Bus Santri Gontor Masuk Jurang di Sulteng, Perindo Usulkan Jalur Poboya Menjadi Jalan Tol

Sabtu, 06 Mei 2023 - 17:11 WIB
loading...
Bus Santri Gontor Masuk...
Ketua Bidang Organisasi dan Kaderisasi DPP Partai Perindo Yusuf Lakaseng mengusulkan Jalur Poboya menjadi jalan tol menyusul bus santri Gontor kecelakaan di di Jalur Kebon Kopi KM 4 antara Palu-Parigi Moutong, Sulawesi Tengah. FOTO/DOK.SINDOnews
A A A
JAKARTA - Ketua Bidang Organisasi dan Kaderisasi DPP Partai Perindo Yusuf Lakaseng menyoroti pentingnya jalur Poboya sebagai jalur alternatif Palu-Parigi Moutong untuk dioptimalkan pemerintah. Hal ini disampaikan Yusuf menyusul terjadinya kecelakaan yang menewaskan 3 orang dari rombongan santri Gontor Ponorogo, Jawa Timur yang akan mengabdi di Desa Tokorondo, Kecamatan Poso Pesisir, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah.

"Saya turut berduka cita. Saya doakan semoga yang wafat mati syahid, karena mereka guru-guru yang berniat memang untuk mengajar di Pondok Pesantren Gontor di Poso," kata Yusuf Lakaseng, Jumat (5/5/2023).

Yusuf yang merupakan warga asli sekitar tempat kejadian peristiwa pun menyebutkan, daerah tersebut merupakan jalur rawan kecelakaan, karena kondisi jalannya yang naik turun di perbukitan. Hal itu diperparah dengan kondisi geografis, kontur tanah jalur tersebut tidak padat, sehingga setiap tahunnya selalu ada perbaikan.

Baca Juga: Begini Kondisi Bus Santri yang Masuk Jurang di Parigi Moutong Sulteng, 3 OrangTewas
"Menurut saya, memang pemerintah perlu sudah mengambil solusi, karena banyak kecelakaan terjadi terus berulang dan jurangnya begitu dalam," kata Yusuf.

"Tanahnya memang labil, tidak pernah selesai seperti jadi proyek abadi, selalu ada saja yang dikerjakan, yang rusak, longsor, segala macam," imbuhnya.

Ia menjelaskan, Partai Perindo, yang dikenal sebagai partai yang peduli rakyat kecil, gigih memperjuangkan penciptaan lapangan kerja, dan Indonesia sejahtera, menilai ada jalur alternatif Palu-Parigi Moutong, yakni melalui Poboya yang bisa dioptimalkan pemerintah. Menurutnya, jalur tersebut cenderung lebih aman, karena jalan tidak naik turun dan mayoritas lurus.

"Dulu sempat ada kabar itu (Jalur Poboya) akan menjadi jalan tol, nah menurut saya itu akan menjadi alternatif. Jalan Kebun Kopi ditutup saja, karena sudah memakan banyak korban," ungkapnya.

Sementara itu, Ketua DPD Partai Perindo Kota Palu Andri Gultom menyoroti kecelakaan tersebut terkait kondisi bus yang tidak layak jalan. Seperti diketahui, polisi menyatakan kecelakaan tersebut disebabkan bus mengalami rem blong.

Untuk itu, Partai Perindo, yang ditetapkan KPU bernomor urut 16 pada kertas suara Pemilu 2024, meminta kepada pemerintah daerah setempat untuk memperketat pengawasan kendaraan pengangkut penumpang, khususnya PO bus. "Pemerintah harus mencabut izin operasional jika ada PO yang masih mengoperasikan kendaraan yang tidak layak, karena kejadian seperti ini berulang kali terjadi dan mengancam keselamatan jiwa masyarakat," kata Gultom.

Banyaknya kecelakaan yang terjadi, menurutnya, bukan sepenuhnya kesalahan dari supir melainkan pengawasan moda transportasi itu juga dinilai terlalu kendor. Ia berharap agar program penilaian risiko perjalanan (Risk Journey Assessment) perlu terus digalakkan ke pengusaha angkutan agar resiko kecelakaan dapat terhindarkan.

"Kita berharap agar Pemerintah memeriksa KIR mobil PO yang lewat di jalur kopi, yang tidak layak segera ditindak atau tidak diperbolehkan lewat, karena ini sangat rawan dan pemeriksaan KIR untuk PO harus tegas dan disiplin," katanya.

Seperti diketahui, nasib nahas menimpa rombongan santri Ponpes Gontor dalam perjalanan dari Palu menuju Parigi Moutong. Bus yang mereka naiki mengalami rem blong di Jalur Kebon Kopi KM 4. Kendaraan yang membawa puluhan santri menuju Ponpes Gontor di Poso ini masuk ke dalam jurang sedalam 30 meter pada Rabu (3/5/2023) sekitar pukul 22.55 WITA. Akibatnya, tiga orang tewas dan lainnya luka-luka.
(abd)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1587 seconds (0.1#10.140)