DPR Minta Kementan Lakukan Penelitian Lanjutan Kalung Anti-Corona
Senin, 06 Juli 2020 - 08:52 WIB
JAKARTA - Anggota Komisi IX DPR RI Saleh Partaonan Daulay meminta Kementerian Pertanian (Kementan) untuk melakukan penelitian lanjutan terkait dengan kalung antivirus corona yang hendak diproduksi. Sebab, kalung antivirus corona tersebut sampai sejauh ini disinyalir belum dapat dipastikan keampuhannya.
Selain itu, ada banyak peneliti dan lembaga penelitian yang masih meragukan temuan tersebut. “Menurut saya, temuan itu masih perlu didalami lagi. Kementan harus melibatkan lembaga riset lain. Orang-orang belum yakin atas temuan itu. Jika banyak yang belum yakin, tentu belum tepat jika diproduksi massal,” ujar Saleh kepada SINDOnews, Senin (6/7/2020).
(Baca: Kalung Eucalyptus Disebut Antivirus Covid-19, Ini Tanggapan Pakar Kesehatan)
Adapun kalung tersebut disebut terbuat dari bahan eucalyptus yang mampu membunuh virus corona. Namun virus corona yang dimaksud bukan virus SARS-CoV-2 penyebab penyakit Covid-19. Karena itu, belum bisa diklaim sebagai antivirus corona.
“Saya sudah melihat produknya. Saya diberi oleh teman. Bentuknya roll on dan balsem. Saya sudah coba dua-duanya. Modelnya seperti obat gosok. Kalau digosokkan ke leher atau kulit, rasanya sedikit panas. Baunya seperti minyak kayu putih,” ujar Pelaksana Harian Ketua Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) ini.
“Setelah mencobanya, saya tidak tahu apakah itu efektif sebagai antivirus corona atau tidak. Yang saya tahu, banyak peneliti yang masih meragukan. Merekalah yang paling bisa memberikan justifikasi terhadap temuan-temuan seperti ini,” tambah Legislator asal daerah pemilihan Sumatera Utara II ini.
(Baca: Pengembangan Kalung Eucalyptus Antivirus Corona, Kementan Gandeng Swasta)
Dia mengatakan, jika benar Kementan berhasil menemukan antivirus corona, tentu ini adalah satu temuan besar. Sebab, banyak negara yang sampai hari ini masih berusaha mempelajari dan mencari vaksin, obat, ataupun antivirus corona ini. Kalau para peneliti telah mengakui, Indonesia bisa berkontribusi dalam pemutusan mata rantai penyebaran virus corona secara global.
“Kalau benar, ini bisa menjadi temuan besar. Sebaliknya jika tidak benar, takutnya nanti kita diolok-olok orang. Makanya, sekali lagi, sebelum produksi massal, pastikan dan uji kembali. Libatkan sebanyak mungkin para ahli. Terutama mereka yang nyata-nyata masih meragukan," kata mantan Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah ini.
Selain itu, ada banyak peneliti dan lembaga penelitian yang masih meragukan temuan tersebut. “Menurut saya, temuan itu masih perlu didalami lagi. Kementan harus melibatkan lembaga riset lain. Orang-orang belum yakin atas temuan itu. Jika banyak yang belum yakin, tentu belum tepat jika diproduksi massal,” ujar Saleh kepada SINDOnews, Senin (6/7/2020).
(Baca: Kalung Eucalyptus Disebut Antivirus Covid-19, Ini Tanggapan Pakar Kesehatan)
Adapun kalung tersebut disebut terbuat dari bahan eucalyptus yang mampu membunuh virus corona. Namun virus corona yang dimaksud bukan virus SARS-CoV-2 penyebab penyakit Covid-19. Karena itu, belum bisa diklaim sebagai antivirus corona.
“Saya sudah melihat produknya. Saya diberi oleh teman. Bentuknya roll on dan balsem. Saya sudah coba dua-duanya. Modelnya seperti obat gosok. Kalau digosokkan ke leher atau kulit, rasanya sedikit panas. Baunya seperti minyak kayu putih,” ujar Pelaksana Harian Ketua Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) ini.
“Setelah mencobanya, saya tidak tahu apakah itu efektif sebagai antivirus corona atau tidak. Yang saya tahu, banyak peneliti yang masih meragukan. Merekalah yang paling bisa memberikan justifikasi terhadap temuan-temuan seperti ini,” tambah Legislator asal daerah pemilihan Sumatera Utara II ini.
(Baca: Pengembangan Kalung Eucalyptus Antivirus Corona, Kementan Gandeng Swasta)
Dia mengatakan, jika benar Kementan berhasil menemukan antivirus corona, tentu ini adalah satu temuan besar. Sebab, banyak negara yang sampai hari ini masih berusaha mempelajari dan mencari vaksin, obat, ataupun antivirus corona ini. Kalau para peneliti telah mengakui, Indonesia bisa berkontribusi dalam pemutusan mata rantai penyebaran virus corona secara global.
“Kalau benar, ini bisa menjadi temuan besar. Sebaliknya jika tidak benar, takutnya nanti kita diolok-olok orang. Makanya, sekali lagi, sebelum produksi massal, pastikan dan uji kembali. Libatkan sebanyak mungkin para ahli. Terutama mereka yang nyata-nyata masih meragukan," kata mantan Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah ini.
(muh)
Lihat Juga :
tulis komentar anda