Sekjen PDIP Ungkap Isi Dialog Jokowi dan Megawati Jelang Pilpres 2019
Minggu, 14 Agustus 2022 - 11:27 WIB
JAKARTA - Sekretaris Jenderal DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto membeberkan dialog antara Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri dan Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjelang Pilpres 2019. Hal itu diungkapkan Hasto di hadapan 100 orang tokoh masyarakat dan akademisi Kota Medan, Sumatera Utara, Sabtu (13/8/2022) malam.
Menurutnya, pertemuan Megawati dan Jokowi bukan meminta hal seperti kuota jabatan menteri. Megawati justru memberi gambaran soal mimpi Bung Karno. Alasan Bung Karno mengeluarkan ajaran Trisakti, yakni berdaulat di bidang politik, ekonomi, dan kebudayaan, termasuk pendidikan.
"Karena itulah Ibu Mega meminta pak presiden, 'dek, kami akan dukung lagi. Permintaan saya majukan pendidikan kita, dan bentuk Badan Riset dan Inovasi," ujar Hasto dalam keterangannya, Minggu (14/8/2022).
Hasto menuturkan, Jokowi heran dan mempertanyakan apa yang harus diteliti mengenai pendidikan. "Pak Jokowi bertanya apa yang diteliti? Maka Bu Mega mengatakan yang diteliti 4 hal. Manusianya, floranya, faunanya, dan teknologi itu sendiri untuk membawa kemajuan di segala aspek kehidupan berbangsa dan bernegara," katanya.
Usai pembicaraan tersebut, Hasto kembali dipanggil Megawati beberapa bulan setelahnya. Ia diminta menyampaikan kisah seorang warga Prancis yang menyewa tanah di Sleman, mengumpulkan bambu Nusantara, dan menggunakan teknologi kultur jaringan. Hasilnya, orang Prancis itu mengekspor ke empat benua setiap enam bulan.
"Sejak itu saya diperintahkan lebih sering masuk ke kampus menggelorakan semangat berdikari. Kalau orang Prancis saja bisa kumpulkan bambu nusantara, dengan teknologi yang tak hebat-hebat amat yakni kultur jaringan, lalu ke mana peneliti kita? Padahal resources kita luar biasa," katanya.
Baca juga: Megawati Dukung Ratu Kalinyamat Jadi Pahlawan Nasional
Hasto menyadari sepenuhnya bahwa semangat berdikari melalui riset dan inovasi harus ditularkan lewat para tokoh serta akademisi itu. Di dalam bumi Indonesia merdeka, sistem pendidikan Indonesia seharusnya jadi pusat kemajuan bagi Indonesia Raya. "Itu yang harus kita lakukan. Makanya kita dorong beasiswa bagi anak-anak pintar. Mari gelorakan Indonesia yang berkemajuan," katanya.
Menurutnya, pertemuan Megawati dan Jokowi bukan meminta hal seperti kuota jabatan menteri. Megawati justru memberi gambaran soal mimpi Bung Karno. Alasan Bung Karno mengeluarkan ajaran Trisakti, yakni berdaulat di bidang politik, ekonomi, dan kebudayaan, termasuk pendidikan.
"Karena itulah Ibu Mega meminta pak presiden, 'dek, kami akan dukung lagi. Permintaan saya majukan pendidikan kita, dan bentuk Badan Riset dan Inovasi," ujar Hasto dalam keterangannya, Minggu (14/8/2022).
Hasto menuturkan, Jokowi heran dan mempertanyakan apa yang harus diteliti mengenai pendidikan. "Pak Jokowi bertanya apa yang diteliti? Maka Bu Mega mengatakan yang diteliti 4 hal. Manusianya, floranya, faunanya, dan teknologi itu sendiri untuk membawa kemajuan di segala aspek kehidupan berbangsa dan bernegara," katanya.
Usai pembicaraan tersebut, Hasto kembali dipanggil Megawati beberapa bulan setelahnya. Ia diminta menyampaikan kisah seorang warga Prancis yang menyewa tanah di Sleman, mengumpulkan bambu Nusantara, dan menggunakan teknologi kultur jaringan. Hasilnya, orang Prancis itu mengekspor ke empat benua setiap enam bulan.
"Sejak itu saya diperintahkan lebih sering masuk ke kampus menggelorakan semangat berdikari. Kalau orang Prancis saja bisa kumpulkan bambu nusantara, dengan teknologi yang tak hebat-hebat amat yakni kultur jaringan, lalu ke mana peneliti kita? Padahal resources kita luar biasa," katanya.
Baca juga: Megawati Dukung Ratu Kalinyamat Jadi Pahlawan Nasional
Hasto menyadari sepenuhnya bahwa semangat berdikari melalui riset dan inovasi harus ditularkan lewat para tokoh serta akademisi itu. Di dalam bumi Indonesia merdeka, sistem pendidikan Indonesia seharusnya jadi pusat kemajuan bagi Indonesia Raya. "Itu yang harus kita lakukan. Makanya kita dorong beasiswa bagi anak-anak pintar. Mari gelorakan Indonesia yang berkemajuan," katanya.
(abd)
Lihat Juga :
tulis komentar anda