Undang Rusia-Ukraina, Langkah Diplomatik Jokowi untuk Pertahankan Keutuhan G20 Dipuji
Jum'at, 29 April 2022 - 22:52 WIB
JAKARTA - Langkah diplomatik Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengundang Ukraina sekaligus memastikan kehadiran Rusia dalam KTT G20 di Bali, dipuji sebagai langkah strategis mempertahankan keutuhan G20. Ini wujud tanggung jawab Indonesia sebagai pemegang mandat Presidensi G20.
Guru Besar Ilmu Hubungan Internasional Universitas Indonesia (UI) Hikmahanto Juwana menilai ini bentuk kompromi atas tekanan dari Amerika Serikat dan sekutunya maupun dari Rusia yang terindikasi sama-sama memanfaatkan Forum G20 sebagai perpanjangan konflik mereka.
“Undangan ini lebih baik daripada memenuhi permintaan yang tinggi dari Amerika untuk mengeluarkan Rusia dalam forum G20,” kata Hikmahanto, Jumat (2/4/2022)
Di sisi lain, Hikmahanto berharap, undangan kepada Ukraina dapat diterima oleh Rusia karena kehadiran Ukraina tidak sebagai negara anggota.
Sebelumnya, Presiden Jokowi, dalam rilis video yang dikeluarkan Biro Pers dan Media Istana Negara, menjelaskan telah berkomunikasi langsung dengan Presiden Ukraina Volodymr Zelensky dan mengundang untuk hadir dalam KTT G20.
Beberapa hari kemudian, Presiden Jokowi juga berkomunikasi langsung dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dan memperoleh kepastian akan kehadirannya di Bali nanti. Dengan demikian, kata Hikmahanto, Amerika Serikat dan negara sekutunya tidak punya alasan lagi untuk memboikot KTT G20 bila Rusia hadir.
“Intinya dengan undangan ke Ukraina semua kepala pemerintahan dan kepala negara G20 akan hadir dan membahas persoalan penting dunia yaitu pertumbuhan ekonomi dunia dan pelestarian lingkungan,” katanya.
Dalam penjelasannya, Jokowi menekankan bahwa, perdamaian dan stabilitas merupakan kunci bagi pemulihan dan pembangunan ekonomi dunia. ”Indonesia ingin menyatukan G20, jangan sampai ada perpecahan."
Guru Besar Ilmu Hubungan Internasional Universitas Indonesia (UI) Hikmahanto Juwana menilai ini bentuk kompromi atas tekanan dari Amerika Serikat dan sekutunya maupun dari Rusia yang terindikasi sama-sama memanfaatkan Forum G20 sebagai perpanjangan konflik mereka.
“Undangan ini lebih baik daripada memenuhi permintaan yang tinggi dari Amerika untuk mengeluarkan Rusia dalam forum G20,” kata Hikmahanto, Jumat (2/4/2022)
Di sisi lain, Hikmahanto berharap, undangan kepada Ukraina dapat diterima oleh Rusia karena kehadiran Ukraina tidak sebagai negara anggota.
Sebelumnya, Presiden Jokowi, dalam rilis video yang dikeluarkan Biro Pers dan Media Istana Negara, menjelaskan telah berkomunikasi langsung dengan Presiden Ukraina Volodymr Zelensky dan mengundang untuk hadir dalam KTT G20.
Beberapa hari kemudian, Presiden Jokowi juga berkomunikasi langsung dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dan memperoleh kepastian akan kehadirannya di Bali nanti. Dengan demikian, kata Hikmahanto, Amerika Serikat dan negara sekutunya tidak punya alasan lagi untuk memboikot KTT G20 bila Rusia hadir.
“Intinya dengan undangan ke Ukraina semua kepala pemerintahan dan kepala negara G20 akan hadir dan membahas persoalan penting dunia yaitu pertumbuhan ekonomi dunia dan pelestarian lingkungan,” katanya.
Dalam penjelasannya, Jokowi menekankan bahwa, perdamaian dan stabilitas merupakan kunci bagi pemulihan dan pembangunan ekonomi dunia. ”Indonesia ingin menyatukan G20, jangan sampai ada perpecahan."
(cip)
tulis komentar anda