Survei Polmatrix, Elektabilitas Gerindra Tempel Ketat PDIP dan Nasdem Anjlok

Sabtu, 20 Mei 2023 - 11:30 WIB
loading...
Survei Polmatrix, Elektabilitas...
Elektabilitas Partai Gerindra yang dipimpin Prabowo Subianto mengalami peningkatan signifikan hingga berpeluang mengejar keunggulan PDIP. Foto/MNC Media
A A A
JAKARTA - Elektabilitas Partai Gerindra mengalami peningkatan signifikan hingga berpeluang mengejar keunggulan PDIP . Hal ini terjadi dalam kurun lima bulan terakhir.

Seperti terungkap dalam data survei Polmatrix Indonesia yang menunjukkan elektabilitas Gerindra mencapai 15,1%, mendekati PDIP sebesar 16,0%.



PDIP yang mendapat tekanan publik usai batalnya Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U20 belum pulih kembali. Elektabilitas PDIP cenderung stagnan, meskipun telah mempercepat deklarasi Ganjar Pranowo sebagai capres.

Praktis dua kekuatan politik kini tengah berhadap-hadapan, antara PDIP yang mengusung Ganjar dengan Gerindra pengusung Prabowo Subianto. Nasdem yang mengusung Anies Baswedan masih jauh di bawah dengan elektabilitas hanya sebesar 3,1%.

"Elektabilitas Gerindra menempel ketat PDIP, sedangkan Nasdem kembali amblas di bawah parliamentary threshold (PT)," ujar Direktur Eksekutif Polmatrix Indonesia Dendik Rulianto dalam rilisnya, Sabtu (20/5/2023).

Menurut Dendik, tensi politik yang meninggi beberapa waktu terakhir menciptakan dinamika elektoral baru. PDIP yang biasanya selalu unggul jauh di atas partai-partai lain kini harus menghitung cermat ancaman Gerindra yang selama ini berada pada peringkat kedua.

Persinggungan antara pemilu legislatif (pileg) dan pemilihan presiden (pilpres) semakin menemukan bentuknya. Identifikasi partai politik dengan calon presiden memberikan efek ekor jas (coattail effect) dalam hal sentimen positif maupun negatif.

"Ketika Ganjar menyuarakan penolakan kehadiran tim Israel pada Piala Dunia U20, publik menghukum dengan anjloknya elektabilitas PDIP," ucap Dendik.

Elektabilitas PDIP berpotensi terus menurun sehingga diputuskan untuk segera mencapreskan Ganjar. Strategi tersebut berhasil menahan tren pelemahan PDIP dan sedikit menghambat laju koalisi besar dengan poros Gerindra.

"Rencana partai-partai untuk bergabung guna mengimbangi poros PDIP tidak berjalan mulus," ungkap Dendik.

Golkar yang memimpin Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) tengah merapat ke poros Gerindra dan PKB yang tergabung dalam Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR). Elektabilitas Golkar bertengger pada peringkat ketiga sebesar 8,8%, sedangkan PKB 7,7%.

Sejumlah partai lainnya menyatakan keinginan bergabung dalam Koalisi Besar, di antaranya Partai Solidaritas Indonesia/PSI (5,8%). Lalu ada dua partai oposisi yang tergabung dalam Koalisi Perubahan, yaitu Demokrat (8,2%) dan PKS (4,5%).

"Belakangan koalisi pengusung Anies menghadapi tantangan terbesar dengan penangkapan Sekjen Nasdem Johnny G Plate dalam skandal korupsi di Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo)," jelas Dendik.

Dikhawatirkan kasus tersebut dapat menyeret pada anjloknya elektabilitas Nasdem maupun Anies, hingga mengancam rencana koalisi yang banyak beranggotakan oposisi tersebut.

"Menteri-menteri Nasdem juga terancam di-reshuffle dari kabinet Jokowi," tutup Dendik.



Partai-partai lainnya berada di bawah Nasdem, di antaranya dua partai anggota KIB yaitu PPP (2,7%) dan PAN (2,0%). PPP telah memutuskan bergabung dengan PDIP untuk mengusung Ganjar, sedangkan PAN masih menunggu pembahasan di internal partai.

Survei Polmatrix Indonesia dilakukan pada 5-12 Mei 2023 kepada 2.000 responden mewakili 34 provinsi. Metode survei adalah multistage random sampling (acak bertingkat) dengan margin of error survei sebesar ±2,2% dan pada tingkat kepercayaan 95%.
(kri)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1117 seconds (0.1#10.140)