Longsor Natuna, Kepala BNPB Sebut 100 KK Akan Direlokasi Kurangi Dampak Risiko Bencana
loading...
A
A
A
JAKARTA - Upaya Pemerintah Kabupaten Natuna yang akan merelokasi kurang lebih 100 kepala keluarga yang tinggal di sekitar kawasan terdampak longsor di Pulau Serasan, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau mendapat dukungan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Upaya ini sebagai bentuk upaya mengurangi dampak risiko bencana tanah longsor seperti yang terjadi pada 6 Maret 2023 lalu.
“Akan memindahkan 100 kepala keluarga di tempat yang baru,” ujar Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto usai menggelar rapat koordinasi bersama Gubernur Kepulauan Riau H Ansar Ahmad dan Bupati Natuna Wan Siswandi di Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Serasan yang juga menjadi Posko Tanggap Darurat Penanganan Bencana Tanah Longsor Natuna lewat keterangan resminya, Kamis (9/3/2023).
Suharyanto menuturkan Pemkab Natuna telah menyiapkan lahan yang akan menjadi lokasi relokasi. Untuk itu, BNPB akan melakukan koordinasi dengan beberapa kementerian dan lembaga seperti PUPR terkait pembangunannya.
“Tanahnya sudah ada. Kami sedang proses koordinasi nanti dengan Kementerian PUPR,” kata Suharyanto.
Dilanjutkannya, bahwa proses pembangunan rumah relokasi warga terdampak tanah longsor Natuna akan dikerjakan sepenuhnya oleh Kementerian PUPR dengan pembiayaan dari BNPB. Program relokasi ini akan dilakukan setelah memasuki masa rehabilitasi dan rekonstruksi.
“Biasanya kalau terjadi bencana di tempat lain, untuk relokasi yang membangun rumah ini dilakukan PUPR tentu saja bekerja sama dengan BNPB terkait penganggaran,” jelas Suharyanto.
Guna mempercepat proses relokasi tersebut, Suharyanto meminta kepada Pemkab Natuna untuk melakukan pendataan. Sehingga apabila telah memasuki masa rehabilitasi dan rekonstruksi, proses pembangunan dapat segera dimulai.
Adapun relokasi tersebut dilakukan setelah lebih dari 27 rumah lenyap bak ‘ditelan’ tanah longsor di Kampung Genteng, Desa Pangkalan, Kecamatan Serasan, Kabupaten Natuna pada hari Senin 6 Maret 2023. Tanah longsor itu telah menyebabkan 35 orang hilang, 15 meninggal dunia, dan sebanyak 1.300 jiwa mengungsi.
Penyebabnya, tingginya curah hujan, kondisi tanah yang labil, dan area perbukitan dengan kemiringan yang curam menjadi beberapa faktor pemicu terjadinya bencana tanah longsor tersebut.
“Akan memindahkan 100 kepala keluarga di tempat yang baru,” ujar Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto usai menggelar rapat koordinasi bersama Gubernur Kepulauan Riau H Ansar Ahmad dan Bupati Natuna Wan Siswandi di Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Serasan yang juga menjadi Posko Tanggap Darurat Penanganan Bencana Tanah Longsor Natuna lewat keterangan resminya, Kamis (9/3/2023).
Suharyanto menuturkan Pemkab Natuna telah menyiapkan lahan yang akan menjadi lokasi relokasi. Untuk itu, BNPB akan melakukan koordinasi dengan beberapa kementerian dan lembaga seperti PUPR terkait pembangunannya.
“Tanahnya sudah ada. Kami sedang proses koordinasi nanti dengan Kementerian PUPR,” kata Suharyanto.
Dilanjutkannya, bahwa proses pembangunan rumah relokasi warga terdampak tanah longsor Natuna akan dikerjakan sepenuhnya oleh Kementerian PUPR dengan pembiayaan dari BNPB. Program relokasi ini akan dilakukan setelah memasuki masa rehabilitasi dan rekonstruksi.
“Biasanya kalau terjadi bencana di tempat lain, untuk relokasi yang membangun rumah ini dilakukan PUPR tentu saja bekerja sama dengan BNPB terkait penganggaran,” jelas Suharyanto.
Guna mempercepat proses relokasi tersebut, Suharyanto meminta kepada Pemkab Natuna untuk melakukan pendataan. Sehingga apabila telah memasuki masa rehabilitasi dan rekonstruksi, proses pembangunan dapat segera dimulai.
Adapun relokasi tersebut dilakukan setelah lebih dari 27 rumah lenyap bak ‘ditelan’ tanah longsor di Kampung Genteng, Desa Pangkalan, Kecamatan Serasan, Kabupaten Natuna pada hari Senin 6 Maret 2023. Tanah longsor itu telah menyebabkan 35 orang hilang, 15 meninggal dunia, dan sebanyak 1.300 jiwa mengungsi.
Penyebabnya, tingginya curah hujan, kondisi tanah yang labil, dan area perbukitan dengan kemiringan yang curam menjadi beberapa faktor pemicu terjadinya bencana tanah longsor tersebut.
(kri)