Wapres Ajak Maknai Idulfitri sebagai Momen Kebangkitan Diri
loading...
A
A
A
JAKARTA - Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin memaknai perayaan Idulfitri tidak hanya sebagai waktu dimana umat Islam kembali menjadi fitri (suci) setelah segala dosa dan keburukannya dibersihkan selama Ramadan. Namun, Wapres juga memaknai Idulfitri sebagai momen kebangkitan diri.
“Sebenarnya kembali ke fitri itu, seperti kita kembali dilahirkan oleh ibu kita, artinya kita itu dibersihkan lagi dari berbagai hal yang tidak baik selama ini, diputihkan, sehingga kita menjadi manusia baru dengan semangat baru, dengan keinginan yang baru,” ujar Wapres dalam keterangan resminya, Minggu (23/4/2023).
Oleh karena itu, lanjut Wapres, dengan semangat baru yang dimiliki umat Islam pada hari Idulfitri maka akan menjadi pemicu kebangkitan diri dalam menyongsong masa depan yang lebih baik.
“Itu bisa dijadikan sebagai start atau (waktu) memulai untuk melakukan langkah-langkah baru yang lebih baik lagi,” jelasnya.
Kebangkitan tersebut, tutur Wapres, dapat diaplikasikan dalam semua bidang kehidupan. Sehingga menurutnya, hari Lebaran bukan hanya tentang baju baru, rumah baru, atau kendaraan baru tetapi lebih kepada semangat baru untuk melakukan perubahan ke arah yang lebih baik.
“Semangat yang baru, lebih bisa diartikan sebagai aktivitas yang baru,” tegasnya.
Untuk itu, Wapres menambahkan momen Lebaran dapat didorong misalnya untuk lebih giat dalam bekerja, berusaha, dan juga membantu masyarakat. Termasuk mengembangkan ekonomi masyarakat dengan meningkatkan UMKM.
“Nah ini saya kira yang mestinya (dilakukan) bukan sekadar (memiliki barang-barang baru). Artinya, jangan bersukaria saja (yang) tidak memberi dampak pada peningkatan kualitas kita,” pesannya.
“Sebenarnya kembali ke fitri itu, seperti kita kembali dilahirkan oleh ibu kita, artinya kita itu dibersihkan lagi dari berbagai hal yang tidak baik selama ini, diputihkan, sehingga kita menjadi manusia baru dengan semangat baru, dengan keinginan yang baru,” ujar Wapres dalam keterangan resminya, Minggu (23/4/2023).
Oleh karena itu, lanjut Wapres, dengan semangat baru yang dimiliki umat Islam pada hari Idulfitri maka akan menjadi pemicu kebangkitan diri dalam menyongsong masa depan yang lebih baik.
“Itu bisa dijadikan sebagai start atau (waktu) memulai untuk melakukan langkah-langkah baru yang lebih baik lagi,” jelasnya.
Kebangkitan tersebut, tutur Wapres, dapat diaplikasikan dalam semua bidang kehidupan. Sehingga menurutnya, hari Lebaran bukan hanya tentang baju baru, rumah baru, atau kendaraan baru tetapi lebih kepada semangat baru untuk melakukan perubahan ke arah yang lebih baik.
“Semangat yang baru, lebih bisa diartikan sebagai aktivitas yang baru,” tegasnya.
Untuk itu, Wapres menambahkan momen Lebaran dapat didorong misalnya untuk lebih giat dalam bekerja, berusaha, dan juga membantu masyarakat. Termasuk mengembangkan ekonomi masyarakat dengan meningkatkan UMKM.
“Nah ini saya kira yang mestinya (dilakukan) bukan sekadar (memiliki barang-barang baru). Artinya, jangan bersukaria saja (yang) tidak memberi dampak pada peningkatan kualitas kita,” pesannya.
(kri)