Tak Ada Sengketa Partai, Pencetus Munaslub Berkarya Wajar Dipecat
Jum'at, 10 Juli 2020 - 14:13 WIB
JAKARTA - Manuver politik sejumlah kader Partai Berkarya yang mendorong digelarnya Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) berbuntut panjang. Mereka yang terlibat dalam Presidium Penyelamat Partai Berkarya dipecat dari partai yang dipimpin Hutomo Mandala Putra atau Tommy Soeharto itu.
(Baca juga: Tommy Soeharto Pecat Inisiator Munaslub Partai Berkarya)
Keputusan itu diambil melalui rapat pleno Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Berkarya beberapa waktu lalu. Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO), Dedi Kurnia Syah menganggap, dalam konteks itu, langkah Tommy bisa dibenarkan.
"Mengingat Berkarya kepemilikan identiknya adalah Tommy sendiri, dan Munaslub adalah ide yang tidak bijak mengingat Berkarya tidak dalam persoalan sengketa struktural," kata Dedi saat dihubungi SINDOnews, Jumat (10/7/2020).
(Baca juga: Partai Berkarya Usul Parliamentary dan Presidential Threshold Dihapus)
Lebih jauh Dedi menjelaskan, pemecatan yang dilakukan Tommy tepat, karena sebagai partai baru, idealnya tak dipusingkan dengan konflik internal kepengurusan. Ia menilai, lebih baik putra Presiden kedua RI, Suharto fokus menggalang konsolidasi jelang Pilkada dan Pemilu 2024.
"Justru yang dilakukan Tommy sangat mungkin sebagai upaya konsolidatif, agar Berkarya kondusif untuk kepentingan 2024," ujarnya.
(Baca juga: Tommy Soeharto Pecat Inisiator Munaslub Partai Berkarya)
Keputusan itu diambil melalui rapat pleno Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Berkarya beberapa waktu lalu. Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO), Dedi Kurnia Syah menganggap, dalam konteks itu, langkah Tommy bisa dibenarkan.
"Mengingat Berkarya kepemilikan identiknya adalah Tommy sendiri, dan Munaslub adalah ide yang tidak bijak mengingat Berkarya tidak dalam persoalan sengketa struktural," kata Dedi saat dihubungi SINDOnews, Jumat (10/7/2020).
(Baca juga: Partai Berkarya Usul Parliamentary dan Presidential Threshold Dihapus)
Lebih jauh Dedi menjelaskan, pemecatan yang dilakukan Tommy tepat, karena sebagai partai baru, idealnya tak dipusingkan dengan konflik internal kepengurusan. Ia menilai, lebih baik putra Presiden kedua RI, Suharto fokus menggalang konsolidasi jelang Pilkada dan Pemilu 2024.
"Justru yang dilakukan Tommy sangat mungkin sebagai upaya konsolidatif, agar Berkarya kondusif untuk kepentingan 2024," ujarnya.
(maf)
tulis komentar anda