3 Penyebab Prabowo Raih Sentimen Positif Tertinggi dalam Pencapresan 2024
Minggu, 24 Juli 2022 - 13:51 WIB
JAKARTA - Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto bertengger di urutan satu sebagai calon presiden (capres) 2024 dengan sentimen positif jauh di atas tokoh lain. Hal tersebut berdasarkan hasil riset terbaru Lembaga Survei Jakarta (LSJ).
Direktur Riset LSJ Fetra Ardianto mengatakan, Prabowo mendapatkan persentase sebesar 62,8%, diikuti dengan Ridwan Kamil 32,2%, lalu Ganjar dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang sama-sama mendapatkan persentase 25,1%.
Fetra menjelaskan, tingginya sentimen positif terhadap Prabowo disebabkan oleh tiga faktor. Pertama, munculnya Prabowo sebagai menteri dengan kinerja terbaik menurut hampir semua lembaga survei mainstream.
Kedua, tingkat elektabilitas Prabowo yang selalu berada di posisi teratas dalam berbagai rilis lembaga riset. Ketiga, khusus dalam 10 hari terakhir, adanya underdog effect dari ejekan dan komentar dari segelintir tokoh nasional seperti Jusuf Kalla (JK) dan Zulfan Lindan.
Terkait faktor ketiga, Fetra mengatakan bahwa publik menilai Prabowo sangat elegan dalam menanggapi komentar negatif serta ejekan yang dilayangkan untuknya. Hal ini yang kemudian, kata Fetra, menjadi penyebab persentase sentimen positif Prabowo jauh di atas tokoh lain.
"Cara Prabowo yang begitu elegan dalam menyikapi setiap komentar negatif terhadap dirinya (termasuk ejekan serta komentar dari JK dan Zulfan Lindan) terbukti justru meningkatkan simpati dan apresiasi publik luas kepada Ketua Umum Partai Gerindra tersebut," kata Fetra.
Baca juga: Survei LSJ: Prabowo Capres dengan Sentimen Positif Tertinggi
Seperti diketahui, belum lama ini dalam sebuah wawancara yang diunggah kanal YouTube salah satu TV swasta, Jusuf Kalla (JK) mengejek Prabowo telah gagal dalam tiga kali Pilpres dan mempertanyakan apakah mau gagal untuk keempat kalinya.
Sementara Zulfan Lindan mempersoalkan usia Prabowo yang sudah tidak muda lagi untuk mencalonkan diri sebagai capres. Konon itu pula yang disampaikan Ketua Umum Nasdem Surya Paloh dalam pertemuannya dengan Prabowo beberapa waktu lalu.
Sebagai informasi, Riset LSJ ini menggunakan pendekatan natural language processing (NLP) untuk mengekstraksi opini atau percakapan warganet dalam bentuk teks. Analisis dilakukan dengan menggunakan keyword yang sering dipublikasikan oleh lembaga-lembaga riset mainstream, seperti Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo, Anies Baswedan, dan sebagainya. Dataset diperoleh pada periode 10 hingga 20 Juli 2022 dengan teknik ekstraksi knowledge big data.
Lihat Juga: Prabowo dan Joe Biden Sepakat Perluas Cakupan Latihan Militer Bersama dan Perkuat Keamanan Maritim
Direktur Riset LSJ Fetra Ardianto mengatakan, Prabowo mendapatkan persentase sebesar 62,8%, diikuti dengan Ridwan Kamil 32,2%, lalu Ganjar dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang sama-sama mendapatkan persentase 25,1%.
Fetra menjelaskan, tingginya sentimen positif terhadap Prabowo disebabkan oleh tiga faktor. Pertama, munculnya Prabowo sebagai menteri dengan kinerja terbaik menurut hampir semua lembaga survei mainstream.
Kedua, tingkat elektabilitas Prabowo yang selalu berada di posisi teratas dalam berbagai rilis lembaga riset. Ketiga, khusus dalam 10 hari terakhir, adanya underdog effect dari ejekan dan komentar dari segelintir tokoh nasional seperti Jusuf Kalla (JK) dan Zulfan Lindan.
Terkait faktor ketiga, Fetra mengatakan bahwa publik menilai Prabowo sangat elegan dalam menanggapi komentar negatif serta ejekan yang dilayangkan untuknya. Hal ini yang kemudian, kata Fetra, menjadi penyebab persentase sentimen positif Prabowo jauh di atas tokoh lain.
"Cara Prabowo yang begitu elegan dalam menyikapi setiap komentar negatif terhadap dirinya (termasuk ejekan serta komentar dari JK dan Zulfan Lindan) terbukti justru meningkatkan simpati dan apresiasi publik luas kepada Ketua Umum Partai Gerindra tersebut," kata Fetra.
Baca juga: Survei LSJ: Prabowo Capres dengan Sentimen Positif Tertinggi
Seperti diketahui, belum lama ini dalam sebuah wawancara yang diunggah kanal YouTube salah satu TV swasta, Jusuf Kalla (JK) mengejek Prabowo telah gagal dalam tiga kali Pilpres dan mempertanyakan apakah mau gagal untuk keempat kalinya.
Sementara Zulfan Lindan mempersoalkan usia Prabowo yang sudah tidak muda lagi untuk mencalonkan diri sebagai capres. Konon itu pula yang disampaikan Ketua Umum Nasdem Surya Paloh dalam pertemuannya dengan Prabowo beberapa waktu lalu.
Sebagai informasi, Riset LSJ ini menggunakan pendekatan natural language processing (NLP) untuk mengekstraksi opini atau percakapan warganet dalam bentuk teks. Analisis dilakukan dengan menggunakan keyword yang sering dipublikasikan oleh lembaga-lembaga riset mainstream, seperti Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo, Anies Baswedan, dan sebagainya. Dataset diperoleh pada periode 10 hingga 20 Juli 2022 dengan teknik ekstraksi knowledge big data.
Lihat Juga: Prabowo dan Joe Biden Sepakat Perluas Cakupan Latihan Militer Bersama dan Perkuat Keamanan Maritim
(abd)
tulis komentar anda