Klaim Era SBY Lebih Baik, Demokrat Ungkap 7 Indikatornya
Kamis, 13 Oktober 2022 - 07:58 WIB
JAKARTA - Era pemerintahan Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dinilai jauh lebih baik. Hal ini disampaikan oleh Kepala Badan Komunikasi Strategis dan Koordinator Juru Bicara DPP Partai Demokrat , Herzaky Mahendra Putra.
Herzaky kemudian mengungkapkan setidaknya ada tujuh indikator yang melandasi pernyataannya tersebut. Indikator pertama kata Herzaky terlihat dari gaji PNS, TNI, Polri naiknya jarang, baru dua kali selama era Jokowi ini, dan itu pun kisaran 5 persen naiknya.
"Saat kami cek datanya, benar juga, di era Pak SBY selama 10 tahun memimpin di 2004-2014, gaji PNS, anggota TNI, Polri, naik 9 kali, hampir tiap tahun, dan kenaikannya sempat berkisar 15-19 persen di lima tahun pertama. Tinggi sekali kenaikan gajinya di era SBY dibandingkan era Jokowi saat ini," ujar Herzaky Mahendra Putra, Rabu (12/10/2022).
Indikator ketiga kata Herzaky adalah masalah kemiskinan. pemerintahan SBY selama 10 tahun (2004-2014) berhasil membawa 8,42 juta jiwa penduduk miskin lepas dari kemiskinan, atau 842 ribu penduduk miskin tiap tahunnya.
"Jokowi lima tahun pertama sebelum pandemi saja hanya mampu menurunkan 2,93 juta jiwa penduduk miskin, atau rata-rata hanya 586 ribu jiwa per tahunnya. Kelihatan kan mana yang lebih baik? Belum kalau kita buka data pasca pandemi," ungkap Herzaky.
Ia mengungkapkan di era tersebut pemerintahan SBY mendapatkan warisan 36,15 juta jiwa penduduk miskin dari era Ibu Mega tahun 2004. Namun dengan keberpihakan Pemerintahan SBY kepada rakyat, jumlah penduduk miskin bisa turun hingga 27,72 juta jiwa pada tahun 2014.
"Sedangkan Jokowi selama lima tahun sebelum pandemi saja, hanya mampu menurunkan kemiskinan menjadi 24,79 juta jiwa di 2019," kata Herzaky Mahendra Putra.
Indikator keempat kata Herzaky adalah terkait pengangguran. Ia mengaku heran pemerintah mengklaim berhasil menurunkan pengangguran sebanyak 140 ribu orang selama lima tahun di era pemeritahan Jokowi, atau rata-rata 28 ribu per tahun. Dari 7,24 juta jiwa di tahun 2014 peninggalan SBY, menjadi 7,1 juta jiwa di 2019 era Jokowi.
Herzaky kemudian mengungkapkan setidaknya ada tujuh indikator yang melandasi pernyataannya tersebut. Indikator pertama kata Herzaky terlihat dari gaji PNS, TNI, Polri naiknya jarang, baru dua kali selama era Jokowi ini, dan itu pun kisaran 5 persen naiknya.
"Saat kami cek datanya, benar juga, di era Pak SBY selama 10 tahun memimpin di 2004-2014, gaji PNS, anggota TNI, Polri, naik 9 kali, hampir tiap tahun, dan kenaikannya sempat berkisar 15-19 persen di lima tahun pertama. Tinggi sekali kenaikan gajinya di era SBY dibandingkan era Jokowi saat ini," ujar Herzaky Mahendra Putra, Rabu (12/10/2022).
Indikator ketiga kata Herzaky adalah masalah kemiskinan. pemerintahan SBY selama 10 tahun (2004-2014) berhasil membawa 8,42 juta jiwa penduduk miskin lepas dari kemiskinan, atau 842 ribu penduduk miskin tiap tahunnya.
"Jokowi lima tahun pertama sebelum pandemi saja hanya mampu menurunkan 2,93 juta jiwa penduduk miskin, atau rata-rata hanya 586 ribu jiwa per tahunnya. Kelihatan kan mana yang lebih baik? Belum kalau kita buka data pasca pandemi," ungkap Herzaky.
Ia mengungkapkan di era tersebut pemerintahan SBY mendapatkan warisan 36,15 juta jiwa penduduk miskin dari era Ibu Mega tahun 2004. Namun dengan keberpihakan Pemerintahan SBY kepada rakyat, jumlah penduduk miskin bisa turun hingga 27,72 juta jiwa pada tahun 2014.
"Sedangkan Jokowi selama lima tahun sebelum pandemi saja, hanya mampu menurunkan kemiskinan menjadi 24,79 juta jiwa di 2019," kata Herzaky Mahendra Putra.
Indikator keempat kata Herzaky adalah terkait pengangguran. Ia mengaku heran pemerintah mengklaim berhasil menurunkan pengangguran sebanyak 140 ribu orang selama lima tahun di era pemeritahan Jokowi, atau rata-rata 28 ribu per tahun. Dari 7,24 juta jiwa di tahun 2014 peninggalan SBY, menjadi 7,1 juta jiwa di 2019 era Jokowi.
tulis komentar anda