Dukungan Jokowi Menambah Kekuatan Politik Prabowo di Pilpres 2024
Senin, 07 November 2022 - 20:31 WIB
JAKARTA - Dukungan Presiden Joko Widodo ( Jokowi ) untuk salah satu calon presiden (capres) pada Pilpres 2024 memiliki arti yang besar. Keberadaan relawan menjadi salah satu modal besar bagi capres yang akan didukung oleh mantan Gubernur DKI Jakarta itu.
"Peran Presiden itu sangat penting dan salah satu variabel kekuatan politik capres. Dukungan Presiden sangat penting karena Presiden Jokowi memiliki otoritas kewenangan. Dengan jabatannya, dia bisa menempatkan orang-orangnya untuk menjadi 'mesin politik'," kata Direktur Eksekutif Indostrategi Research and Consulting Arif Nurul Imam dalam konferensi pers daring, Senin (7/11/2022).
Lanjut Arif, relawan yang royal dan loyal Jokowi dipastikan akan mengikuti setiap arahan yang diberikan. Kondisi itu tentu menjadi kekuatan besar bagi siapa saja yang didukung oleh Jokowi.
"Pak Jokowi ini memiliki relawan yang royal, loyal. Sehingga apa arah politik relawan akan mengikuti pilihan politiknya Pak Jokowi. Artinya, ketika Pak Jokowi mendukung salah satu capres, misalnya Prabowo Subianto, tentu itu akan menambah kekuatan politik bagi capres yang akan maju dalam Pilpres 2024," jelas dia.
Arif juga mengungkap, mayoritas pendukung Jokowi-Ma'ruf Amin setuju Prabowo gabung dengan pemerintahan sebagai Menhan. Hal itu merupakan hasil survei yang dilakukan dilakukan Indostrategi Research and Consulting pada 27 Oktober sampai 5 November 2022.
Dalam survei tersebut terungkap, banyak pendukung Jokowi-Ma'ruf yang setuju keputusan Ketum Partai Gerindra itu bergabung dengan pemerintah. "Pendukung Jokowi-Maruf, 41,1 persenmengaku setuju Prabowo bergabung. Hanya 17,3 persen yang tidak setuju," kata Arif.
Selanjutnya, tambah Arif, sebanyak 58,9 persen pendukung Prabowo-Sandi menyatakan setuju Prabowo gabung pemerintahan Jokowi. Sementara, yang tidak setuju hanya 15,8 persen. "Singkatnya, baik pemilih Jokowi apalagi Prabowo mayoritas sangat setuju dengan sikap yang diambil oleh Prabowo tersebut," ujar Arif.
Arif menjelaskan, para pendukung dua kubu yang tidak setuju itu tidak berpengaruh terhadap tingkat elektabilitas Prabowo saat ini. Hal itu terbukti dengan masih tingginya elektabilitas Prabowo dalam setiap survei yang dilakukan oleh berbagai lembaga survei.
"Pemilih yang kecewa memang ada namun tidak memberikan dampak yang signifikan bagi elektabilitas Prabowo. Justru Prabowo kelak yang akan mendapat tambahan (dari) yang simpatik kepadanya," jelasnya.
Survei ini menggunakan multistage sampling, dengan jumlah sampel sebanyak 1.230 responden. "Margin of error -/+ 2,83 persen dengan level of confidence 95 persen. Teknik pengumpulan data melalui wawancara tatap muka dengan bantuan kuesioner. Dilakukan tersebar secara proporsional di 34 provinsi di Indonesia," kata dia.
"Peran Presiden itu sangat penting dan salah satu variabel kekuatan politik capres. Dukungan Presiden sangat penting karena Presiden Jokowi memiliki otoritas kewenangan. Dengan jabatannya, dia bisa menempatkan orang-orangnya untuk menjadi 'mesin politik'," kata Direktur Eksekutif Indostrategi Research and Consulting Arif Nurul Imam dalam konferensi pers daring, Senin (7/11/2022).
Lanjut Arif, relawan yang royal dan loyal Jokowi dipastikan akan mengikuti setiap arahan yang diberikan. Kondisi itu tentu menjadi kekuatan besar bagi siapa saja yang didukung oleh Jokowi.
"Pak Jokowi ini memiliki relawan yang royal, loyal. Sehingga apa arah politik relawan akan mengikuti pilihan politiknya Pak Jokowi. Artinya, ketika Pak Jokowi mendukung salah satu capres, misalnya Prabowo Subianto, tentu itu akan menambah kekuatan politik bagi capres yang akan maju dalam Pilpres 2024," jelas dia.
Arif juga mengungkap, mayoritas pendukung Jokowi-Ma'ruf Amin setuju Prabowo gabung dengan pemerintahan sebagai Menhan. Hal itu merupakan hasil survei yang dilakukan dilakukan Indostrategi Research and Consulting pada 27 Oktober sampai 5 November 2022.
Dalam survei tersebut terungkap, banyak pendukung Jokowi-Ma'ruf yang setuju keputusan Ketum Partai Gerindra itu bergabung dengan pemerintah. "Pendukung Jokowi-Maruf, 41,1 persenmengaku setuju Prabowo bergabung. Hanya 17,3 persen yang tidak setuju," kata Arif.
Selanjutnya, tambah Arif, sebanyak 58,9 persen pendukung Prabowo-Sandi menyatakan setuju Prabowo gabung pemerintahan Jokowi. Sementara, yang tidak setuju hanya 15,8 persen. "Singkatnya, baik pemilih Jokowi apalagi Prabowo mayoritas sangat setuju dengan sikap yang diambil oleh Prabowo tersebut," ujar Arif.
Arif menjelaskan, para pendukung dua kubu yang tidak setuju itu tidak berpengaruh terhadap tingkat elektabilitas Prabowo saat ini. Hal itu terbukti dengan masih tingginya elektabilitas Prabowo dalam setiap survei yang dilakukan oleh berbagai lembaga survei.
"Pemilih yang kecewa memang ada namun tidak memberikan dampak yang signifikan bagi elektabilitas Prabowo. Justru Prabowo kelak yang akan mendapat tambahan (dari) yang simpatik kepadanya," jelasnya.
Survei ini menggunakan multistage sampling, dengan jumlah sampel sebanyak 1.230 responden. "Margin of error -/+ 2,83 persen dengan level of confidence 95 persen. Teknik pengumpulan data melalui wawancara tatap muka dengan bantuan kuesioner. Dilakukan tersebar secara proporsional di 34 provinsi di Indonesia," kata dia.
(zik)
tulis komentar anda