Kakorlantas: Angka Kecelakaan Meningkat 11% saat Nataru
Selasa, 03 Januari 2023 - 17:15 WIB
JAKARTA - Korlantas Polri mencatat kecelakaan lalu lintas selama pelaksanaan Operasi Lilin Natal dan Tahun Baru (Nataru) meningkat 11%. Peningkatan jumlah tersebut dibandingkan dengan Nataru 2019 sebelum pandemi Covid-19.
"Dalam 11 hari operasi kita laksanakan kemarin yang cukup menonjol di bidang pergerakan masyarakat di jalan, jumlah kecelakaan memang naik 11% dibandingkan 2019. Kita bandingkan dengan 2019 sebelum terjadi Pandemi Covid-19," kata Kakorlantas Polri Irjen Pol Firman Shantyabudi di Gedung NTMC, Jakarta, Selasa (3/1/2023).
Meskipun begitu, jumlah dari korban meninggal dunia dalam kecelakaan tersebut mengalami penurunan 40%. "Kita bersyukur masyarakat bisa melaksanakan kegiatan ini dengan baik. Kemudian, untuk luka berat turun 19%, luka ringan turun 5%," ujar Firman.
Firman menyebut, kecelakaan lalu lintas didominasi dengan kecelakaan tunggal. Hingga kini belum diketahui secara pasti faktor utama penyebab tingginya kecelakaan tunggal tersebut. Menurutnya, kepolisian akan mempelajari dan mendalami masalah ini.
"Yang banyak terjadi setelah modus kecelakaan pola tunggal ini terjadi adalah kecelakaan depan, depan yang umumnya ketika masyarakat bermanuver mendahului, ini yang paling banyak terjadi. Kedua depan, belakang berarti kemungkinan hanya dua, satu tidak konsentrasi yang satu tidak jaga jarak," ucap Firman.
Locus kecelakaan itu paling banyak terjadi di jalan arteri saat momentum Natal dan Tahun Baru. Korbannya pun paling tinggi di luar kategori pekerja PNS, karyawan swasta, mahasiswa, pelajar pengemudi TNI-Polri.
"Jadi artinya yang lain-lain ini yang tidak bekerja, ibu rumah tangga, petani, pensiunan ini yang mendominasi kecelakaan yang kemarin terjadi. Untuk profesi pelaku juga ini masuk kategori lain lain artinya di luar PNS, karyawan, TNI-Polri. Jadi pelaku maupun korban lebih banyak di profesi tidak bekerja, petani maupun pensiunan," tutur Firman.
Firman menambahkan, kecelakaan juga didominasi kendaraan roda dua atau sepeda motor. "Jadi kita masih lebih atensi terhadap pengguna kendaraan roda dua. Baik mungkin karena kecepatan, atau lawan arah dan lain sebagainya," tutup Firman.
"Dalam 11 hari operasi kita laksanakan kemarin yang cukup menonjol di bidang pergerakan masyarakat di jalan, jumlah kecelakaan memang naik 11% dibandingkan 2019. Kita bandingkan dengan 2019 sebelum terjadi Pandemi Covid-19," kata Kakorlantas Polri Irjen Pol Firman Shantyabudi di Gedung NTMC, Jakarta, Selasa (3/1/2023).
Meskipun begitu, jumlah dari korban meninggal dunia dalam kecelakaan tersebut mengalami penurunan 40%. "Kita bersyukur masyarakat bisa melaksanakan kegiatan ini dengan baik. Kemudian, untuk luka berat turun 19%, luka ringan turun 5%," ujar Firman.
Firman menyebut, kecelakaan lalu lintas didominasi dengan kecelakaan tunggal. Hingga kini belum diketahui secara pasti faktor utama penyebab tingginya kecelakaan tunggal tersebut. Menurutnya, kepolisian akan mempelajari dan mendalami masalah ini.
Baca Juga
"Yang banyak terjadi setelah modus kecelakaan pola tunggal ini terjadi adalah kecelakaan depan, depan yang umumnya ketika masyarakat bermanuver mendahului, ini yang paling banyak terjadi. Kedua depan, belakang berarti kemungkinan hanya dua, satu tidak konsentrasi yang satu tidak jaga jarak," ucap Firman.
Locus kecelakaan itu paling banyak terjadi di jalan arteri saat momentum Natal dan Tahun Baru. Korbannya pun paling tinggi di luar kategori pekerja PNS, karyawan swasta, mahasiswa, pelajar pengemudi TNI-Polri.
"Jadi artinya yang lain-lain ini yang tidak bekerja, ibu rumah tangga, petani, pensiunan ini yang mendominasi kecelakaan yang kemarin terjadi. Untuk profesi pelaku juga ini masuk kategori lain lain artinya di luar PNS, karyawan, TNI-Polri. Jadi pelaku maupun korban lebih banyak di profesi tidak bekerja, petani maupun pensiunan," tutur Firman.
Firman menambahkan, kecelakaan juga didominasi kendaraan roda dua atau sepeda motor. "Jadi kita masih lebih atensi terhadap pengguna kendaraan roda dua. Baik mungkin karena kecepatan, atau lawan arah dan lain sebagainya," tutup Firman.
(cip)
tulis komentar anda