Anies dan Koalisi Perubahan Kumpul Sikapi Jokowi yang Akan Cawe-cawe di Pilpres 2024
loading...
A
A
A
JAKARTA - Bakal calon presiden (capres) Anies Baswedan dan Koalisi Perubahan untuk Persatuan dijadwalkan bertemu di Sekretariat Perubahan, Jalan Brawijaya X, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (30/5/2023). Pertemuan ini untuk merespons Presiden Jokowi yang secara terbuka akan cawe-cawe dalam Pilpres 2024.
Sebelum pertemuan di Sekretariat Perubahan, Tim Kecil, anggota parpol koalisi, telah bertemu dengan perwakilan Anies, Sudirman Said di Kantor DPP Partai Nasdem.
"Memang tadi ada terlihat Tim Kecil itu komplet ya, wakil tiga partai bersama wakilnya Pak Anies, Sudirman Said, sampai sekarang masih rapat, biasanya membahas isu-isu aktual, termasuk yang pernyataan presiden tadi malam, itu bagian dari pembahasan," kata Plt Sekjen Partai Nasdem Hermawi Taslim saat ditemui di Kantor DPP Nasdem, Gondangdia, Jakarta, Selasa (30/5/2023).
Menurutnya, pertemuan Tim Kecil rutin dilakukan setiap dua minggu sekali untuk bertukar pikiran dan menyamakan pemahaman. Khusus hari ini, kata Hermawi, rapat digelar sebelum konferensi pers di Sekretariat Perubahan, Jalan Brawijaya X dan pernyataan Jokowi menjadi salah satu pembahasan.
"Jadi sekarang sedang berlangsung pertemuan intensif, tukar pikiran, yang sebenarnya setiap dua minggu sekali itu selalu dilakukan, bergiliran di kantor-kantor partai, dan itu bagian dari membangun kesepemahaman kita," katanya.
"Nah termasuk pernyataan presiden kemarin 'saya tidak akan netral, saya akan ikut cawe cawe'. Saya kira itu pasti menjadi bagian pembahasan yang sekarang sedang berlangsung," katanya.
Adapun konferensi pers di Sekretariat Perubahan dijadwalkan berlangsung pada 12.00 WIB tapi diundur hingga pukul 15.00 WIB, karena rapat internal masih digelar. "Jadi untuk kompletnya lagi dilakukan pembahasan oleh tim bersama Pak Anies. Saya juga tidak tahu bagaimana formasi konferensi persnya, itu nanti di Brawijaya jam 3 (sore)," katanya.
Untuk diketahui, Presiden Jokowi menginginkan pemimpin setelahnya memiliki nyali dan berani dalam mengambil tindakan untuk mengahadapi situasi global ke depan. Hal itu disampaikan Jokowi saat bertemu dengan para Pemimpin Redaksi (Pemred) media massa dan kreator konten di Istana Kepresidenan, Senin (29/5/2023).
"Ke depan Indonesia butuh pemimpin yang bernyali, yang berani," kata kata Jokowi ditirukan Direktur Pemberitaan MNC Group Prabu Revolusi yang hadir dalam pertemuan di Istana.
Presiden, kata Prabu, mengatakan, tekanan global menjadi tantangan bagi Indonesia, salah satunya terkait dengan proses hilirasi industri yang dijalankan Indonesia. Menurut Presiden, kebijakan hilirisasi menghadirkan tekanan untuk Indonesia. Namun, Presiden optimistis terus mendorong agar hilirisasi dapat terus berjalan karena memiliki banyak nilai tambah.
"Situasi global berat buat negara-negara di dunia termasuk Indonesia. Kemudian beberapa kebijakan seperti hilirisasi nikel banyak mendapatkan tantangan dari beberapa negara maju," kata Prabu.
Karena itu, Jokowi memastikan akan turun tangan langsung atau cawe-cawe demi keberlanjutan pembangunan di Indonesia ke depan. Dengan cawe-cawe tersebut, maka Presiden dapat ikut serta mengawal kebijakan-kebijakan strategis seperti pembangunan IKN, hilirisasi, transisi energi bersih yang telah dilakukan pada masa kepemimpinannya.
Selain itu, Presiden mengatakan, cawe-cawe yang dilakukannya juga untuk memastikan Pemilu serentak 2024 dapat berlangsung secara demokratis, jujur, dan adil. Jokowi juga ingin memastikan agar pemilu dapat terselenggara dengan baik dan aman, tanpa meninggalkan polarisasi atau konflik sosial di masyarakat.
"Untuk memastikan agar pemilu bisa berjalan baik, terselenggara dengan baik, dan agar masyarakat juga bisa mendapatkan informasi yang sebaik-baiknya terkait dengan kepemimpinan yang akan datang," kata Prabu mengutip pernyataan Presiden.
Sebelum pertemuan di Sekretariat Perubahan, Tim Kecil, anggota parpol koalisi, telah bertemu dengan perwakilan Anies, Sudirman Said di Kantor DPP Partai Nasdem.
"Memang tadi ada terlihat Tim Kecil itu komplet ya, wakil tiga partai bersama wakilnya Pak Anies, Sudirman Said, sampai sekarang masih rapat, biasanya membahas isu-isu aktual, termasuk yang pernyataan presiden tadi malam, itu bagian dari pembahasan," kata Plt Sekjen Partai Nasdem Hermawi Taslim saat ditemui di Kantor DPP Nasdem, Gondangdia, Jakarta, Selasa (30/5/2023).
Menurutnya, pertemuan Tim Kecil rutin dilakukan setiap dua minggu sekali untuk bertukar pikiran dan menyamakan pemahaman. Khusus hari ini, kata Hermawi, rapat digelar sebelum konferensi pers di Sekretariat Perubahan, Jalan Brawijaya X dan pernyataan Jokowi menjadi salah satu pembahasan.
"Jadi sekarang sedang berlangsung pertemuan intensif, tukar pikiran, yang sebenarnya setiap dua minggu sekali itu selalu dilakukan, bergiliran di kantor-kantor partai, dan itu bagian dari membangun kesepemahaman kita," katanya.
"Nah termasuk pernyataan presiden kemarin 'saya tidak akan netral, saya akan ikut cawe cawe'. Saya kira itu pasti menjadi bagian pembahasan yang sekarang sedang berlangsung," katanya.
Adapun konferensi pers di Sekretariat Perubahan dijadwalkan berlangsung pada 12.00 WIB tapi diundur hingga pukul 15.00 WIB, karena rapat internal masih digelar. "Jadi untuk kompletnya lagi dilakukan pembahasan oleh tim bersama Pak Anies. Saya juga tidak tahu bagaimana formasi konferensi persnya, itu nanti di Brawijaya jam 3 (sore)," katanya.
Untuk diketahui, Presiden Jokowi menginginkan pemimpin setelahnya memiliki nyali dan berani dalam mengambil tindakan untuk mengahadapi situasi global ke depan. Hal itu disampaikan Jokowi saat bertemu dengan para Pemimpin Redaksi (Pemred) media massa dan kreator konten di Istana Kepresidenan, Senin (29/5/2023).
"Ke depan Indonesia butuh pemimpin yang bernyali, yang berani," kata kata Jokowi ditirukan Direktur Pemberitaan MNC Group Prabu Revolusi yang hadir dalam pertemuan di Istana.
Presiden, kata Prabu, mengatakan, tekanan global menjadi tantangan bagi Indonesia, salah satunya terkait dengan proses hilirasi industri yang dijalankan Indonesia. Menurut Presiden, kebijakan hilirisasi menghadirkan tekanan untuk Indonesia. Namun, Presiden optimistis terus mendorong agar hilirisasi dapat terus berjalan karena memiliki banyak nilai tambah.
"Situasi global berat buat negara-negara di dunia termasuk Indonesia. Kemudian beberapa kebijakan seperti hilirisasi nikel banyak mendapatkan tantangan dari beberapa negara maju," kata Prabu.
Karena itu, Jokowi memastikan akan turun tangan langsung atau cawe-cawe demi keberlanjutan pembangunan di Indonesia ke depan. Dengan cawe-cawe tersebut, maka Presiden dapat ikut serta mengawal kebijakan-kebijakan strategis seperti pembangunan IKN, hilirisasi, transisi energi bersih yang telah dilakukan pada masa kepemimpinannya.
Selain itu, Presiden mengatakan, cawe-cawe yang dilakukannya juga untuk memastikan Pemilu serentak 2024 dapat berlangsung secara demokratis, jujur, dan adil. Jokowi juga ingin memastikan agar pemilu dapat terselenggara dengan baik dan aman, tanpa meninggalkan polarisasi atau konflik sosial di masyarakat.
"Untuk memastikan agar pemilu bisa berjalan baik, terselenggara dengan baik, dan agar masyarakat juga bisa mendapatkan informasi yang sebaik-baiknya terkait dengan kepemimpinan yang akan datang," kata Prabu mengutip pernyataan Presiden.
(abd)