Profil Alex Kawilarang Pendiri Kopassus, Pasukan Elite TNI yang Ditakuti Dunia
Sabtu, 11 Juni 2022 - 07:51 WIB
JAKARTA - Berikut ini profil Alex Kawilarang pendiri Kopassus , pasukan elite TNI Angkatan Darat (AD) yang memiliki kemampuan khusus seperti bergerak cepat di setiap medan, menembak tepat, dan antiteror. Berkat tangan dingin mantan prajurit KNIL tersebut, Kopassus akhirnya terwujud dan menjadi pasukan yang sangat disegani di dunia.
Dikutip dari laman resmi Komando Pasukan Khusus (Kopassus) yakni, kopassus.mil.id, disebutkan pembentukan pasukan Korps Baret Merah ini berawal saat Pimpinan Angkatan Perang RI mengerahkan pasukan yang dipimpin Panglima Teritorium III Kolonel Inf. Alexander Evert Kawilarang dengan Komandan Operasinya Letkol Slamet Riyadi menumpas pemberontakan bersenjata di Maluku.
Pemberontakan itu dilakukan oleh sekelompok orang yang menamakan dirinya Republik Maluku Selatan (RMS) pada Juli 1950. Meski berhasil menumpas pemberontak namun dengan korban yang tidak sedikit dari pihak TNI. Banyaknya prajurit TNI yang gugur ini bukan hanya disebabkan oleh tingginya semangat pasukan musuh dan persenjataan yang lengkap namun juga karena taktik, pengalaman tempur yang baik didukung kemampuan tembak tepat dan gerakan perorangan.
Peristiwa inilah yang mengilhami Letkol Slamet Riyadi menggagas satuan pemukul yang dapat digerakan secara cepat dan tepat untuk menghadapi berbagai sasaran di medan yang berat sekalipun. Setelah gugurnya Letkol Slamet Riyadi saat pertempuran di Kota Ambon, gagasan tersebut dilanjutkan oleh Kolonel A.E. Kawilarang.
Pada November 1951, Kolonel A.E. Kawilarang ditunjuk sebagai Panglima TT III/Siliwangi. Eks prajurit KNIL itu pun mengeluarkan Instruksi Panglima Tentara dan Teritorium III Nomor 55/Instr/PDS/52 tanggal 16 April 1952 tentang pembentukan Kesatuan Komando Tentara dan Teritorium III atau Kesko III/Siliwangi yang menjadi cikal bakal Korps Baret Merah Kopassus.
“Dibenaknya (Kawilarang-red), pasukan khusus itu harus menjadi kesatuan yang ramping memiliki keahlian individu yang tinggi serta bermobilitas tinggi,” tulis buku berjudul “Kopassus untuk Indonesia” dikutip SINDOnews, Sabtu (11/6/2022).
Dikutip dari laman resmi Komando Pasukan Khusus (Kopassus) yakni, kopassus.mil.id, disebutkan pembentukan pasukan Korps Baret Merah ini berawal saat Pimpinan Angkatan Perang RI mengerahkan pasukan yang dipimpin Panglima Teritorium III Kolonel Inf. Alexander Evert Kawilarang dengan Komandan Operasinya Letkol Slamet Riyadi menumpas pemberontakan bersenjata di Maluku.
Pemberontakan itu dilakukan oleh sekelompok orang yang menamakan dirinya Republik Maluku Selatan (RMS) pada Juli 1950. Meski berhasil menumpas pemberontak namun dengan korban yang tidak sedikit dari pihak TNI. Banyaknya prajurit TNI yang gugur ini bukan hanya disebabkan oleh tingginya semangat pasukan musuh dan persenjataan yang lengkap namun juga karena taktik, pengalaman tempur yang baik didukung kemampuan tembak tepat dan gerakan perorangan.
Peristiwa inilah yang mengilhami Letkol Slamet Riyadi menggagas satuan pemukul yang dapat digerakan secara cepat dan tepat untuk menghadapi berbagai sasaran di medan yang berat sekalipun. Setelah gugurnya Letkol Slamet Riyadi saat pertempuran di Kota Ambon, gagasan tersebut dilanjutkan oleh Kolonel A.E. Kawilarang.
Pada November 1951, Kolonel A.E. Kawilarang ditunjuk sebagai Panglima TT III/Siliwangi. Eks prajurit KNIL itu pun mengeluarkan Instruksi Panglima Tentara dan Teritorium III Nomor 55/Instr/PDS/52 tanggal 16 April 1952 tentang pembentukan Kesatuan Komando Tentara dan Teritorium III atau Kesko III/Siliwangi yang menjadi cikal bakal Korps Baret Merah Kopassus.
“Dibenaknya (Kawilarang-red), pasukan khusus itu harus menjadi kesatuan yang ramping memiliki keahlian individu yang tinggi serta bermobilitas tinggi,” tulis buku berjudul “Kopassus untuk Indonesia” dikutip SINDOnews, Sabtu (11/6/2022).
Lihat Juga :
tulis komentar anda