mengajak berbagai pihak untuk bersama-sama mendorong penerapan pupuk organik dan pemupukan berimbang demi keberlanjutan pertanian," kata Rahmad.
Digna menyatakan kegiatan ini merupakan upaya perusahaan untuk memperkuat sektor produksi pertanian dalam negeri di tengah wabah COVID-19. Intensifikasi pertanian menjadi salah satu strategi untuk menggenjot produktivitas tanaman pangan di tengah ancaman krisis pangan.
Dalam kegiatan ini, Petrokimia Gresik, perusahaan solusi agroindustri anggota holding Pupuk Indonesia, juga menghadirkan klinik pertanian, yakni melalui Mobil Uji Tanah untuk konsultasi pemupukan dan anak perusahaan (Petrokimia Kayaku dan Petrosida Gresik) untuk pengendalian hama. Sehingga pengawalan Petrokimia Gresik menjadi lengkap, mulai dari kawalan teknis pemupukan hingga pengendalian hama. ( )
"Kegiatan ini kami laksanakan secara beruntun di enam kabupaten di Jawa Timur dan Jawa Tengah, dan tidak menutup kemungkinan untuk dilakukan sosialisai dan edukasi serupa di berbagai daerah lainnya," kata Digna.
Adapun kabupaten yang menjadi lokasi pelaksanaan kegiatan ini adalah Banyuwangi (22/7/2020), Lumajang (24/7/2020), Bondowoso (28/7/2020), Bojonegoro (3/8/2020), Sragen (5/8/2020) dan Banjarnegara (10/8/2020).
Sementara penggunaan pupuk Phonska Oca, lanjut Digna, merupakan upaya Petrokimia Gresik untuk mewujudkan pertanian berkelanjutan melalui peningkatan produktivitas tanaman sekaligus perbaikan kondisi tanah. Hal ini sangat penting mengingat berdasarkan data Balai Besar Sumberdaya Lahan Pertanian (BBSDLP) 2018, setidaknya 70% dari 8 juta hektare lahan sawah di Indonesia kurang sehat. Artinya, sekitar 5 juta hektare lahan sawah memiliki kandungan bahan organik yang rendah.( )
Kondisi ini disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah penggunaan pupuk anorganik dan pestisida yang berlebihan dalam jangka panjang yang menyebabkan kandungan bahan organik dalam tanah terdekomposisi dan semakin sedikit.
"Untuk itu melalui kegiatan ini, kami juga ingin meningkatkan kesadaran petani tentang pentingnya penggunaan pupuk organik, dalam hal ini adalah Phonska Oca," ujar Digna.
Phonska Oca merupakan gabungan antara pupuk majemuk NPK dan pupuk organik dalam bentuk cair, dengan kandungan C-Organik minimal 6%, unsur hara makro Nitrogen (N), Fosfor (P), Kalium (K), dan diperkaya unsur mikro serta mikroba yang sangat bermanfaat untuk tanaman.
Dengan demikian, Phonska OCA dapat menjadi solusi praktis bagi petani. Kandungan pupuk majemuk berfungsi untuk meningkatkan produktivitas tanaman dan pupuk organik dapat memperbaiki kandungan hara pada tanah.
Phonska Oca telah melewati uji laboratorium di lembaga penelitian dan uji coba aplikasi di berbagai daerah. Selain tanaman padi, Phonska Oca juga dapat digunakan pada tanaman hortikultura. "Berdasarkan hasil uji coba di berbagai daerah, Phonska Oca terbukti mampu mendongkrak produktivitas tanaman hortikultura hingga 61%," kata Digna.
Uji coba pada tanaman bawang merah di Desa Dadaprejo, Kecamatan Junrejo, Kota Batu, Jatim, aplikasi Phonska Oca mampu meningkatkan produktivitas sebesar 53,51% (dengan total panen 22,01 ton/ha), pada kentang di Kecamatan Bumiaji, Kota Batu juga meningkatkan produktivitas hingga 25,37% (16,11 ton/ha).
Sedangkan produktivitas cabai di Desa Kendalpayak, Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang terdongkrak sampai 61,83% (8,84 ton/ha), dan uji coba pada tanaman kedelai di Desa Dadaprejo, Kecamatan Junrejo, Kota Batu sukses meningkatkan produktivitasnya sebesar 13,79% (0,99 ton/ha).
Terpisah, Direktur Utama Petrokimia Gresik, Rahmad Pribadi mengajak kepada seluruh petani di Indonesia untuk menerapkan pemupukan berimbang, yaitu perpaduan pupuk organik dan anorganik sesuai dosis yang dianjurkan. Tujuannya agar produktivitas pertanian dapat meningkat dan kelestarian alam tetap terjaga.
"Kami mengajak berbagai pihak untuk bersama-sama mendorong penerapan pupuk organik dan pemupukan berimbang demi keberlanjutan pertanian," kata Rahmad.
(abd)