BMKG Ungkap 5 Faktor Pemicu Hujan yang Melanda Sebagian Wilayah Indonesia

Jum'at, 05 Mei 2023 - 04:24 WIB
loading...
BMKG Ungkap 5 Faktor Pemicu Hujan yang Melanda Sebagian Wilayah Indonesia
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) membeberkan lima faktor fenomena cuaca yang memicu hujan di sebagian wilayah Indonesia saat ini. Foto: SINDOOnews/Dok
A A A
JAKARTA - Hujan saat ini melanda sebagian wilayah Indonesia. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) membeberkan lima faktor fenomena cuaca yang memicu hujan tersebut.

Pertama, faktor outgoing longwave radiation (OLR), madden julian oscillation (MJO), dan aktivitas gelombang ekuator yang menunjukkan kecenderungan peningkatan aktivitas konvektif di sebagian besar wilayah Indonesia.

Kedua, Bibit Siklon Tropis 93W yang terpantau berada di laut Sulu Filipina dengan kecepatan angin maksimum 20 knot, dan tekanan udara minimum 1008,6 milibar. Bibit Siklon perlahan ke arah Barat Barat Laut dengan potensi menjadi siklon dalam 24 jam ke depan dalam kategori menengah.


"Sistem ini membentuk daerah perlambatan kecepatan angin atau konvergensi yang memanjang dari Kalimantan Utara hingga Laut Sulawesi dan dari Filipina hingga Laut Cina Selatan," ujar Prakirawan BMKG Rif'at Darajat dalam keterangannya, diterima Jumat (5/5/2023).

Ketiga, Bibit Siklon Tropis 95W terpantau berada di Samudra Pasifik Utara Papua dengan kecepatan angin maksimum 15 knot, dan tekanan udara minimum 1006,7 milibar.

"Bibit Siklon ini perlahan ke arah Barat Laut dengan potensi menjadi siklon dalam 24 jam ke depan berada dalam kategori rendah. Sistem ini membentuk daerah lawan dan kecepatan angin atau konvergensi yang memanjang di Samudra Pasifik Ttimur Laut Papua," ungkap Rif'at.

Keempat, kata Rif'at, adanya konvergensi yang terpantau di Samudra Hindia Barat Daya Lampung, Sulawesi Barat, dan Laut Arafuru yang membentuk daerah pertemuan. Perlambatan kecepatan angin atau konvergensi yang memanjang dari Samudra Hindia Barat Bengkulu hingga Pesisir Barat Bengkulu, dari Selat Makassar hingga Sulawesi Barat, dan dari Papua bagian tengah hingga Papua Selatan.



"Daerah konvergensi lain juga terpantau memanjang dari Samudra Hindia Aceh, dari Serawak hingga Kalimantan Utara, dari Jawa Timur hingga Pesisir Selatan Jawa Barat, dari Laut Banda hingga Laut Flores dan Laut Seram hingga Papua Barat," katanya.

Kemudian daerah pertemuan angin atau konvensi di Samudra Hindia Selatan, Nusa Tenggara Timur hingga Jawa, dari Laut Arafuru hingga Laut Aru, Selat Karimata hingga Laut Cina Selatan, dan Laut Sulawesi hingga Pulau Halmahera.

Fenomena kelima, labilitas lokal kuat yang mendukung proses konvektif pada skala lokal yang terdapat di wilayah Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan, Lampung, dan Banten.

"Kemudian di Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, Gorontalo, Sulawesi Utara, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat, serta Papua," pungkas Rif'at.
(thm)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1324 seconds (0.1#10.140)