Ketua DPW Partai Perindo DKI Jakarta: Tragedi Kanjuruhan Akibat Dosa Berjamaah

Kamis, 06 Oktober 2022 - 19:21 WIB
Ketua DPW Partai Perindo DKI Jakarta, Effendi Syahputra menyebut penyebab tewasnya ratusan suporter Arema FC di Stadion Kanjuruhan, Malang, akibat kesalahan prosedural yang diambil semua pihak. Foto/SINDOnews
JAKARTA - Ketua DPW Partai Persatuan Indonesia (Perindo) DKI Jakarta, Effendi Syahputra mengungkapkan penyebab tewasnya ratusan suporter Arema FC di Stadion Kanjuruhan , Malang, Jawa Timur, merupakan dosa berjamaah. Menurut Effendi, dosa berjamaah yang dimaksud adalah kesalahan prosedural yang diambil oleh semua pihak yang terlibat.

Effendi menyebutkan kesalahan standar prosedural pengamanan yang ada di dalam stadion. Effendi menjelaskan kesalahan penggunaan gas air mata yang dipakai guna menertibkan kerumunan sudah dilarang oleh regulasi FIFA.

"Kesalahan pertama yaitu petugas keamanan dilarang membawa gas air mata ke dalam stadion, berdasarkan regulasi FIFA. Nah ini malah ditembakkan pula, karena regulasi pengamanan menurut polisi, untuk membubarkan huru-hara, mereka wajib memakai itu," jelas Effendi dalam podcast aksi nyata, Kamis (6/10/2022).





Problem penggunaa gas air mata ini, menurut Effendi, tidak hanya terjadi sekali di Kanjuruhan. Effendi menjelaskan dalam piala Presiden antara Persib melawan Persebaya yang mengakibatkan dua orang meninggal. "Jadi ini kesalahan yang berulang-ulang, standar pengamanan stadion yang buruk malah mengakibatkan korban jiwa," tutur Effendi.



Kemudian, Effendi menjelaskan adanya kesalahan yang hadir dari kepentingan broadcaster yang mementingkan rating komersil. Menurutnya, kepentingan komersil tersebut yang akhirnya menafikan potensi-potensi yang dikhawatirkan sering terjadi dalam gelaran pertandingan sepakbola di Indonesia.

"Pihak kepolisian dan panitia penyelenggara klub sudah mengajukan ke LIB sebagai Operator liga untuk menggeser jadwal pertandingan lebih awal untuk mengurangi potensi kerusuhan dan sebagainya. Tetapi atas keputusan LIB, PSSI dan Broadcaster selaku pemegang hak siar, mereka tetap menginginkan main di jam delapan malam karena ratingnya tinggi," terang Effendi.

Terlebih, Effendi menuturkan pihak panitia penyelenggara juga menjual jumlah tiket yang melebihi kapasitas stadion. Hal ini menimbang animo pertandingan yang besar bagi masing-masing pendukung klub sepak bola yang bertanding. "Hanya demi cuan, tiket pun dijual melebihi batas kapasitas stadion. Yaa jadi seperti inilah hasilnya," jelas Effendi.

Untuk diketahui, podcast aksi nyata Perindo yang bertajuk "Tragedi di Stadion Kanjuruhan" tersebut digawangi oleh pembawa acara Laras Tahira. Tayangan podcast itu dapat disaksikan melalui layanan daring di Instagram Partai Perindo, RCTI+, Okezone, Sindonews.com, iNews.id, YouTube, Facebook, Twitter dan Website Partai Perindo.
(cip)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More