Reshuffle Kabinet, Pengamat Bicara Sosok yang Berpeluang Diganti
loading...
A
A
A
JAKARTA - Isu reshuffle kabinet semakin santer terdengar dalam beberapa waktu terakhir. Presiden Joko Widodo (Jokowi) bahkan telah memanggil beberapa pimpinan partai politik (parpol) ke Istana Kepresidenan.
Pengamat politik dari Universitas Lampung (Unila), Bendi Juantara menjelaskan, ada dua aspek yang menjadi pertimbangan Presiden Jokowi dalam melakukan reshuffle kabinet, yakni kinerja dan politik.
"Menteri yang kinerjanya turun dan sudah tidak lagi sejalan, peluang digantinya akan semakin besar,” kata Bendi, Senin (30/1/2022).
Dosen Ilmu Pemerintahan FISIP Unila ini melihat pemerintahan Jokowi dan Ma'ruf Amin memiliki tantangan besar. Di tengah masa pemerintahan yang masih cukup panjang, Indonesia harus menghadapi ancaman resesi ekonomi, krisis pangan, dan energi.
Selain itu, Presiden Jokowi juga masih menargetkan beberapa isu prioritas agar bisa segera diselesaikan. Mulai dari hilirisasi dan industrialisasi sumber daya alam, optimalisasi sumber energi bersih dan peningkatan ekonomi hijau, hingga digitalisasi ekonomi bagi UMKM.
"Dengan begitu Jokowi butuh menteri yang dapat membantunya menjalankan program kerja yang tepat sasaran," katanya.
Baca juga: Reshuffle Kabinet Rabu Pon, Partai Garuda Ungkap 3 Hal yang Mendasarinya
Dari sisi politik, Bendi menilai, reshuffle kabinet adalah konsekuensi dari koalisi Pilpres 2024 yang dibangun. Munculnya nama beberapa menteri dari partai koalisi yang akan diganti, menunjukkan sudah tidak ada lagi kecocokan dan kesamaan visi dan misi. Terlebih, bagi beberapa menteri lebih fokus mempersiapan Pemilu 2024.
"Potensi menteri yang diganti presiden secara politis menyasar pada menteri-menteri yang tidak lagi sejalan dengan visi misi presiden dan partai koalisi. Seperti tiga menteri dari Partai Nasdem. Menkominfo Johnny G Plate, Mentan SYL, dan Menteri KLHK Siti Nurbaya Bakar," katanya.
Tidak menutup kemungkinan beberapa menteri berpeluang nyapres pada pemilu 2024, seperti Prabowo, Erick Thogir hingga Airlangga Hartarto. Karena, jika memang terjadi perombakan kabinet, Jokowi harus mempertimbangkan orang yang tepat untuk mengisi posisi menteri yang diganti.
Bendi mencontohkan Kementerian Kominfo membutuhkan sosok menteri yang dapat secara konkret dapat menyelesaikan target digitalisasi di Indonesia. Salah satu sosoknya adalah Jery Sambuaga.
Bagi saya sosok Jerry Sambuaga bisa menjadi kandidat yang tepat," katanya.
Secara politis Jerry Sambuaga merupakan kader penting Partai Golkar. Selain menjabat sebagai salah satu Ketua DPP, Jerry juga Wakil Ketua Golkar Institute, yakni institusi pendidikan pertama yang didirikan partai politik di Indonesia.
Dengan pengalaman sebagai Wakil Menteri Perdagangan sejak 2019, dan Anggota Komisi I DPR Periode 2014–2019 yang membidangi bidang komunikasi dan informatika, Jerry dinilai cocok menempati kursi Menkominfo.
"Terlebih isu prioritas digitalisasi di Indonesia menjadi poin penting saat ini yang perlu diintervensi dengan serius," katanya.
Lihat Juga: Tom Lembong Ditahan Kejagung, Pakar Ingatkan Omongan Jokowi Minta Kebijakan Jangan Dikriminalisasi
Pengamat politik dari Universitas Lampung (Unila), Bendi Juantara menjelaskan, ada dua aspek yang menjadi pertimbangan Presiden Jokowi dalam melakukan reshuffle kabinet, yakni kinerja dan politik.
"Menteri yang kinerjanya turun dan sudah tidak lagi sejalan, peluang digantinya akan semakin besar,” kata Bendi, Senin (30/1/2022).
Dosen Ilmu Pemerintahan FISIP Unila ini melihat pemerintahan Jokowi dan Ma'ruf Amin memiliki tantangan besar. Di tengah masa pemerintahan yang masih cukup panjang, Indonesia harus menghadapi ancaman resesi ekonomi, krisis pangan, dan energi.
Selain itu, Presiden Jokowi juga masih menargetkan beberapa isu prioritas agar bisa segera diselesaikan. Mulai dari hilirisasi dan industrialisasi sumber daya alam, optimalisasi sumber energi bersih dan peningkatan ekonomi hijau, hingga digitalisasi ekonomi bagi UMKM.
"Dengan begitu Jokowi butuh menteri yang dapat membantunya menjalankan program kerja yang tepat sasaran," katanya.
Baca juga: Reshuffle Kabinet Rabu Pon, Partai Garuda Ungkap 3 Hal yang Mendasarinya
Dari sisi politik, Bendi menilai, reshuffle kabinet adalah konsekuensi dari koalisi Pilpres 2024 yang dibangun. Munculnya nama beberapa menteri dari partai koalisi yang akan diganti, menunjukkan sudah tidak ada lagi kecocokan dan kesamaan visi dan misi. Terlebih, bagi beberapa menteri lebih fokus mempersiapan Pemilu 2024.
"Potensi menteri yang diganti presiden secara politis menyasar pada menteri-menteri yang tidak lagi sejalan dengan visi misi presiden dan partai koalisi. Seperti tiga menteri dari Partai Nasdem. Menkominfo Johnny G Plate, Mentan SYL, dan Menteri KLHK Siti Nurbaya Bakar," katanya.
Tidak menutup kemungkinan beberapa menteri berpeluang nyapres pada pemilu 2024, seperti Prabowo, Erick Thogir hingga Airlangga Hartarto. Karena, jika memang terjadi perombakan kabinet, Jokowi harus mempertimbangkan orang yang tepat untuk mengisi posisi menteri yang diganti.
Bendi mencontohkan Kementerian Kominfo membutuhkan sosok menteri yang dapat secara konkret dapat menyelesaikan target digitalisasi di Indonesia. Salah satu sosoknya adalah Jery Sambuaga.
Bagi saya sosok Jerry Sambuaga bisa menjadi kandidat yang tepat," katanya.
Secara politis Jerry Sambuaga merupakan kader penting Partai Golkar. Selain menjabat sebagai salah satu Ketua DPP, Jerry juga Wakil Ketua Golkar Institute, yakni institusi pendidikan pertama yang didirikan partai politik di Indonesia.
Dengan pengalaman sebagai Wakil Menteri Perdagangan sejak 2019, dan Anggota Komisi I DPR Periode 2014–2019 yang membidangi bidang komunikasi dan informatika, Jerry dinilai cocok menempati kursi Menkominfo.
"Terlebih isu prioritas digitalisasi di Indonesia menjadi poin penting saat ini yang perlu diintervensi dengan serius," katanya.
Lihat Juga: Tom Lembong Ditahan Kejagung, Pakar Ingatkan Omongan Jokowi Minta Kebijakan Jangan Dikriminalisasi
(abd)