Muslimat NU Ajak Masyarakat Budayakan Tabayyun di Era Digital
Kamis, 13 Oktober 2022 - 18:35 WIB
JAKARTA - Sekretaris Pengurus Pusat Muslimat Nahdlatul Ulama (PP Muslimat NU ), Arifah Fauzi mengajak kepada masyarakat bertabayyun, teliti, dan hati-hati di tengah banjirnya informasi di ruang-ruang digital. Ketika menerima informasi serta mampu mengendalikan nafsu untuk menyebarkan informasi yang belum diketahui kebenarannya.
"Di era digital yang serba moderen seperti sekarang ini, biasanya kita kalau dapat info atau berita, yang bergerak itu memang tangan dulu, jari dulu. Jadi kadang langsung emosi, share, komentar atau balas tanpa dipikir terlebih dahulu dampaknya yang akan terjadi," Arifah Fauzi dalam keterangan tertulis, Kamis (13/10/2022).
Selain teliti dan berhati-hati, masyarakat juga perlu memahami dampak dan akibat yang timbul jika netizen secara tidak bertanggung jawab asal menyebarkan informasi yang belum diketahui kebenaran dan dasarnya.
"Kalau kita tidak tahu secara detail tentang informasi itu lebih baik tidak men-share. Kita bertanggung jawab terhadap apa yang kita share," kata anggota Komisi Informasi dan Komunikasi Majelis Ulama Indonesia (Infokom MUI) ini.
Sejatinya tabayyun memiliki makna penting agar umat senantiasa membiasakan diri mengklarifikasi atau mencari informasi yang sejelas-jelasnya dan sedetail-detailnya. Sebab, informasi yang dibagikan menjadi tanggung jawab penyebar.
"Kenapa tanggung jawabnya besar? Karena menebar suatu informasi yang belum jelas kebenarannya, ibarat menebar bulu, lalu mengumpulkannya kembali, maka tidak akan utuh kembali karena sudah tertiup angin. Ketika sudah tersebar, maka tidak akan kembali dan tidak tahu sudah sampai mana bulu (informasi) tersebut," paparnya.
Informasi palsu atau hoaks sangat berbahaya karena bisa menimbulkan perpecahan. Si pembuat dan penyebar hoaks harus bisa menanggung akibatnya, tidak hanya di dunia tapi juga kepada Tuhan karena telah membuat keonaran dan kerusakan di muka bumi.
Baca juga: Bareskrim Tangkap Bambang Tri Mulyono Diduga Terkait Hoaks Ijazah Palsu Jokowi
"Di Al-Qur'an dalam surah Al Hujurat ayat 6, dalam Islam anjuran untuk tabayun sendiri sudah sangat jelas, jelas sekali. Karena itu juga, para ulama kita menyarankan untuk berhati-hati ketika menyebarkan informasi dengan kroscek dulu sumbernya benar atau tidak, untuk menjaga dari hal yang tidak kita inginkan, termasuk perpecahan," kata anggota Gugus Tugas Pemuka Agama BNPT perwakilan dari Muslimat NU ini.
"Di era digital yang serba moderen seperti sekarang ini, biasanya kita kalau dapat info atau berita, yang bergerak itu memang tangan dulu, jari dulu. Jadi kadang langsung emosi, share, komentar atau balas tanpa dipikir terlebih dahulu dampaknya yang akan terjadi," Arifah Fauzi dalam keterangan tertulis, Kamis (13/10/2022).
Selain teliti dan berhati-hati, masyarakat juga perlu memahami dampak dan akibat yang timbul jika netizen secara tidak bertanggung jawab asal menyebarkan informasi yang belum diketahui kebenaran dan dasarnya.
"Kalau kita tidak tahu secara detail tentang informasi itu lebih baik tidak men-share. Kita bertanggung jawab terhadap apa yang kita share," kata anggota Komisi Informasi dan Komunikasi Majelis Ulama Indonesia (Infokom MUI) ini.
Sejatinya tabayyun memiliki makna penting agar umat senantiasa membiasakan diri mengklarifikasi atau mencari informasi yang sejelas-jelasnya dan sedetail-detailnya. Sebab, informasi yang dibagikan menjadi tanggung jawab penyebar.
"Kenapa tanggung jawabnya besar? Karena menebar suatu informasi yang belum jelas kebenarannya, ibarat menebar bulu, lalu mengumpulkannya kembali, maka tidak akan utuh kembali karena sudah tertiup angin. Ketika sudah tersebar, maka tidak akan kembali dan tidak tahu sudah sampai mana bulu (informasi) tersebut," paparnya.
Informasi palsu atau hoaks sangat berbahaya karena bisa menimbulkan perpecahan. Si pembuat dan penyebar hoaks harus bisa menanggung akibatnya, tidak hanya di dunia tapi juga kepada Tuhan karena telah membuat keonaran dan kerusakan di muka bumi.
Baca juga: Bareskrim Tangkap Bambang Tri Mulyono Diduga Terkait Hoaks Ijazah Palsu Jokowi
"Di Al-Qur'an dalam surah Al Hujurat ayat 6, dalam Islam anjuran untuk tabayun sendiri sudah sangat jelas, jelas sekali. Karena itu juga, para ulama kita menyarankan untuk berhati-hati ketika menyebarkan informasi dengan kroscek dulu sumbernya benar atau tidak, untuk menjaga dari hal yang tidak kita inginkan, termasuk perpecahan," kata anggota Gugus Tugas Pemuka Agama BNPT perwakilan dari Muslimat NU ini.
tulis komentar anda