Mau Jadi Caleg tapi Duit Pas-pasan? Nih Tipsnya Dulang Banyak Suara
Jum'at, 27 Mei 2022 - 18:02 WIB
JAKARTA - Bagi kandidat calon anggota legislatif ( caleg ) bermodalkan uang pas-pasan yang maju dalam pertarungan Pemilu Legislatif 2024, harus mempersiap diri dan menyusun strategi mumpuni agar mampu mendulang banyak suara. Pasalnya, jika setiap caleg bekerja sendirian dan keliling ke setiap desa di daerah pemilihannya (dapil) bakal menguras biaya, baik untuk fulus transportasi, pertemuan, dan ongkos lainnya.
"Kalau caleg-caleg harus keliling setiap desa membiayai biaya transportasi dan biaya pertemuan, maka (dana) caleg tersebut akan kolaps," ujar Anggota Komisi VI sekaligus Sekretaris Fraksi PPP DPR RI Achmad Baidowi saat buka-bukaan pengalamannya menjadi caleg di Webinar Partai Perindo bertajuk "Benarkah Menjadi Caleg Butuh Biaya Mahal" di Jakarta, Jumat (27/5/2022).
Pria yang akrab disapa Awiek ini memberikan tips bagi caleg yang minim dana untuk berbagi zona dengan caleg lain dalam satu dapil atau setidaknya tergabung dengan caleg lain dalam satu dapil ketika melakukan safari politik. Awiek memberikan contoh ketika dirinya maju sebagai caleg dari Dapil Jatim 11 Madura di Pemilu 2014, terdapat 8 caleg yang mewakili setiap partai politik peserta Pemilu Legislatif.
Untuk menekan biaya melakukan kampanye di wilayah yang luas, setiap caleg di dapil tersebut bekerja sama dan membagi zona. "Intinya bagaimana membagi zona, caleg yang enggak punya dana yang melimpah tentu harus berbagi zona atau bergabung dengan caleg lain, satu dapil bisa dikeroyok 8 orang itu agar bisa lebih mudah," jelasnya.
Artinya, seluruh caleg tersebut harus bekerja sama dengan segala kemampuan, kelebihan, kekurangan dalam pertempuran yang telah dipetakan. "Karena dalam pencalegan itu, ingat!Kita juga bekerja sendirian bukan seperti Pilkada. Ada 8 caleg, maka 8 caleg itu harus bekerja bersama-sama, sehingga apa? Bisa lebih ringan. Berat sama dipikul, ringan sama dijinjing," jelasnya.
Dia kembali menekankan bagi caleg yang minim dana juga harus berusaha mengelola pengeluaran sumber dana dan sumber daya sedemikian rupa, sehingga bisa memaksimalkan perolehan suara. Selain itu, sang caleg harus memiliki gagasan yang dapat mempengaruhi konstituen dan memanfaatkan jaringannya untuk dapat mendulang suara.
"Bagaimana caranya mendulang suara dengan finansial yang pas-pas? Selain menjual gagasan dan juga harus memiliki kedekatan emosional," ungkapnya.
Kedekatan emosional ini, di mana caleg tersebut memiliki jaringan dengan para pemuka agama, hubungan kekerabatan, kekeluargaan, almamater pondok pesantren, dan aktivis serta jaringan lainnya. "Memanfaatkan segala jaringan yang dimiliki. Baik itu, ikatan emosional dengan jaringan almamater, pondok pesantren, aktivis kemahasiswaan, kekerabatan, kekeluargaan, itu agar maksimal mendulang suara," pesannya.
Lihat Juga: Jadi Waketum 5 Perindo, Angkie Yudistia Bakal Gunakan Pengalamannya untuk Kemenangan Partai
"Kalau caleg-caleg harus keliling setiap desa membiayai biaya transportasi dan biaya pertemuan, maka (dana) caleg tersebut akan kolaps," ujar Anggota Komisi VI sekaligus Sekretaris Fraksi PPP DPR RI Achmad Baidowi saat buka-bukaan pengalamannya menjadi caleg di Webinar Partai Perindo bertajuk "Benarkah Menjadi Caleg Butuh Biaya Mahal" di Jakarta, Jumat (27/5/2022).
Pria yang akrab disapa Awiek ini memberikan tips bagi caleg yang minim dana untuk berbagi zona dengan caleg lain dalam satu dapil atau setidaknya tergabung dengan caleg lain dalam satu dapil ketika melakukan safari politik. Awiek memberikan contoh ketika dirinya maju sebagai caleg dari Dapil Jatim 11 Madura di Pemilu 2014, terdapat 8 caleg yang mewakili setiap partai politik peserta Pemilu Legislatif.
Baca Juga
Untuk menekan biaya melakukan kampanye di wilayah yang luas, setiap caleg di dapil tersebut bekerja sama dan membagi zona. "Intinya bagaimana membagi zona, caleg yang enggak punya dana yang melimpah tentu harus berbagi zona atau bergabung dengan caleg lain, satu dapil bisa dikeroyok 8 orang itu agar bisa lebih mudah," jelasnya.
Artinya, seluruh caleg tersebut harus bekerja sama dengan segala kemampuan, kelebihan, kekurangan dalam pertempuran yang telah dipetakan. "Karena dalam pencalegan itu, ingat!Kita juga bekerja sendirian bukan seperti Pilkada. Ada 8 caleg, maka 8 caleg itu harus bekerja bersama-sama, sehingga apa? Bisa lebih ringan. Berat sama dipikul, ringan sama dijinjing," jelasnya.
Dia kembali menekankan bagi caleg yang minim dana juga harus berusaha mengelola pengeluaran sumber dana dan sumber daya sedemikian rupa, sehingga bisa memaksimalkan perolehan suara. Selain itu, sang caleg harus memiliki gagasan yang dapat mempengaruhi konstituen dan memanfaatkan jaringannya untuk dapat mendulang suara.
"Bagaimana caranya mendulang suara dengan finansial yang pas-pas? Selain menjual gagasan dan juga harus memiliki kedekatan emosional," ungkapnya.
Kedekatan emosional ini, di mana caleg tersebut memiliki jaringan dengan para pemuka agama, hubungan kekerabatan, kekeluargaan, almamater pondok pesantren, dan aktivis serta jaringan lainnya. "Memanfaatkan segala jaringan yang dimiliki. Baik itu, ikatan emosional dengan jaringan almamater, pondok pesantren, aktivis kemahasiswaan, kekerabatan, kekeluargaan, itu agar maksimal mendulang suara," pesannya.
Lihat Juga: Jadi Waketum 5 Perindo, Angkie Yudistia Bakal Gunakan Pengalamannya untuk Kemenangan Partai
(rca)
tulis komentar anda