Survei IPO: Dukungan Gus Yahya Beri Dampak Kenaikan Elektabilitas PAN

Sabtu, 11 Maret 2023 - 13:43 WIB
loading...
Survei IPO: Dukungan...
Elektabilitas Partai Amanat Nasional (PAN) naik ke posisi 7 besar berdasarkan hasil survei terbaru lembaga Indonesia Political Opinion (IPO). Foto/Dok SINDO
A A A
JAKARTA - Elektabilitas Partai Amanat Nasional ( PAN ) naik ke posisi 7 besar berdasarkan hasil survei terbaru lembaga Indonesia Political Opinion (IPO). Sedangkan hasil survei serupa pada periode Oktober 2022, posisi partai politik yang dipimpin Zulkifli Hasan (Zulhas) itu berada di posisi 9 besar.

Direktur Eksekutif IPO Dedi Kurnia Syah mengatakan, elektabilitas PAN naik 2,1 persen menjadi 5,0 persen berdasarkan hasil survei nasional IPO yang digelar 1-7 Maret 2023. PAN melampaui Partai Keadilan Sosial (PKS) yang berada di posisi ke-6 dengan elektabilitas 4,9%.

Dedi menjelaskan, kenaikan elektabilitas PAN sebagai sesuatu yang menarik, karena PAN termasuk partai yang mudah naik, juga turun elektabilitasnya. Menurut dia, meroketnya PAN hingga mampu melampaui dua partai lainnya, salah satunya karena kemampuan Zulhas dalam membangun hubungan dekat dengan tokoh-tokoh kunci di republik ini, salah satunya Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya.



Gus Yahya yang pada momentum peringatan satu abad NU yang diadakan PAN pada medio Februari lalu sebagai partai rasional dan tidak mengharamkan warga nahdliyin mencoblos atau memilih PAN pada Pemilu 2024 turut berkontribusi positif pada naiknya elektabilitas PAN.

"Pidato Ketum PBNU yang menyatakan tidak haram memilih PAN, rupanya menjalar ke pemilih nahdliyin, mereka tidak lagi terkonsentrasi pada PKB atau PPP. Di luar Jawa justru menjadi wilayah PAN dan ini kabar baik untuk PAN agar semakin gencar promosikan hubungan NU dan PAN," ujar Dedi, Sabtu (11/3/2023).

Dia menambahkan, elektabilitas PAN yang hanya terpaut 1,6% dengan elektabilitas PKB (7,6%) saat ini, tidak terlepas dari kemampuan PAN mengais suara dari ceruk kaum nahdliyin. "Tidak bisa dialihkan dari pikiran publik, bahwa pemilih NU mayoritas, dan membaca elektabilitas PKB atau PPP, rasanya tidak semua tertampung di sana, ini momentum bagi PAN menyasar mereka," pungkasnya.

Berikut elektabilitas 10 besar partai politik versi survei IPO saat responden ditanya "Jika hari ini dilaksanakan pemilihan umum, partai politik apa yang akan Bapak/Ibu pilih?"

1. PDI Perjuangan (23,9%)
2. Partai Golkar (11,5%)
3. Partai Demokrat (10,1%)
4. Partai Gerindra (9,9%)
5. Partai Kebangkitan Bangsa (7,6%)
6. Partai Nasdem (7,2%)
7. Partai Amanat Nasional (5,0%)
8. Partai Keadilan Sejahtera (4,9%)
9. Partai Persatuan Indonesia (4,1%)
10. Partai Persatuan Pembangunan (1,7%).

Survei tersebut dilakukan secara tatap muka dengan 1.200 responden. Pada tahap awal, IPO terlebih dahulu menentukan sejumlah desa untuk menjadi sampel. Pada setiap desa akan dipilih secara acak menggunakan random kish grid paper sejumlah 5 RT.

Pada setiap RT dipilih 2 keluarga, dan setiap keluarga akan dipilih 1 responden dengan pembagian laki-laki untuk kuesioner bernomor ganjil, perempuan untuk bernomor kuesioner genap, total responden laki-laki dan perempuan pada pembagian 50:50 persen.

Selanjutnya, pada tiap-tiap proses pemilihan selalu menggunakan alat bantu berupa lembar acak. Survei ini memiliki margin of error 2,5 persen dengan tingkat akurasi data 95 persen. Pengambilan sampel menggunakan teknik multistage random sampling (MRS) atau pengambilan sampel bertingkat.
(rca)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1176 seconds (0.1#10.140)