Pemerintah Terus Optimalkan Pemanfaatan Ruang dan Kawasan Hutan

Kamis, 16 Juli 2020 - 13:44 WIB
loading...
Pemerintah Terus Optimalkan...
Sekjen Kementerian LHK/Plt Direktur Jenderal PHPL, Bambang Hendroyono (pakai masker), saat memberikan penjelasan pada media briefing secara virtual, Rabu 15 Juli 2020.
A A A
JAKARTA - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) bersama-sama para stakeholder industri kehutanan terus berupaya meningkatkan produktivitas dan keberlangsungan usaha seluruh pihak yang bekerja di hutan produksi, meski situasi saat ini masih pandemi virus Corona (Covid-19).

Hal tersebut dikemukakan Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian LHK/Plt Direktur Jenderal PHPL, Bambang Hendroyono, saat memberikan penjelasan pada media briefing secara virtual, Rabu 15 Juli 2020. Di mana pandemi Covid-19 telah berdampak pada kinerja usaha hulu-hilir sektor kehutanan.

Dijelaskan Bambang, kinerja ekspor produk industri kehutanan turun hingga ke level minus 8,3% pada periode Januari-Mei 2020, dibandingkan periode yang sama tahun lalu, tetapi kemudian mengalami perbaikan secara signifikan menjadi minus 5% pada penilaian periode Januari-Juni tahun ini.

"Angka tersebut menunjukkan peningkatan kinerja ekspor produk kehutanan sebesar 3,3% sejak Juni tahun ini, yang merupakan pencapaian positif di tengah pandemi yang sedang berlangsung," ujar Bambang Hendroyono dalam pers rilis, Kamis (16/7/2020).

Bambang optimistis, meskipun pertumbuhannya masih di bawah nol, tetapi tidak mengalami penurunan lebih jauh. Hal ini mengindikasikan bahwa kinerja ekspor sektor kehutanan masih berada pada jalur yang positif.

Sementara itu kinerja sektor hulu kehutanan di masa pandemi Covid 19 untuk produksi kayu bulat hutan alam periode Januari-Juni 2020 mengalami penurunan sebesar 3,90% dibanding periode yang sama Tahun 2019. Di sisi lain, produksi kayu bulat hutan tanaman justru meningkat sebesar 21,50%.

Bambang lebih lanjut mengatakan, Kementerian LHK telah melakukan cara kerja baru dalam mengelola hutan produksi secara lestari. Pengelolaan hutan produksi dilakukan dengan pendekatan landscape, kemudian analisis spasial untuk melihat area rawan karhutla, konflik tenurial, dan mengintegrasikan sektor produksi di hulu dengan industri di hilirnya. Ketika ditemukan masalah di lapangan, secepatnya untuk menemukan solusi. Terkahir adalah integrasi program baik untuk industri di hulu dan hilir, serta untuk pasar.

Untuk mendorong peningkatan produktivitas industri kehutanan Bambang menjelaskan sejumlah kebijakan. Pertama, untuk industri produksi di hulu, adalah mempercepat pembangunan Hutan Tanaman Rakyat (HTR) dan pengembangan agroforestry di areal kerja IUPHHK-HTI, Kemudian mewujudkan pembangunan multiusaha di areal IUPHHK, serta penyederhanaan perizinan berusaha di bidang pemanfaatan hutan produksi.

Kedua, untuk Industri di hilir, beberapa kebijakan pemerintah adalah dengan Usulan peningkatan luas penampang produk ekspor industri Kehutanan, memperluas keberterimaan pasar dengan memperkokoh penerapan SVLK, serta fasilitasi sertifikasi SVLK untuk Usaha Kecil Menengah.

"Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK) telah berkontribusi secara signifikan pada peningkatan kinerja ekspor produk industri kehutanan. Kedepan, kami menargetkan pemulihan kinerja ekspor produk industri kehutanan lebih baik lagi, yaitu meningkatkannya ke level positif secepat mungkin," kata Bambang.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1163 seconds (0.1#10.140)