Waspada! BMKG: Ada 3 Titik Rawan Banjir di Tol Cipali saat Libur Nataru
Minggu, 25 Desember 2022 - 16:58 WIB
JAKARTA - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika ( BMKG ) mengungkapkan tiga titik rawan bencana terutama banjir di Tol Cipali saat libur Natal dan Tahun Baru 2023 (Nataru). Tiga titik tersebut yakni Tol Cipali KM 136, KM 151, dan jembatan Cipunagara Subang, Jawa Barat.
“Kami mendeteksi ada potensi, bersama Pak Menteri Perhubungan, PUPR dan pihak terkait, di daerah terutama di Tol Cipali pada KM 136 dan KM 151 serta ada jembatan di jalan Negara Cipunegara di wilayah Subang yang berpotensi mengalami banjir, potensi sudah semakin meningkat,” ungkap Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, Minggu (25/12/2022).
Bahkan, hari ini BMKG telah melakukan modifikasi cuaca bersama dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), juga TNI Angkatan Udara (AU). “Dan hari ini kami melakukan modifikasi apa teknologi modifikasi cuaca dilakukan oleh BRIN dengan BNPB bersama BMKG dan TNI Angkatan Udara,” kata Dwikorita.
Dwikorita mengatakan potensi banjir di Tol Cipali ini semakin meningkat sejalan dengan adanya potensi cuaca ekstrem yang melanda wilayah Indonesia pada saat libur Nataru.
“Sejak 21 Desember yang lalu kami mengeluarkan peringatan dini cuaca ekstrem untuk selama Natal dan Tahun Baru. Fenomena cuaca ekstrem yang mungkin terjadi adalah terjadinya hujan dengan intensitas lebat bahkan meningkat menjadi sangat lebat dan berpotensi pula menjadi ekstrem,” katanya.
Dwikorita menambahkan pihaknya juga telah berkoordinasi dengan pemerintah daerah juga terkait untuk terus menyiagakan masyarakat yang ada di bantaran-bantaran sungai.
“Untuk banjir dan longsor ini kami sudah berkoordinasi dengan pemerintah daerah dan juga pihak terkait di daerah untuk terus menyiagakan terutama masyarakat yang berada di bantaran-bantaran sungai, di wilayah dekat sungai, di lembah sungai, bahkan juga pada lereng-lereng gunung untuk terus memonitor peringatan dini dari BMKG dan segera melakukan aksi cepat untuk meninggalkan wilayah-wilayah rawan tersebut saat hujan turun,” katanya.
“Biasanya kami menyampaikan peringatan dini itu 3 jam diulang-ulang sampai 30 menit sebelum kejadian. Jadi dimohon terus memonitor memantau informasi peringatan dini dari BMKG,” tandas Dwikorita.
“Kami mendeteksi ada potensi, bersama Pak Menteri Perhubungan, PUPR dan pihak terkait, di daerah terutama di Tol Cipali pada KM 136 dan KM 151 serta ada jembatan di jalan Negara Cipunegara di wilayah Subang yang berpotensi mengalami banjir, potensi sudah semakin meningkat,” ungkap Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, Minggu (25/12/2022).
Bahkan, hari ini BMKG telah melakukan modifikasi cuaca bersama dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), juga TNI Angkatan Udara (AU). “Dan hari ini kami melakukan modifikasi apa teknologi modifikasi cuaca dilakukan oleh BRIN dengan BNPB bersama BMKG dan TNI Angkatan Udara,” kata Dwikorita.
Baca Juga
Dwikorita mengatakan potensi banjir di Tol Cipali ini semakin meningkat sejalan dengan adanya potensi cuaca ekstrem yang melanda wilayah Indonesia pada saat libur Nataru.
Baca Juga
“Sejak 21 Desember yang lalu kami mengeluarkan peringatan dini cuaca ekstrem untuk selama Natal dan Tahun Baru. Fenomena cuaca ekstrem yang mungkin terjadi adalah terjadinya hujan dengan intensitas lebat bahkan meningkat menjadi sangat lebat dan berpotensi pula menjadi ekstrem,” katanya.
Dwikorita menambahkan pihaknya juga telah berkoordinasi dengan pemerintah daerah juga terkait untuk terus menyiagakan masyarakat yang ada di bantaran-bantaran sungai.
“Untuk banjir dan longsor ini kami sudah berkoordinasi dengan pemerintah daerah dan juga pihak terkait di daerah untuk terus menyiagakan terutama masyarakat yang berada di bantaran-bantaran sungai, di wilayah dekat sungai, di lembah sungai, bahkan juga pada lereng-lereng gunung untuk terus memonitor peringatan dini dari BMKG dan segera melakukan aksi cepat untuk meninggalkan wilayah-wilayah rawan tersebut saat hujan turun,” katanya.
“Biasanya kami menyampaikan peringatan dini itu 3 jam diulang-ulang sampai 30 menit sebelum kejadian. Jadi dimohon terus memonitor memantau informasi peringatan dini dari BMKG,” tandas Dwikorita.
(cip)
tulis komentar anda