Teken Kesepakatan dengan WHO, Prabowo Sebut Pentingnya Tim Medis Darurat
Kamis, 17 November 2022 - 01:12 WIB
JAKARTA - Tim medis darurat menjadi perhatian Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto . Pasalnya tim medis ini diperlukan Indonesia untuk bergerak cepat, bila terjadi keadaan darurat.
Karena itu, Menhan Prabowo bersama World Health Organization (WHO) sepakat membentuk pusat pelatihan multinegara, guna kesiapan operasional darurat kesehatan dan Tim Medis Darurat (Emergency Medical Teams/EMT).
"Memiliki tim medis darurat yang terampil adalah bagian dari solusi, tetapi melatih tim ini membutuhkan investasi yang substansial," kata Prabowo, Rabu (16/11/2022).
"Fokus yang berkelanjutan, dan dukungan spesialis, yang tidak dapat diakses oleh semua negara secara mandiri. Hal ini membuat kerja sama multi-negara menjadi vital," tambahnya.
Prabowo menjelaskan, upaya ini juga bertujuan memangkas kesenjangan terhadap penanganan pandemi di tiap daerah.
Menko Polhukam Mahfud MD yang mewakili Presiden Jokowi menyebutkan, pemerintah mendorong penuh suksesnya implementasi dari MoU ini. Bahkan harapannya kata Mahfud, Indonesia dapat meningkatkan kemampuan dalam menghadapi keadaan darurat.
"Saya berharap kerja sama ini mampu meningkatkan kesiapan Indonesia dan negara-negara di kawasan dalam menghadapi keadaaan darurat serta meningkatkan kapasitas dan kesiapan untuk menghadapi pandemi yang mungkin terjadi di masa mendatang," jelas Mahfud MD.
Untuk diketahui, MoU yang ditandatangani ini memuat di antaranya cara kerja sama dan kolaborasi antara Indonesia dan WHO, didasarkan pada langkah-langkah yang diterapkan oleh Kemhan dan Kemkes, sejalan dengan Keputusan Presiden untuk mengelola pandemi Covid-19 dan masalah keamanan kesehatan lainnya.
MoU ini ditandatangani oleh Menhan Prabowo, Menkes Budi Gunadi Sadikin, dan Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, dan disaksikan oleh Menko Polhukam Mahfud MD, di sela-sela pelaksanaan KTT G20 hari pertama di Nusa Dua Bali, Selasa, 15 November 2022.
Turut hadir dalam penandatanganan MoU ini, Direktur Regional WHO untuk Asia Tenggara Dr Poonam Khetrapal Singh, Perwakilan Negara WHO untuk Indonesia Dr N. Paranietharanand dan pejabat di lingkungan Kemhan, Kemkes, Kemlu, dan Unhan RI.
Karena itu, Menhan Prabowo bersama World Health Organization (WHO) sepakat membentuk pusat pelatihan multinegara, guna kesiapan operasional darurat kesehatan dan Tim Medis Darurat (Emergency Medical Teams/EMT).
"Memiliki tim medis darurat yang terampil adalah bagian dari solusi, tetapi melatih tim ini membutuhkan investasi yang substansial," kata Prabowo, Rabu (16/11/2022).
"Fokus yang berkelanjutan, dan dukungan spesialis, yang tidak dapat diakses oleh semua negara secara mandiri. Hal ini membuat kerja sama multi-negara menjadi vital," tambahnya.
Prabowo menjelaskan, upaya ini juga bertujuan memangkas kesenjangan terhadap penanganan pandemi di tiap daerah.
Baca Juga
Menko Polhukam Mahfud MD yang mewakili Presiden Jokowi menyebutkan, pemerintah mendorong penuh suksesnya implementasi dari MoU ini. Bahkan harapannya kata Mahfud, Indonesia dapat meningkatkan kemampuan dalam menghadapi keadaan darurat.
"Saya berharap kerja sama ini mampu meningkatkan kesiapan Indonesia dan negara-negara di kawasan dalam menghadapi keadaaan darurat serta meningkatkan kapasitas dan kesiapan untuk menghadapi pandemi yang mungkin terjadi di masa mendatang," jelas Mahfud MD.
Untuk diketahui, MoU yang ditandatangani ini memuat di antaranya cara kerja sama dan kolaborasi antara Indonesia dan WHO, didasarkan pada langkah-langkah yang diterapkan oleh Kemhan dan Kemkes, sejalan dengan Keputusan Presiden untuk mengelola pandemi Covid-19 dan masalah keamanan kesehatan lainnya.
MoU ini ditandatangani oleh Menhan Prabowo, Menkes Budi Gunadi Sadikin, dan Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, dan disaksikan oleh Menko Polhukam Mahfud MD, di sela-sela pelaksanaan KTT G20 hari pertama di Nusa Dua Bali, Selasa, 15 November 2022.
Turut hadir dalam penandatanganan MoU ini, Direktur Regional WHO untuk Asia Tenggara Dr Poonam Khetrapal Singh, Perwakilan Negara WHO untuk Indonesia Dr N. Paranietharanand dan pejabat di lingkungan Kemhan, Kemkes, Kemlu, dan Unhan RI.
(maf)
tulis komentar anda