Survei LSI: Elektoral Airlangga Hartarto Masih Tertinggi sebagai Capres 2024
loading...
A
A
A
JAKARTA - Elektabilitas Ketua Umum Partai Airlangga Hartarto masih tertinggi sebagai Capres 2024. Hal itu terangkum dari hasil jajak pendapat terbaru lembaga survei Laboratorium Suara Indonesia (LSI).
LSI melakukan survei dinamika kehidupan masyarakat pascapencabutan kebijakan PPKM dan preferensi publik terhadap pilihan politik jelang Pemilu 2024. LSI mengelar jajak pendapat terhadap 2.150 responden yang sudah berusia 17 tahun ke atas di 34 Provinsi.
Jajak pendapat dilakukan dengan metode wawancara tatap muka, sedangkan sampel ditentukan secara acak menggunakan metode multistage random sampling. Dengan menggunakan metode ini hasil survei memiliki tingkat kepercayaan 95% dengan margin of error 2,11%.
Pelaksanan jajak pendapat berlangsung 8-22 Februari 2023. "Menurut hasil survei ini, bursa capres masih didominasi oleh tiga nama," ujar Direktur Eksekutif LSI, Albertus Dino, Kamis (23/2/2023).
Nama Airlangga Hartarto menempati urutan pertama dalam tingkat elektoral tokoh-tokoh kandidat capres. Tingkat elektoral Ketua Umum Golkar itu mencapai 22,7%. Di urutan kedua Prabowo Subianto dengan tingkat elektoral 19,4%. Disusul Ganjar Pranowo dengan tingkat elektoral sebesar 10,6%.
Sementara, Anies Baswedan di urutan keempat dengan tingkat elektoral sebesar 8,7%, Puan Maharani dengan tingkat elektoral 6,4%, dan disusul masing-masing Andika Perkasa 4,7%, Moeldoko 3,8%, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) 3,3%, Khofifah Indar Parawansa 2,7% dan yang tidak memilih sebanyak 17,7%.
Berdasarkan hasil survei LSI terhadap 2.150 responden, sebanyak 88,9% berharap presiden pada 2024 memiliki kemampuan membuat perubahan. Kompetensi tersebut diikuti oleh kemampuan memimpin saat situasi kritis dan membuat kebijakan yang inovatif seperti pada saat adanya pandemi Covid-19 yang berpengaruh terhadap perekonomian dan pendapatan masayarakat.
Kemudian, yang ingin presiden dengan kemampuan kolaborasi dengan dunia usaha serta perencanaan dan eksekusi kebijakan masing-masing sebesar 67,9% dan 65,7%. Lalu 72,6% responden menginginkan pemimpin yang memiliki kemampuan membuat kebijakan populis dan dapat dirasakan langsung oleh masyarakat, seperti program prakerja, bantuan UMKM dan pelatihan digital teknologi, serta menggerakkan birokrasi sama-sama. "Sebanyak 19,9% anak muda ingin presiden yang memiliki kemampuan retorika dan persuasi publik," katanya.
LSI melakukan survei dinamika kehidupan masyarakat pascapencabutan kebijakan PPKM dan preferensi publik terhadap pilihan politik jelang Pemilu 2024. LSI mengelar jajak pendapat terhadap 2.150 responden yang sudah berusia 17 tahun ke atas di 34 Provinsi.
Jajak pendapat dilakukan dengan metode wawancara tatap muka, sedangkan sampel ditentukan secara acak menggunakan metode multistage random sampling. Dengan menggunakan metode ini hasil survei memiliki tingkat kepercayaan 95% dengan margin of error 2,11%.
Pelaksanan jajak pendapat berlangsung 8-22 Februari 2023. "Menurut hasil survei ini, bursa capres masih didominasi oleh tiga nama," ujar Direktur Eksekutif LSI, Albertus Dino, Kamis (23/2/2023).
Nama Airlangga Hartarto menempati urutan pertama dalam tingkat elektoral tokoh-tokoh kandidat capres. Tingkat elektoral Ketua Umum Golkar itu mencapai 22,7%. Di urutan kedua Prabowo Subianto dengan tingkat elektoral 19,4%. Disusul Ganjar Pranowo dengan tingkat elektoral sebesar 10,6%.
Sementara, Anies Baswedan di urutan keempat dengan tingkat elektoral sebesar 8,7%, Puan Maharani dengan tingkat elektoral 6,4%, dan disusul masing-masing Andika Perkasa 4,7%, Moeldoko 3,8%, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) 3,3%, Khofifah Indar Parawansa 2,7% dan yang tidak memilih sebanyak 17,7%.
Berdasarkan hasil survei LSI terhadap 2.150 responden, sebanyak 88,9% berharap presiden pada 2024 memiliki kemampuan membuat perubahan. Kompetensi tersebut diikuti oleh kemampuan memimpin saat situasi kritis dan membuat kebijakan yang inovatif seperti pada saat adanya pandemi Covid-19 yang berpengaruh terhadap perekonomian dan pendapatan masayarakat.
Kemudian, yang ingin presiden dengan kemampuan kolaborasi dengan dunia usaha serta perencanaan dan eksekusi kebijakan masing-masing sebesar 67,9% dan 65,7%. Lalu 72,6% responden menginginkan pemimpin yang memiliki kemampuan membuat kebijakan populis dan dapat dirasakan langsung oleh masyarakat, seperti program prakerja, bantuan UMKM dan pelatihan digital teknologi, serta menggerakkan birokrasi sama-sama. "Sebanyak 19,9% anak muda ingin presiden yang memiliki kemampuan retorika dan persuasi publik," katanya.