Head to Head Anies Vs Ganjar, Siapa Lebih Kuat?
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pilpres 2024 telah memunculkan dua nama yang telah resmi diusung sebagai Capres 2024. Dua nama tersebut adalah Anies Rasyid Baswedan dan Ganjar Pranowo .
Anies Baswedan sudah resmi diusung sebagai Capres 2024 oleh Koalisi Perubahan untuk Persatuan. Koalisi ini terdiri dari tiga partai politik (parpol) yakni, Partai Nasdem, Partai Demokrat, dan PKS.
Sedangkan Ganjar Pranowo resmi diusung oleh PDIP. Partai dengan Ketua Umum Megawati Soekarnoputri ini bisa mengusung langsung capresnya, karena perolehan suara PDIP pada 2019 lalu memenuhi ambang batas untuk pencapresan.
Menilik dari sejumlah data yang dihimpun SINDOnews dari berbagai lembaga survei, Jumat (21/4/2023). Baik Anies maupun Ganjar, keduanya kerap bersaing di tiga besar teratas sebagai Capres 2024 dengan elektabilitas tertinggi bersama Prabowo Subianto.
Survei lembaga Indikator Politik Indonesia per tanggal 8-13 April 2023, menempatkan elektabilitas Ganjar di urutan kedua dengan perolehan suara 19,8 persen dan Anies Baswedan di urutan tiga dengan angka 15,9 persen. Sementara elektabilitas Prabowo di urutan satu dengan 22,2 persen.
Sementara data survei Politika Research and Consulting (PRC) per tanggal 1-18 April 2023, elektabilitas Anies dan Ganjar masih di bawah Prabowo. Dalam kategori simulasi 3 nama capres itu, elektabilitas Prabowo sebesar 35,6 persen disusul Ganjar dengan poin 29,4 persen kemudian Anies 25,2 persen.
Sedangkan data dari Lembaga Survei dan Polling Indonesia (SPIN) per tanggal 3-13 Februari 2023 di 34 Provinsi Indonesia. Elektabilitas Ketua Umum DPP Partai Gerindra Prabowo Subianto 33 persen. Kemudian, disusul oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo 20,6 persen dan mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebesar 20 persen.
Adapun data dari Lembaga Survei Indonesia (LSI) yang dilakukan pada 31 Maret-4 April 2023 menyebutkan bahwa, Prabowo paling banyak dipilih sekitar 30,3 persen, disusul Ganjar dengan 26,9 persen, dan Anies 25,3 persen.
Berkaca dari sejumlah survei di atas kekuatan antara Anies dan Ganjar tidak terlampau jauh. Sehingga masih memungkinkan untuk adanya perubahan.
Sementara jika dianalisa dari parpol, Anies diusung oleh tiga parpol. Nasdem 10,2 persen atau 59 kursi DPR, Demokrat 9,4 persen setara dengan 54 kursi, dan PKS 8,7 persen atau 50 kursi. Sehingga, total dari gabungan ketiga parpol itu sebanyak 163 kursi atau 28,3 persen.
Sedangkan PDIP dengan perolehan suara 19,33 persen suara di Pileg 2019. Angka itu dikonversikan menjadi 128 kursi DPR. Dengan perolehan ini, PDIP memenuhi ambang batas pencalonan presiden yang memiliki sedikitnya 20 persen kursi dari jumlah total kursi di DPR.
Jika melihat dari sisi parpol, koalisi Anies dinilai lebih memiliki keunggulan karena karakteristik tiga parpol, yakni Nasdem, Demokrat, dan PKS, masing-masing memiliki kekhasannya tersendiri. Ketiganya punya mesin parpol yang cukup bisa diperhitungkan.
Sedangkan PDIP hanya berkutat pada satu partai saja, tapi PDIP dianggap memiliki jaringan bawah yang cukup militan. Namun dalam perjalanannya nanti, apakah PDIP akan membuka keran koalisi atau hanya pemain tunggal di Pilpres 2024. Hal ini masih menjadi pertanyaan sebelum pendaftaran resmi ke Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Selain itu keberadaan calon wakil presiden (Cawapres) 2024, bisa jadi penentu naiknya elektabilitas Anies dan Ganjar. Ada sejumlah nama yang mencuat dan cukup memiliki elektabilitas mumpuni.
Di antara nama-nama para cawapres tersebut, ada Ketua Umum DPP Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono, politikus Gerindra Sandiaga Salahuddin Uno, Menteri BUMN Erick Thohir, Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto, Menko Polhukam Mahfud MD, dan lainnya.
Menarik untuk disimak, head to head antara Anies dan Ganjar ini. Siapa yang akan lebih kuat dan masuk final di perhelatan Pilpres 2024 nanti. Kita tunggu saja, tanggal-tanggal penetapannya. Semoga Pilpres 2024 ini akan membawa perubahan dan tetap bersatu meski berbeda pilihan.
Anies Baswedan sudah resmi diusung sebagai Capres 2024 oleh Koalisi Perubahan untuk Persatuan. Koalisi ini terdiri dari tiga partai politik (parpol) yakni, Partai Nasdem, Partai Demokrat, dan PKS.
Sedangkan Ganjar Pranowo resmi diusung oleh PDIP. Partai dengan Ketua Umum Megawati Soekarnoputri ini bisa mengusung langsung capresnya, karena perolehan suara PDIP pada 2019 lalu memenuhi ambang batas untuk pencapresan.
Menilik dari sejumlah data yang dihimpun SINDOnews dari berbagai lembaga survei, Jumat (21/4/2023). Baik Anies maupun Ganjar, keduanya kerap bersaing di tiga besar teratas sebagai Capres 2024 dengan elektabilitas tertinggi bersama Prabowo Subianto.
1. Data Lembaga Survei
Survei lembaga Indikator Politik Indonesia per tanggal 8-13 April 2023, menempatkan elektabilitas Ganjar di urutan kedua dengan perolehan suara 19,8 persen dan Anies Baswedan di urutan tiga dengan angka 15,9 persen. Sementara elektabilitas Prabowo di urutan satu dengan 22,2 persen.
Sementara data survei Politika Research and Consulting (PRC) per tanggal 1-18 April 2023, elektabilitas Anies dan Ganjar masih di bawah Prabowo. Dalam kategori simulasi 3 nama capres itu, elektabilitas Prabowo sebesar 35,6 persen disusul Ganjar dengan poin 29,4 persen kemudian Anies 25,2 persen.
Sedangkan data dari Lembaga Survei dan Polling Indonesia (SPIN) per tanggal 3-13 Februari 2023 di 34 Provinsi Indonesia. Elektabilitas Ketua Umum DPP Partai Gerindra Prabowo Subianto 33 persen. Kemudian, disusul oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo 20,6 persen dan mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebesar 20 persen.
Adapun data dari Lembaga Survei Indonesia (LSI) yang dilakukan pada 31 Maret-4 April 2023 menyebutkan bahwa, Prabowo paling banyak dipilih sekitar 30,3 persen, disusul Ganjar dengan 26,9 persen, dan Anies 25,3 persen.
Berkaca dari sejumlah survei di atas kekuatan antara Anies dan Ganjar tidak terlampau jauh. Sehingga masih memungkinkan untuk adanya perubahan.
2. Kekuatan Parpol
Sementara jika dianalisa dari parpol, Anies diusung oleh tiga parpol. Nasdem 10,2 persen atau 59 kursi DPR, Demokrat 9,4 persen setara dengan 54 kursi, dan PKS 8,7 persen atau 50 kursi. Sehingga, total dari gabungan ketiga parpol itu sebanyak 163 kursi atau 28,3 persen.
Sedangkan PDIP dengan perolehan suara 19,33 persen suara di Pileg 2019. Angka itu dikonversikan menjadi 128 kursi DPR. Dengan perolehan ini, PDIP memenuhi ambang batas pencalonan presiden yang memiliki sedikitnya 20 persen kursi dari jumlah total kursi di DPR.
Jika melihat dari sisi parpol, koalisi Anies dinilai lebih memiliki keunggulan karena karakteristik tiga parpol, yakni Nasdem, Demokrat, dan PKS, masing-masing memiliki kekhasannya tersendiri. Ketiganya punya mesin parpol yang cukup bisa diperhitungkan.
Sedangkan PDIP hanya berkutat pada satu partai saja, tapi PDIP dianggap memiliki jaringan bawah yang cukup militan. Namun dalam perjalanannya nanti, apakah PDIP akan membuka keran koalisi atau hanya pemain tunggal di Pilpres 2024. Hal ini masih menjadi pertanyaan sebelum pendaftaran resmi ke Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Selain itu keberadaan calon wakil presiden (Cawapres) 2024, bisa jadi penentu naiknya elektabilitas Anies dan Ganjar. Ada sejumlah nama yang mencuat dan cukup memiliki elektabilitas mumpuni.
Di antara nama-nama para cawapres tersebut, ada Ketua Umum DPP Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono, politikus Gerindra Sandiaga Salahuddin Uno, Menteri BUMN Erick Thohir, Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto, Menko Polhukam Mahfud MD, dan lainnya.
Menarik untuk disimak, head to head antara Anies dan Ganjar ini. Siapa yang akan lebih kuat dan masuk final di perhelatan Pilpres 2024 nanti. Kita tunggu saja, tanggal-tanggal penetapannya. Semoga Pilpres 2024 ini akan membawa perubahan dan tetap bersatu meski berbeda pilihan.
(maf)