Wakil Kepala BPIP Cicipi Budaya Lampung Barat
Kamis, 24 November 2022 - 21:01 WIB
LAMPUNG BARAT - Wakil Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) RI Karjono mengagumi kebudayaan dan UMKM Lampung Barat. Hal tersebut disampaikannya pada acara gelar budaya dan peresmian Lamban Pancasila (Gedung Kebudayaan) di Kabupaten Lampung Barat, Kamis (24/11).
Selain produk UMKM, Karjono juga mencicipi makanan khas Lampung Barat yang beraneka ragam, di antaranya nasi jagung, ikan tuhu, dan sawut singkong. Karjono yang didampingi Bupati Lampung Barat Parosil Mabsus menuturkan, keragaman kuliner ini merupakan kearifan lokal yang harus dipertahankan dan dipromosikan sebagai kekayaan budaya Lampung Barat.
“Makanan di Lampung Barat ini hanya ada dua. Enak dan enak banget. Tentu ini aset masyarakat Lampung Barat yang patut dibanggakan. Makanannya saja beragam, artinya representasi bhineka tunggal ika terlihat di sini,” ucap Karjono.
Karjono menambahkan, dengan diresmikannya Lamban Pancasila di Kabupaten Lampung Barat diharapkan dapat mempertegas tegaknya ideologi Pancasila di bumi Sekala Beghak yang memiliki 4 kepaksian (kerajaan adat), yakni Paksi Buay Pernong, Paksi Buay Belenguh, Paksi Buay Bejalan Diway, dan Paksi Buay Nyerupa.
Dalam sambutannya Karjono menuturkan pentingnya memahami sejarah asal muasal Lampung Barat. Sehingga masyarakat Lampung Barat akan lebih menghargai Lamban Pancasila sebagai sebuah kebanggaan atas kekayaan budaya yang dimilikinya.
“Sekala Beghak itu unit masyarakat yang didirikan Suku Tumi pada abad ke-3 Masehi. Pusatnya terletak di lereng Gunung Pesagi, dekat Danau Ranau, Lampung Barat. Sumber kultur masyarakat terkait politik yang bermusyawarah. Ini sila keempat. Luar biasa masyarakat di sini selalu bermufakat,” ujarnya.
Karjono menjelaskan, saat ini Pancasila penting digaungkan dan diajarkan kembali kepada masyarakat Indonesia. Sejak 1998, masyarakat mengalami perubahan karakter, sopan santun, dan rasa nasionalisme sebab pelajaran dan lembaga Pancasila tiada.
“Maka tahun 2017, Presiden Jokowi membentuk Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila (UKP PIP) yang selanjutnya, pada tahun 2018 direvitalisasi menjadi BPIP. Dari situlah kami bergerak masif menanamkan Pancasila di hati bangsa Indonesia. Salah satunya, upaya menghadirkan kembali mata ajar Pancasila di semua jenjang pendidikan formal, nonformal, dan informal,” tuturnya.
Selain produk UMKM, Karjono juga mencicipi makanan khas Lampung Barat yang beraneka ragam, di antaranya nasi jagung, ikan tuhu, dan sawut singkong. Karjono yang didampingi Bupati Lampung Barat Parosil Mabsus menuturkan, keragaman kuliner ini merupakan kearifan lokal yang harus dipertahankan dan dipromosikan sebagai kekayaan budaya Lampung Barat.
“Makanan di Lampung Barat ini hanya ada dua. Enak dan enak banget. Tentu ini aset masyarakat Lampung Barat yang patut dibanggakan. Makanannya saja beragam, artinya representasi bhineka tunggal ika terlihat di sini,” ucap Karjono.
Karjono menambahkan, dengan diresmikannya Lamban Pancasila di Kabupaten Lampung Barat diharapkan dapat mempertegas tegaknya ideologi Pancasila di bumi Sekala Beghak yang memiliki 4 kepaksian (kerajaan adat), yakni Paksi Buay Pernong, Paksi Buay Belenguh, Paksi Buay Bejalan Diway, dan Paksi Buay Nyerupa.
Dalam sambutannya Karjono menuturkan pentingnya memahami sejarah asal muasal Lampung Barat. Sehingga masyarakat Lampung Barat akan lebih menghargai Lamban Pancasila sebagai sebuah kebanggaan atas kekayaan budaya yang dimilikinya.
“Sekala Beghak itu unit masyarakat yang didirikan Suku Tumi pada abad ke-3 Masehi. Pusatnya terletak di lereng Gunung Pesagi, dekat Danau Ranau, Lampung Barat. Sumber kultur masyarakat terkait politik yang bermusyawarah. Ini sila keempat. Luar biasa masyarakat di sini selalu bermufakat,” ujarnya.
Karjono menjelaskan, saat ini Pancasila penting digaungkan dan diajarkan kembali kepada masyarakat Indonesia. Sejak 1998, masyarakat mengalami perubahan karakter, sopan santun, dan rasa nasionalisme sebab pelajaran dan lembaga Pancasila tiada.
“Maka tahun 2017, Presiden Jokowi membentuk Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila (UKP PIP) yang selanjutnya, pada tahun 2018 direvitalisasi menjadi BPIP. Dari situlah kami bergerak masif menanamkan Pancasila di hati bangsa Indonesia. Salah satunya, upaya menghadirkan kembali mata ajar Pancasila di semua jenjang pendidikan formal, nonformal, dan informal,” tuturnya.
tulis komentar anda