PPP Belum Umumkan Cawapres Pendamping Ganjar, Pengamat: Jaga Kekompakan dengan PDIP
loading...
A
A
A
JAKARTA - Partai Persatuan Pembangunan ( PPP ) mengusung kader PDIP Ganjar Pranowo sebagai Calon Presiden (Capres) 2024. Namun, partai yang dipimpin Muhamad Mardiono itu belum mengumumkan calon pendamping Ganjar di Pilpres 2024 .
Menurut pengamat politik dari Universitas Nasional (Unas) Robi Nurhadi, langkah PPP yang tak mengumumkan cawapres pendamping Ganjar itu karena tak mau dianggap melangkahi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).
"Sepertinya PPP ingin menjaga kekompakan dengan PDIP yang sampai sekarang belum mengumumkan cawapres pendamping Ganjar," ujar Robi kepada SINDOnews, Kamis (27/4/2023).
Diketahui, Ketua Umum Megawati Soekarnoputri mengumumkan Ganjar Pranowo yang saat ini merupakan Gubernur Jawa Tengah ditingkatkan penugasannya sebagai petugas partai untuk menjadi Calon Presiden RI 2024-2029. Pengumuman itu disampaikan Megawati di Istana Batu Tulis, Bogor, Jawa Barat, Jumat (21/4/2023).
Namun, hingga PDIP belum mengumumkan nama cawapres pendamping Ganjar. Diduga PDIP masih akan fokus untuk mengajak parpol lainnya berkoalisi, baru kemudian membahas secara bersama-sama nama cawapres pendamping Ganjar.
"Soal siapa cawapresnya Ganjar, saya kira terjadi nego yang melibatkan PPP dan pihak lainnya. Ya, kemungkinan sekarang masih nego, hehe," kata Robi yang juga Dosen FISIP Unas ini.
Sebelumnya, Ketua Majelis Pertimbangan PPP M Romahurmuziy mengatakan, nama-nama cawapres pendamping Ganjar harus memenuhi tiga kriteria. Pertama, memiliki modal sosial yang cukup. Kedua, memiliki sejarah dan rekam jejak yang memadai untuk mendampingi Ganjar. Ketiga, sudah dikenal oleh publik atau memiliki elektabilitas yang cukup.
Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan, pihaknya akan melihat rekam jejak figur yang akan diusung sebagai cawapres pendamping Ganjar Pranowo. "Kalau sekali lagi kita lihat dari pengalaman-pengalaman yang lalu," kata Hasto di Kantor DPP PDIP, Jakarta Pusat, Kamis (27/4/2023).
Hasto pun menyinggung kecocokan antara pemimpin Indonesia terdahulu, salah satunya Soekarno dengan Mohammad Hatta. Menurutnya, pasangan itu cocok satu sama lain hingga disebut dwi tunggal.
"Ya, ini, kan, kita sudah berpengalaman hidup berbangsa dan bernegara, zaman Bung Karno (Soekarno) dahulu dengan Bung Hatta merupakan Dwi Tunggal yang tidak tergantikan kemudian kita melihat bagaimana kesesusaian, chemistry tadi saling melengkapi," ucap Hasto.
Hasto juga menyinggung kecocokan antara Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri dengan Hamzah Haz. Saat itu, kata Hasto, Mega sempat berbicara bahwa presiden dan wakil presiden itu merupakan suatu kesatuan.
"Ketika Bu Megawati dalam tanda petik saat itu dijodohkan oleh MPR untuk bertemu dengan Pak Hamzah Haz dan Pak Hamzah dari PPP menjadi Wapres RI dari Bu Megawati, saat itu Ibu Megawati jelas-jelas bicara dengan beliau bahwa presiden dan wakil presiden itu satu kesatuan kepemimpinan. Jika salah satu batuk yang lain ikut batuk," ucap Hasto.
Menurut pengamat politik dari Universitas Nasional (Unas) Robi Nurhadi, langkah PPP yang tak mengumumkan cawapres pendamping Ganjar itu karena tak mau dianggap melangkahi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).
"Sepertinya PPP ingin menjaga kekompakan dengan PDIP yang sampai sekarang belum mengumumkan cawapres pendamping Ganjar," ujar Robi kepada SINDOnews, Kamis (27/4/2023).
Diketahui, Ketua Umum Megawati Soekarnoputri mengumumkan Ganjar Pranowo yang saat ini merupakan Gubernur Jawa Tengah ditingkatkan penugasannya sebagai petugas partai untuk menjadi Calon Presiden RI 2024-2029. Pengumuman itu disampaikan Megawati di Istana Batu Tulis, Bogor, Jawa Barat, Jumat (21/4/2023).
Namun, hingga PDIP belum mengumumkan nama cawapres pendamping Ganjar. Diduga PDIP masih akan fokus untuk mengajak parpol lainnya berkoalisi, baru kemudian membahas secara bersama-sama nama cawapres pendamping Ganjar.
"Soal siapa cawapresnya Ganjar, saya kira terjadi nego yang melibatkan PPP dan pihak lainnya. Ya, kemungkinan sekarang masih nego, hehe," kata Robi yang juga Dosen FISIP Unas ini.
Sebelumnya, Ketua Majelis Pertimbangan PPP M Romahurmuziy mengatakan, nama-nama cawapres pendamping Ganjar harus memenuhi tiga kriteria. Pertama, memiliki modal sosial yang cukup. Kedua, memiliki sejarah dan rekam jejak yang memadai untuk mendampingi Ganjar. Ketiga, sudah dikenal oleh publik atau memiliki elektabilitas yang cukup.
Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan, pihaknya akan melihat rekam jejak figur yang akan diusung sebagai cawapres pendamping Ganjar Pranowo. "Kalau sekali lagi kita lihat dari pengalaman-pengalaman yang lalu," kata Hasto di Kantor DPP PDIP, Jakarta Pusat, Kamis (27/4/2023).
Hasto pun menyinggung kecocokan antara pemimpin Indonesia terdahulu, salah satunya Soekarno dengan Mohammad Hatta. Menurutnya, pasangan itu cocok satu sama lain hingga disebut dwi tunggal.
"Ya, ini, kan, kita sudah berpengalaman hidup berbangsa dan bernegara, zaman Bung Karno (Soekarno) dahulu dengan Bung Hatta merupakan Dwi Tunggal yang tidak tergantikan kemudian kita melihat bagaimana kesesusaian, chemistry tadi saling melengkapi," ucap Hasto.
Hasto juga menyinggung kecocokan antara Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri dengan Hamzah Haz. Saat itu, kata Hasto, Mega sempat berbicara bahwa presiden dan wakil presiden itu merupakan suatu kesatuan.
"Ketika Bu Megawati dalam tanda petik saat itu dijodohkan oleh MPR untuk bertemu dengan Pak Hamzah Haz dan Pak Hamzah dari PPP menjadi Wapres RI dari Bu Megawati, saat itu Ibu Megawati jelas-jelas bicara dengan beliau bahwa presiden dan wakil presiden itu satu kesatuan kepemimpinan. Jika salah satu batuk yang lain ikut batuk," ucap Hasto.
(zik)