Semua Pihak Didorong Perhatikan Kondisi Sungai untuk Jaga Sumber Air
Sabtu, 30 Juli 2022 - 13:09 WIB
JAKARTA - Perhatikan kondisi lingkungan sungai dinilai menjadi salah satu cara untuk menjaga sumber air dari pencemaran lingkungan. Hal ini dikatakan oleh Ketua Umum Gerakan Ciliwung Bersih (GCB), Peni Susanti Moerpratomo.
Pandangan ini disampaikan Peni Susanti terkait dilaksanakannya peringatakan Hari Ciliwung ke-11 yang jatuh pada 27 Juli 2022. Menurut Peni Susanti, hal ini perlu ditekankan untuk menjaga sumber baku air minum.
"Dengan program-program GBC yang sudah berjalan, banyak perubahan-perubahan yang terjadi. Selain mutu air yang semakin baik juga meningkatnya kepedulian masyarakat terhadap sungai," kata Peni dalam keterangannya, Sabtu (30/7/2022).
"Seperti di sungai Ciliwung, dulu di 2009 hanya 2 Komunitas Ciliwung sekarang sudah ada kurang lebih 30 Komunitas Ciliwung," tambahnya.
Ditegaskan Peni, GCB hadir dengan Visi dan Misi yang nyata yaitu menjadikan Sungai Ciliwung menjadi sungai yang bersih. "Dapat di gunakan kembali untuk berbagai aktifitas seperti sumber air minum, pariwisata dan perhubungan," ujar Peni.
Peran GCB di lingkungan hidup tambah Peni, adalah sebagai fasilitator, koordinator, advaiser, pembina dan rumah bersama yang membangun kemitraan dengan berbagai pihak yang peduli dan bertanggung jawab.
"Adapun aksi-aksi nyata yaitu untuk kebersihan serta kelestarian sungai antara lain GCB Ciliwung Center, saur ulang sampah dan tempat olah sampah sungai (TOSS), ekowisata/eduwisata, dan sekolah sungai," jelasnya.
Tidak hanya itu sambung Peni Susanti dengan program-program GCB, sudah ada 5 sarjana dan 2 doktor yang telah selesai melakukan penelitian di GCB.
Puncaknya kata Peni, sangat gembira pada saat acara Hari Air Dunia yang dihadiri juga oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya, Dirjen PPKL Kementerian LHK Karliansyah yang pada saat itu menjabat sebagai Dirjen PPKL.
"Kami merasa bahwa ini adalah anugerah sekaligus menambah motivasi bagi GCB yang merupakan gerakan bersama multi stakeholder," tutupnya.
Pandangan ini disampaikan Peni Susanti terkait dilaksanakannya peringatakan Hari Ciliwung ke-11 yang jatuh pada 27 Juli 2022. Menurut Peni Susanti, hal ini perlu ditekankan untuk menjaga sumber baku air minum.
"Dengan program-program GBC yang sudah berjalan, banyak perubahan-perubahan yang terjadi. Selain mutu air yang semakin baik juga meningkatnya kepedulian masyarakat terhadap sungai," kata Peni dalam keterangannya, Sabtu (30/7/2022).
"Seperti di sungai Ciliwung, dulu di 2009 hanya 2 Komunitas Ciliwung sekarang sudah ada kurang lebih 30 Komunitas Ciliwung," tambahnya.
Ditegaskan Peni, GCB hadir dengan Visi dan Misi yang nyata yaitu menjadikan Sungai Ciliwung menjadi sungai yang bersih. "Dapat di gunakan kembali untuk berbagai aktifitas seperti sumber air minum, pariwisata dan perhubungan," ujar Peni.
Peran GCB di lingkungan hidup tambah Peni, adalah sebagai fasilitator, koordinator, advaiser, pembina dan rumah bersama yang membangun kemitraan dengan berbagai pihak yang peduli dan bertanggung jawab.
"Adapun aksi-aksi nyata yaitu untuk kebersihan serta kelestarian sungai antara lain GCB Ciliwung Center, saur ulang sampah dan tempat olah sampah sungai (TOSS), ekowisata/eduwisata, dan sekolah sungai," jelasnya.
Tidak hanya itu sambung Peni Susanti dengan program-program GCB, sudah ada 5 sarjana dan 2 doktor yang telah selesai melakukan penelitian di GCB.
Puncaknya kata Peni, sangat gembira pada saat acara Hari Air Dunia yang dihadiri juga oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya, Dirjen PPKL Kementerian LHK Karliansyah yang pada saat itu menjabat sebagai Dirjen PPKL.
"Kami merasa bahwa ini adalah anugerah sekaligus menambah motivasi bagi GCB yang merupakan gerakan bersama multi stakeholder," tutupnya.
(maf)
tulis komentar anda