Negara Perlu Usut Genosida 1965

Rabu, 30 September 2015 - 21:47 WIB
Negara Perlu Usut Genosida...
Negara Perlu Usut Genosida 1965
A A A
DEPOK - Ratusan nyawa menjadi korban dalam situasi politik 1965. Fakta sejarah kelam masa itu masih sulit untuk dibuka. Padahal, korban atas pembantaian itu menanti kepastian agar negara mau mengusut kasus ini secara tuntas.

"Kami ingin negara mengusut kasus genosida ini. Karena selama ini kita mungkin tidak tahu apa sih yang sebenarnya terjadi 50 tahun lalu," kata Peneliti Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Universitas Indonesia (UI) Saras Dewi, Rabu (30/9/2015).

Menurut Saras, negara perlu mengambil peran terhadap korban pembantaian sadis itu. Saat itu, banyak remaja wanita yang ditangkap dan ditahan tanpa ada proses peradilan karena dianggap berafiliasi kepada Partai Komunis Indonesia (PKI).

"Padahal, mereka tidak tahu apa itu PKI. Tapi mereka ditangkap dan dipenjara tanpa proses hukum dan mereka diperlakukan tidak pantas," tutur Saras.

Untuk mengungkap tabir tragedi berdarah tersebut, UI mengambil peran sebagai mediator dengan menyelenggarakan diskusi Tragedi 1965. Dalam acara ini UI akan mengundang para korban pembantaian. Mereka akan memberikan kesaksian seputar kisah kelam 50 tahun silam itu.

"Selain memberikan aspek teoritis, kami juga memberi keberpihakan pada mereka. Kami ingin bisa bersentuhan untuk persoalan sosial dan yang bersinggungan dengan peristiwa," kata Saras.

Acara berupa seminar dan pemutaran film ini dihelat pada 30 September hingga 2 Oktober mendatang. Acara ini diselenggarakan Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia (BEM FIB UI) bekerja sama dengan sejumlah departemen dan program studi.

Pada 1 Oktober akan digelar diskusi bertema "50 Tahun Hantu Komunisme". Diskusi ini akan membahas soal pemahaman mengenai komunisme. Hadir dalam diskusi itu Muhammad Iskandar (dosen sejarah UI), Saleh Asrojamhari (sejarawan militer UI), Berto Tukan (perwakilan redaktur Indo Progres) dan Perdana Putri (perwakilan alumni).

Kesaksian para korban pembantaian akan digelar pada 2 Oktober. Acara yang akan digelar di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UI ini akan mengungkap fakta sejarah yang selama tersembunyi.

Momentum September Hitam ini, kata Saras, menjadi sangat penting untuk menunjukkan bagaimana UI memosisikan diri elihat kejadian masa lalu secara kritis.

"Kita ingin memberanikan diri dalam membantu pengungkapan peristiwa itu. Dengan diskusi semacam ini membuka ruang bagi para korban untuk bisa bicara dengan mengungkapkan kesaksiannya," tutupnya.
(hyk)
Berita Terkait
Kunjungan Kenegaraan,...
Kunjungan Kenegaraan, Sekjen Partai Komunis Vietnam Tiba di Indonesia
5 Partai Komunis Terbesar...
5 Partai Komunis Terbesar di Dunia yang Masih Aktif hingga Sekarang
Sejarah Partai Komunis...
Sejarah Partai Komunis China yang Tumbuh Bersama Komunis Uni Soviet
Begini Sejarah Lahirnya...
Begini Sejarah Lahirnya Partai Komunis Indonesia, Benihnya dari Tokoh Belanda
5 Negara Komunis di...
5 Negara Komunis di Dunia yang Masih Bertahan
Delegasi Uighur di Kongres...
Delegasi Uighur di Kongres Partai Komunis China
Berita Terkini
Eksepsi dalam Perkara...
Eksepsi dalam Perkara Tipikor Atas Nama Tom Lembong
3 jam yang lalu
PMI Kirim Bantuan Kemanusiaan...
PMI Kirim Bantuan Kemanusiaan Senilai Rp800 Juta untuk Korban Gempa Myanmar
4 jam yang lalu
Arus Balik Lebaran Dimulai,...
Arus Balik Lebaran Dimulai, Tol Japek Arah Jakarta Macet Malam Ini
5 jam yang lalu
Arus Balik Lebaran,...
Arus Balik Lebaran, Jasamarga Berlakukan Diskon Tarif Tol Mulai Besok
5 jam yang lalu
H+1 Lebaran, Arus Balik...
H+1 Lebaran, Arus Balik Kendaraan lewat GT Cikampek Utama Mulai Meningkat
7 jam yang lalu
2 Pati Bintang 3 Polri...
2 Pati Bintang 3 Polri Dimutasi Sehari Sebelum Lebaran, Keduanya Baru Naik Pangkat Jadi Komjen
8 jam yang lalu
Infografis
Takut Rusia, Negara-negara...
Takut Rusia, Negara-negara NATO Mundur dari Perjanjian Ranjau
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved