SBY: Perang Rusia-Ukraina dan Ketegangan Asia Timur Cikal Bakal Perang Dunia Ketiga
Kamis, 13 Oktober 2022 - 18:22 WIB
JAKARTA - Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menilai perang antara Rusia dengan Ukraina dan ketegangan di Asia Timur berpotensi menjadi cikal bakal perang dunia ketiga.
Hal itu diungkapkan SBY dalam seminar roundtable discussion yang digelar The Yudhoyono Institute dan Universiti Kebangsaan Malaysia, Kamis (13/10/2022). Menurut SBY, penilaian itu didasari atas pengamatannya sepanjang waktu terkait situasi dunia terkini.
Ihwal perang Rusia-Ukraina, SBY merasa kondisinya semakin buruk. SBY memperkirakan perang dua negara itu bisa berdampak besar. "Perkembangan situasi di Ukraina, Eropa, semakin buruk, semakin tidak terkendali dan bisa menjurus ke perang besar," ucap SBY.
Bahkan, SBY memperkirakan, dampak perang Rusia dengan Ukraina dapat menyebabkan kejadian tidak terduga. "Jika tren terus meningkat, termasuk permusuhan barat dan Rusia, beserta sekutunya semakin tajam, maka miskalkulasi dan terjadinya unspected incident di lapangan underground dalam medan pertempuran suatu saat bisa terjadi," tuturnya.
SBY menambahkan, hal yang sama juga dapat terjadi di Asia Timur. Apabila terjadi kesalahan kalkulasi, kata SBY, dirinya merasa akan ada insiden di Asia Timur, baik di darat, udara, dan laut. "Dan itulah cikal-bakal dari perang dunia dan perang nuklir yang sama-sama kita takutkan," ucap SBY.
Atas dasar itu, SBY meminta seluruh pihak tidak meremehkan dengan situasi kondisi saat ini. Bila meremehkan, ia merasa sudah ada bukti kesalahan dari catatan sejarah yang ada. "Sejarah menunjukan banyak kesalahan bagi siapa pun yang sering bersikap underestimate terhadap sesuatu," tutur SBY.
Dulu, setahun sebelum pecahnya perang dunia kedua, sudah ada tanda-tanda, tetapi banyak yang underestimate. “Ah enggak mungkin terjadi. Terjadi juga. Jadi ini pelajaran besar bagi pemimpin dunia jangan menganggap tidak akan terjadi perburukan situasi yang tengah berlangsung ini," ucapnya.
Hal itu diungkapkan SBY dalam seminar roundtable discussion yang digelar The Yudhoyono Institute dan Universiti Kebangsaan Malaysia, Kamis (13/10/2022). Menurut SBY, penilaian itu didasari atas pengamatannya sepanjang waktu terkait situasi dunia terkini.
Ihwal perang Rusia-Ukraina, SBY merasa kondisinya semakin buruk. SBY memperkirakan perang dua negara itu bisa berdampak besar. "Perkembangan situasi di Ukraina, Eropa, semakin buruk, semakin tidak terkendali dan bisa menjurus ke perang besar," ucap SBY.
Bahkan, SBY memperkirakan, dampak perang Rusia dengan Ukraina dapat menyebabkan kejadian tidak terduga. "Jika tren terus meningkat, termasuk permusuhan barat dan Rusia, beserta sekutunya semakin tajam, maka miskalkulasi dan terjadinya unspected incident di lapangan underground dalam medan pertempuran suatu saat bisa terjadi," tuturnya.
SBY menambahkan, hal yang sama juga dapat terjadi di Asia Timur. Apabila terjadi kesalahan kalkulasi, kata SBY, dirinya merasa akan ada insiden di Asia Timur, baik di darat, udara, dan laut. "Dan itulah cikal-bakal dari perang dunia dan perang nuklir yang sama-sama kita takutkan," ucap SBY.
Atas dasar itu, SBY meminta seluruh pihak tidak meremehkan dengan situasi kondisi saat ini. Bila meremehkan, ia merasa sudah ada bukti kesalahan dari catatan sejarah yang ada. "Sejarah menunjukan banyak kesalahan bagi siapa pun yang sering bersikap underestimate terhadap sesuatu," tutur SBY.
Dulu, setahun sebelum pecahnya perang dunia kedua, sudah ada tanda-tanda, tetapi banyak yang underestimate. “Ah enggak mungkin terjadi. Terjadi juga. Jadi ini pelajaran besar bagi pemimpin dunia jangan menganggap tidak akan terjadi perburukan situasi yang tengah berlangsung ini," ucapnya.
(cip)
tulis komentar anda