Ekspedisi Jala Citra3 TNI AL Libatkan 22 Kampus, Sasar 'Laut Mati' Pulau Satonda
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pusat Hidro-Oseanografi TNI Angkatan Laut ( Pushidrosal ) memulai ekspedisi laut bertajuk Ekspedisi Jala Citra 3 - 2023 Flores. Tim ekspedisi yang dilepas dengan menggunakan armada alutsista KRI Spica-934 ini melibatkan 22 kampus yang akan bertugas selama 60 hari.
Komandan Pusat Hidro-Oseanografi TNI Angkatan Laut (Danpushidrosal) Laksamana Madya TNI Nurhidayat mengatakan tim ekspedisi bertugas melakukan penelitian kelautan di Laut Flores. Kampus yang dilibatkan di antaranya Universitas Padjadjaran, Universitas Indonesia, Universitas Pertahanan, Universitas Gajah Mada, Institut Teknologi Bandung, Institut Teknologi Sepuluh November, Institut Pertanian Bogor, Universitas Pattimura. Selain itu, Universitas Diponegoro, Universitas Sriwijaya, Universitas Udayana, Universitas Brawijaya, UHT, UPI, Umrah, STTAL, STMKG, Unila, Undhiksa, Untag, Unijoyo, Unirow.
Foto: MPI/Carlos Roy Fajarta
Kampus-kampus tersebut mengirimkan peneliti dengan bidang studi fakultas Hidrografi, Geologi, Meteo & Ose, Geofisika dan Geomagnetik, dan Geososial. Selain itu adapula sejumlah instansi yang turut serta dalam penelitian ekspedisi tersebut seperti Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN), Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Kementerian Kelautan Perikanan (KKP).
"Ekspedisi ini adalah ekspedisi yang dilaksanakan TNI AL ketiga. Kita mencoba menguak kehidupan di bawah laut di daerah timur khususnya di laut dalam," ujar Nurhidayat seusai melepas tim ekspedisi di Dermaga Kolinlamil, Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta Utara, Rabu (29/3/2023).
Ekspedisi terbagi ke dalam empat etape. Etape pertama fokus pada penelitian Hidrografi dan Oseanografi dengan melaksanakan tujuh utama kegiatan penelitian yakni: Pembangkitan Upwelling Ekstrim, Karakteristik Kelimpahan Spasial Bakterioplankton, Estimasi Energi Baru Terbarukan Ocean Thermal Energy Conversion, Karakteristik Oseanografi pada Zona Pariwisata di Perairan Sape, Dinamika nutrien di Laut Flores, Proses Fisika Dan Biogeokmia Laut Flores, serta Investigasi Gunung Bawah Laut Jersey.
Etape kedua fokus pada Penelitian Hidrografi, Geologi, Geofisika, Meteorologi, Oseanografi dan Geomagnet dengan rincian Karakterisasi Dan Identifikasi Migrasi Vertikal Plankton (Zooplankton), Karakteristik Kolom Perairan Flores.
Deteksi Keberadaan Mammalia Laut Untuk Pemetaan Sebaran Dalam Mendukung Informasi Oseanografi Taktis, Morfologi Bawah Laut Gunung Api Batutara, Pemetaan Dan Karakterisasi Fisik Jajaran Gunung api Pada Cekungan Wetar, Identifikasi Interaksi Laut Atmosfer Dalam Mendukung Gerhana Matahari, serta Korelasi Gerhana Matahari terhadap mamalia laut.
Pada etape ketiga berfokus pada penelitian Hidrografi dan Oseanografi dengan rincian Kandungan Logam Berat (Radium Dan Plumbum) dan Mikroplastik, Historical Upwelling Phenomena In Flores Sea Using emote Sensing Data, Dinamika Nutrien Dan Sistem Karbonat, Pemodelan Sebaran Pencemaran Sampah Mikroplastik, serta Karakterisasi Massa Air, Variasi Tekstural Sedimen, Dan Struktur Dasar Laut Di Laut Flores, Internal Wave di Perairan Flores.
Dalam etape keempat fokus pada Penelitian Hidrografi, Geomagnet dan Oseanografi dengan rincian Hubungan Keberadaan Ikan Terhadap Parameter Perairan Di Sekitar Gunung Bawah Laut
Studi Mikroba dan Plankton Laut Dalam pada Chlorophyll Maximum Layer (CML) dan Deep Scattering Layer (DSL), Estimasi Kelimpahan Plankton Berdasarkan Data Water Column Echosounder, Studi Magnetik dan Heat Flow untuk Identifikasi Geologi Bawah Permukaan Back Arc Basin Flores, Pemetaan Sedimen Dasar Laut Dengan Data Backscatter Multispectral.
Nurhidayat berharap pelaksanaan ekspedisi bawah laut tersebut dapat membantu masyarakat dan turut memetakan potensi maritim yang jauh lebih luas di perairan Indonesia.
Komandan Pusat Hidro-Oseanografi TNI Angkatan Laut (Danpushidrosal) Laksamana Madya TNI Nurhidayat mengatakan tim ekspedisi bertugas melakukan penelitian kelautan di Laut Flores. Kampus yang dilibatkan di antaranya Universitas Padjadjaran, Universitas Indonesia, Universitas Pertahanan, Universitas Gajah Mada, Institut Teknologi Bandung, Institut Teknologi Sepuluh November, Institut Pertanian Bogor, Universitas Pattimura. Selain itu, Universitas Diponegoro, Universitas Sriwijaya, Universitas Udayana, Universitas Brawijaya, UHT, UPI, Umrah, STTAL, STMKG, Unila, Undhiksa, Untag, Unijoyo, Unirow.
Foto: MPI/Carlos Roy Fajarta
Kampus-kampus tersebut mengirimkan peneliti dengan bidang studi fakultas Hidrografi, Geologi, Meteo & Ose, Geofisika dan Geomagnetik, dan Geososial. Selain itu adapula sejumlah instansi yang turut serta dalam penelitian ekspedisi tersebut seperti Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN), Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Kementerian Kelautan Perikanan (KKP).
"Ekspedisi ini adalah ekspedisi yang dilaksanakan TNI AL ketiga. Kita mencoba menguak kehidupan di bawah laut di daerah timur khususnya di laut dalam," ujar Nurhidayat seusai melepas tim ekspedisi di Dermaga Kolinlamil, Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta Utara, Rabu (29/3/2023).
Ekspedisi terbagi ke dalam empat etape. Etape pertama fokus pada penelitian Hidrografi dan Oseanografi dengan melaksanakan tujuh utama kegiatan penelitian yakni: Pembangkitan Upwelling Ekstrim, Karakteristik Kelimpahan Spasial Bakterioplankton, Estimasi Energi Baru Terbarukan Ocean Thermal Energy Conversion, Karakteristik Oseanografi pada Zona Pariwisata di Perairan Sape, Dinamika nutrien di Laut Flores, Proses Fisika Dan Biogeokmia Laut Flores, serta Investigasi Gunung Bawah Laut Jersey.
Etape kedua fokus pada Penelitian Hidrografi, Geologi, Geofisika, Meteorologi, Oseanografi dan Geomagnet dengan rincian Karakterisasi Dan Identifikasi Migrasi Vertikal Plankton (Zooplankton), Karakteristik Kolom Perairan Flores.
Deteksi Keberadaan Mammalia Laut Untuk Pemetaan Sebaran Dalam Mendukung Informasi Oseanografi Taktis, Morfologi Bawah Laut Gunung Api Batutara, Pemetaan Dan Karakterisasi Fisik Jajaran Gunung api Pada Cekungan Wetar, Identifikasi Interaksi Laut Atmosfer Dalam Mendukung Gerhana Matahari, serta Korelasi Gerhana Matahari terhadap mamalia laut.
Pada etape ketiga berfokus pada penelitian Hidrografi dan Oseanografi dengan rincian Kandungan Logam Berat (Radium Dan Plumbum) dan Mikroplastik, Historical Upwelling Phenomena In Flores Sea Using emote Sensing Data, Dinamika Nutrien Dan Sistem Karbonat, Pemodelan Sebaran Pencemaran Sampah Mikroplastik, serta Karakterisasi Massa Air, Variasi Tekstural Sedimen, Dan Struktur Dasar Laut Di Laut Flores, Internal Wave di Perairan Flores.
Dalam etape keempat fokus pada Penelitian Hidrografi, Geomagnet dan Oseanografi dengan rincian Hubungan Keberadaan Ikan Terhadap Parameter Perairan Di Sekitar Gunung Bawah Laut
Studi Mikroba dan Plankton Laut Dalam pada Chlorophyll Maximum Layer (CML) dan Deep Scattering Layer (DSL), Estimasi Kelimpahan Plankton Berdasarkan Data Water Column Echosounder, Studi Magnetik dan Heat Flow untuk Identifikasi Geologi Bawah Permukaan Back Arc Basin Flores, Pemetaan Sedimen Dasar Laut Dengan Data Backscatter Multispectral.
Nurhidayat berharap pelaksanaan ekspedisi bawah laut tersebut dapat membantu masyarakat dan turut memetakan potensi maritim yang jauh lebih luas di perairan Indonesia.
(muh)