Kekerasan Seksual Berbasis Gender Dinilai Harus Jadi Perhatian Bersama

Sabtu, 03 September 2022 - 14:11 WIB
Sustainable Advocacy Trainning yang digelar oleh Kohati PB HMI. Foto/Ist
JAKARTA - Kekerasan terhadap perempuan dan anak, dinilai harus menjadi perhatian bersama. Pandangan ini mengemuka dalam Sustainable Advocacy Trainning yang digelar oleh Kohati PB HMI, berlangsung selama tiga hari di Jakarta.

Ketua Umum Kohati PB HMI Umiroh Fauziah mengatakan, pembahasan permasalahan perempuan dan anak adalah hal yang sangat krusial dan selalu mendapatkan perhatian banyak masyarakat.

"Pembahasan isu tentang perempuan masih menjadi isu sentral. Namun justru pemberitaan di banyak media perempuan justru selalu tersudutkan dan tereksploitasi ketika terjadi sebuah kasus," kata Umiroh Fauziah, Sabtu (3/9/2022).



Oleh sebab itu perlu adanya pemetaan organisasi yang jelas tentang arah gerakan perempuan salah satunya yang dilakukan Kohati.

"Sustainble advokasi trainning adalah kekuatan baru Kohati seluruh Indonesia yang akan memberikan kontribusi nyata dalam rangka pengentasan isu-isu keperempuanan melalui Advokasi," tegasnya.

Sementara itu, Ketua Bidang Kajian dan Advokasi, Sri Irawati Mukhtar berharap, kegiatan ini dapat menjadi warisan yang berkelanjutan dan berdampak.

"Melalui program ini kami berharap kohati dapat berperan dalam menjawab persoalan-persoalan yang dihadapi perempuan. Sustainable Advocacy Trainning ini bukan hanya kegiatan sekali, namun akan berkelanjutan. menjadi warisan baku yang akan bermanfaat bagi setiap generasi kader Kohati," bebernya.

Hal senada diungkapkan ketua pelaksana Sustainable Advocacy Trainning, Agnia Addini. Menurutnya, hampir genap 53 tahun Kohati berkiprah sebagai organisasi perempuan, dan melalui kegiatan ini adalah salah satu langkah dalam membuat gerakan nyata dan berdampak, bagi kader dan seluruh masyarakat.

"Jargon kami dalam kegiatan ini adalah Bergerak bersama #KawanBaik, tentu ini adalah spirit yang kita bangun untuk mengajak seluruh kader HMI dan Kohati menjadi generasi yang sadar dan bergerak secara bersama," tutupnya.

Diketahui, Sustainable Advocacy Trainning yang berlangsung selama tiga hari di Jakarta ini akan membekali peserta pemahaman terkait advokasi khususnya kasus kekerasan seksual berbasis gender.

Kegiatan diikuti oleh 32 peserta dari seluruh Indonesia ini merupakan kegiatan yang akan menjadi embrio Trainning-Trainning Advokasi di daerah-daerah.
(maf)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More