SBY Imbau Pemerintah Jaga Netralitas di Pemilu 2024, Sudirman Said: Angin Segar bagi Demokrasi

Sabtu, 14 Januari 2023 - 16:59 WIB
Ketua Institut Harkat Negeri, Sudirman Said. FOTO/DOK.MPI
JAKARTA - Ketua Institut Harkat Negeri, Sudirman Said menilai pernyataan politis Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) merupakan angin segar bagi demokrasi Indonesia. Menurutnya, pernyataan dari dua petinggi Partai Demokrat tersebut mewakili kerisuan yang dirasakan sebagian masyarakat.

"AHY dan SBY menyampaikan pesan kuat dan harapan agar penyelenggara pemilu, aparat negara, dan pemerintah bisa menjaga netralitas. Baik TNI, BIN, Polri dan KPK. Lembaga negara dan penegak hukum jangan jadi alat politik," kata Sudirman Said dikutip, Sabtu (14/1/2022).

Sebelumnya, AHY dan SBY memberikan pernyataan terkait Pemilu 2024. Mereka berharap pemilu terlaksana dengan adil bagi semua kontestan. AHY dan SBY mengimbau penyelenggara pemilu, pemerintah dan penegak hukum mampu melindungi kedaulatan rakyat sebagai pemilik suara dalam iklim demokrasi.

Baca juga: SBY Terima Kunjungan Ketua Majelis Syuro PKS di Cikeas, Ada Apa?



"Pesan dari Presiden SBY meminta agar pemerintah tidak mencampuri terlalu jauh kontestasi Pemilu 2024. Ini pernyataan yang membawa angin segar bagi demokrasi. Mengapa? Karena sudah sepatutnya partai politik itu menjadi penyuara aspirasi publik," kata Sudirman.

Ia mengatakan, pemerintah harus mendengarkan suara masyarakat. Pasalnya, beragam praktik yang mengarah pada upaya menodai kredibilitas Pemilu 2024 mulai bermunculan.

"Seperti diberitakan bahwa mulai datang sekelompok masyarakat yang melaporkan ke DPR dalam Rapat Dengar Pendapat bahwa ada potensi dan risiko kecurangan yang dilakukan oleh aparat penyelenggara pemilu. Hal itu (laporan) yang sangat baik dan harus dihidupkan," katanya.

Sudirman menuturkan, masyarakat merindukan suara-suara seperti yang dikatakan AHY dan SBY. Ia menegaskan, safari politik yang dilakukan Presiden Jokowi yang akan segera menyelesaikan tugasnya seyogyanya tidak dilanjutkan. Jangan ada kesan presiden mendorong atau membuka pintu bagi calon tertentu, dan menutup pintu bagi calon yang lain. Hal ini dinilai mencederai demokrasi.

"Ada ucapan, tindakan, dan gesture politik dari kepala negara kita yang dibaca seolah-olah meng-endorse calon tertentu, dan tidak memberi ruang kepada calon yang lain. Ini membangun persepsi seolah ada keberpihakan. Ini suatu praktik yang tidak baik untuk demokrasi," katanya.

Sudirman Said berharap, semua partai politik menyerukan hal yang sama, yaitu menuntut netralitas lembaga penegak hukum dan lembaga negara lainnya yang berkaitan dengan penyelenggaraan Pemilu 2024.

"Ibarat suatu turnamen sepak bola, sangat wajar bila semua kesebelasan menuntut penyelenggara dan para wasit berlaku fair, menjaga netralitas, dan membangun sportivitas. Bila ini terjadi, maka hasil apa pun yang diperoleh pemilu yang adil dan kredibel, akan diterima oleh rakyat dengan tenang," katanya.

Ia menegaskan, masyarakat sipil ingin merasakan iklim demokrasi yang indah, berdaulat, dan adil. Dengan demikian, pemerintah wajib mewujudkan hal tersebut dengan cara menjaga netralitas.
(abd)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More