Bukan Hanya Beras, Kemensos Ungkap Kuburan Bansos di Depok Ada Telur dan Tepung
Selasa, 02 Agustus 2022 - 18:32 WIB
JAKARTA - Inspektur Jenderal Kementerian Sosial ( Kemensos ) Dadang Iskandar menduga kuburan bantuan sosial ( bansos ) yang ditemukan di Depok, Jawa Barat, tidak hanya berupa beras tapi juga barang sembako lainnya seperti telur dan tepung terigu. Hal ini didasarkan temuan lapangan pada Senin (1/8/2022).
"Saya baru sampai dari Depok. Kami dari lokasi penimbunan. Jadi kondisi yang tadi saya datangi itu kondisi bau, bau sekali. Bau telur busuk dan segala macam. Jadi kalau dilihat dari kondisi yang ada, ini sebenarnya bukan bantuan beras saja, tapi ada tepung ada telur," kata Dadang dalam pers konferensi di Kemensos, Jakarta, Selasa (2/8/2022).
Temuan lainnya, beras yang tertimbun di parkiran JNE itu dalam berbagai ukuran berat. Tidak ditemukan
label tulisan "Bantuan Presiden melalui Kemensos". Padahal pada 2020, presiden melalui Kemensos meluncurkan Beras Kita ukuran 20 kg lengkap dengan label tersebut.
Baca juga: Heboh Bansos Jokowi Dikubur di Depok, Bulog Pastikan Kondisi Beras Tidak Rusak
"Tadi kami mencocokkan bantuan beras itu sendiri. Pertama karung beras memang ada 20 kg, ada 5 kg. Seingat kami saat bantuan itu diluncurkan untuk beras 20 kg, itu ada tulisan 'Bantuan Presiden melalui Kemensos'. Kebetulan saya masih punya dokumentasinya. Ini tahun 2020," ujarnya.
"Itu ada tertera stiker Bantuan Presiden melalui Kementerian Sosial", nah ini yang kami coba tandai di lapangan. Tadi saat kami di lapangan, kami foto juga, kami tidak menemukan itu. Jadi diduga," ujarnya.
Atas temuan tersebut, Kemensos segera berkoordinasi dengan Bulog. Bulog sudah menjelaskan bahwa bantuan beras yang ditimbun di Depok tersebut memang atas kerja sama pengiriman dengan PT SSI. "Ternyata SSI itu sendiri melakukan kerja sama dengan pihak JNE. Nah ini yang kami lakukan penulusuran kembali," katanya.
Baca juga: Polda Metro, Kemensos, dan Bulog Bakal Tinjau Lokasi Kuburan Bansos Presiden di Depok
Tapi untuk jenis bantuan Beras Kita pada tahun sebelumnya, kata Dadang, memang telah dilakukan evaluasi terlebih dahulu dan sudah memiliki label Bantuan Presiden melalui Kementerian Sosial. "Tadi tidak ditemukan. Nah itu. Tadi tidak ditemukan karena tadi saya ke lapangan liat barang-barang itu tidak ada. Tidak ada tidak ditemukan," katanya.
Sebelumnya, Mensos Tri Rismaharini menegaskan beras yang tertimbun tersebut telah diganti oleh JNE. Diketahui beras yang ditimbun itu adalah beras rusak dalam perjalanan. "Pengiriman bantuan beras itu dilakukan oleh Bulog kemudian di perjalanan barangnya itu kehujanan. Sehingga saat itu diputuskan, Mereka harus mengganti berasnya sehingga kemudian digantilah beras itu," katanya.
"Artinya diganti sepertinya tadi disampaikan karena saat itu dikoordinasikan untuk diganti. Karena kehujanan pada saat pengiriman itu, diputuskan untuk diganti. Sudah ada keterangan bahwa memang diganti oleh penerima jasa transporternya beras itu," katanya.
"Saya baru sampai dari Depok. Kami dari lokasi penimbunan. Jadi kondisi yang tadi saya datangi itu kondisi bau, bau sekali. Bau telur busuk dan segala macam. Jadi kalau dilihat dari kondisi yang ada, ini sebenarnya bukan bantuan beras saja, tapi ada tepung ada telur," kata Dadang dalam pers konferensi di Kemensos, Jakarta, Selasa (2/8/2022).
Temuan lainnya, beras yang tertimbun di parkiran JNE itu dalam berbagai ukuran berat. Tidak ditemukan
label tulisan "Bantuan Presiden melalui Kemensos". Padahal pada 2020, presiden melalui Kemensos meluncurkan Beras Kita ukuran 20 kg lengkap dengan label tersebut.
Baca juga: Heboh Bansos Jokowi Dikubur di Depok, Bulog Pastikan Kondisi Beras Tidak Rusak
"Tadi kami mencocokkan bantuan beras itu sendiri. Pertama karung beras memang ada 20 kg, ada 5 kg. Seingat kami saat bantuan itu diluncurkan untuk beras 20 kg, itu ada tulisan 'Bantuan Presiden melalui Kemensos'. Kebetulan saya masih punya dokumentasinya. Ini tahun 2020," ujarnya.
"Itu ada tertera stiker Bantuan Presiden melalui Kementerian Sosial", nah ini yang kami coba tandai di lapangan. Tadi saat kami di lapangan, kami foto juga, kami tidak menemukan itu. Jadi diduga," ujarnya.
Atas temuan tersebut, Kemensos segera berkoordinasi dengan Bulog. Bulog sudah menjelaskan bahwa bantuan beras yang ditimbun di Depok tersebut memang atas kerja sama pengiriman dengan PT SSI. "Ternyata SSI itu sendiri melakukan kerja sama dengan pihak JNE. Nah ini yang kami lakukan penulusuran kembali," katanya.
Baca juga: Polda Metro, Kemensos, dan Bulog Bakal Tinjau Lokasi Kuburan Bansos Presiden di Depok
Tapi untuk jenis bantuan Beras Kita pada tahun sebelumnya, kata Dadang, memang telah dilakukan evaluasi terlebih dahulu dan sudah memiliki label Bantuan Presiden melalui Kementerian Sosial. "Tadi tidak ditemukan. Nah itu. Tadi tidak ditemukan karena tadi saya ke lapangan liat barang-barang itu tidak ada. Tidak ada tidak ditemukan," katanya.
Sebelumnya, Mensos Tri Rismaharini menegaskan beras yang tertimbun tersebut telah diganti oleh JNE. Diketahui beras yang ditimbun itu adalah beras rusak dalam perjalanan. "Pengiriman bantuan beras itu dilakukan oleh Bulog kemudian di perjalanan barangnya itu kehujanan. Sehingga saat itu diputuskan, Mereka harus mengganti berasnya sehingga kemudian digantilah beras itu," katanya.
"Artinya diganti sepertinya tadi disampaikan karena saat itu dikoordinasikan untuk diganti. Karena kehujanan pada saat pengiriman itu, diputuskan untuk diganti. Sudah ada keterangan bahwa memang diganti oleh penerima jasa transporternya beras itu," katanya.
(abd)
tulis komentar anda