SBY Mengaku Tak Pernah Lakukan Kecurangan Pemilu, Hasto: Mudah Dipatahkan
Minggu, 18 September 2022 - 02:08 WIB
JAKARTA - Sekjen PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto menyebutkan pernyataan Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang tidak pernah melakukan kecurangan Pemilu sangat mudah untuk dipatahkan.
“Apa yang disampaikan oleh Pak SBY bahwa selama 10 tahun Demokrat memimpin tidak pernah melakukan kecurangan Pemilu, mudah sekali dipatahkan," ujar Hasto Kristiyanto, Sabtu (17/9/2022).
Sehingga, kata Hasto, biar para pakar Pemilu yang kredibel yang menilai demokratis tidaknya 10 tahun ketika Partai Demokrat memimpin 2004-2014.
"Bukan hanya itu, saksi kunci berbagai kasus korupsi besar pun banyak meninggal tidak wajar di zaman Pemerintahan SBY. Itu yang bisa diteliti," lanjut Hasto. Baca: PDIP: Pemerintahan Jokowi Tidak Ada Niat Gagalkan AHY Maju di Pilpres 2024
Hasto mengaku bisa menunjukkan berbagai skema kecurangan pada saat Pemilu 2009 kalau memang mau didalami lebih jauh lagi. Menurut Hasto, di era SBY yang mendorong liberalisasi politik melalui sistem Pemilu Daftar Terbuka.
“Puncak liberalisasi politik dan liberalisasi di sektor pertanian, terjadi zaman Pak SBY. Dengan berbagai manipulasi tersebut, Partai Demokrat mengalami kenaikan 300%. Pasca-SBY tidak berkuasa, terbukti hal-hal yang sifatnya ‘bubble’ kemudian mengempes atau pecah sendiri, karena cara menggelembungkannya bersifat instant," kata Hasto Kristiyanto.
Sebagaimana diketahui sebelumnya, Presiden ke-6 RI SBY turun gunung untuk membeberkan dugaan adanya upaya skenario untuk menghancurkan pihak oposisi di Pemilu 2024. Hal tersebut disampaikan SBY saat rapat pimpinan nasional (rapimnas) Partai Demokrat 2022, di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta Pusat, Kamis (15/9/2022) lalu.
SBY awalnya membeberkan adanya tanda-tanda Pemilu 2024 akan berlangsung secara tidak jujur dan tidak adil.
“Apa yang disampaikan oleh Pak SBY bahwa selama 10 tahun Demokrat memimpin tidak pernah melakukan kecurangan Pemilu, mudah sekali dipatahkan," ujar Hasto Kristiyanto, Sabtu (17/9/2022).
Sehingga, kata Hasto, biar para pakar Pemilu yang kredibel yang menilai demokratis tidaknya 10 tahun ketika Partai Demokrat memimpin 2004-2014.
"Bukan hanya itu, saksi kunci berbagai kasus korupsi besar pun banyak meninggal tidak wajar di zaman Pemerintahan SBY. Itu yang bisa diteliti," lanjut Hasto. Baca: PDIP: Pemerintahan Jokowi Tidak Ada Niat Gagalkan AHY Maju di Pilpres 2024
Hasto mengaku bisa menunjukkan berbagai skema kecurangan pada saat Pemilu 2009 kalau memang mau didalami lebih jauh lagi. Menurut Hasto, di era SBY yang mendorong liberalisasi politik melalui sistem Pemilu Daftar Terbuka.
“Puncak liberalisasi politik dan liberalisasi di sektor pertanian, terjadi zaman Pak SBY. Dengan berbagai manipulasi tersebut, Partai Demokrat mengalami kenaikan 300%. Pasca-SBY tidak berkuasa, terbukti hal-hal yang sifatnya ‘bubble’ kemudian mengempes atau pecah sendiri, karena cara menggelembungkannya bersifat instant," kata Hasto Kristiyanto.
Sebagaimana diketahui sebelumnya, Presiden ke-6 RI SBY turun gunung untuk membeberkan dugaan adanya upaya skenario untuk menghancurkan pihak oposisi di Pemilu 2024. Hal tersebut disampaikan SBY saat rapat pimpinan nasional (rapimnas) Partai Demokrat 2022, di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta Pusat, Kamis (15/9/2022) lalu.
SBY awalnya membeberkan adanya tanda-tanda Pemilu 2024 akan berlangsung secara tidak jujur dan tidak adil.
tulis komentar anda