Prajurit TNI Gugur Ditembak di Papua, GMNI Dorong Evaluasi Standar Operasi Keamanan
Sabtu, 02 April 2022 - 01:29 WIB
JAKARTA - Sejumlah pihak menyesalkan terjadinya peristiwa penembakan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang mengakibatkan gugurnya Sertu Eka Andriyanto, prajurit TNI AD di Pos Ramil Yalimo dan istrinya Sri Lestari pada Kamis 31 Maret 2022 sekitar pukul 06.00 WITA.
Menanggapi peristiwa ini, Ketua Bidang Organisasi DPP GMNI Yoel Finse Ulimpa, menyesalkan peristiwa yang menimpa anggota TNI-AD tersebut. "Kami sangat menyesalkan peristiwa yang terjadi pada Sertu Eka dan keluarga. Kami mengutuk keras pelaku kejahatan tersebut. Kami berharap agar pelaku dapat segera diidentifikasi dan segera ditangkap untuk diproses menurut hukum yang berlaku," ujar Yoel.
Yoel, yang merupakan putra asli dari Papua, berharap peristiwa ini tidak memicu konflik berkepanjangan yang justru akan mengorbankan warga setempat yang tak bersalah.
"Kami harap peristiwa ini tidak menimbulkan konflik berkepanjangan yang justru akan mengorbankan masrakat setempat yang tak bersalah. Kami ingin agar wilayah Papua dapat segera bebas dari status wilayah konflik. Kami, sebagai warga asli Papua, juga ingin merasa aman dan tenteram tinggal di rumah kami sendiri," terang Yoel.
Ketua Umum DPP GMNI, Imanuel Cahyadi, menambahkan pentingnya menjaga keamanan dan ketertiban di wilayah Papua yang hingga saat ini masih rawan terjadi konflik bersenjata.
"Papua juga merupakan bagian tak terpisahkan dari wilayah kesatuan Republik Indonesia. Saudara-saudara kita yang saat ini tinggal di Papua juga memiliki hak untuk hidup dengan rasa aman dan tentram tanpa rasa takut, sama seperti wilayah lain di negara ini," tegas Imanuel.
Imanuel menganggap peristiwa ini merupakan sebuah kecolongan bagi pihak militer yang sejauh ini dianggap sudah berhasil dalam menjaga keamanan dan ketertiban di wilayah Papua.
"Jika kita melihat kembali ke saat perhelatan PON di Papua kemarin, justru di situ rentan terhadap peristiwa-peristiwa yang mengancam keamanan dan keselamatan seluruh peserta yang hadir. Namun, kita melihat acara PON tersebut dapat terselenggara dengan sukses dan aman. Ini menandakan standar operasi militer dalam pengawalan keamanan pada saat itu berjalan dengan baik."
”Namun, pasca penyelenggaraan PON, justru kita kecolongan dengan adanya peristiwa ini. Apalagi korban merupakan bagian anggota dari TNI AD. Menurut saya, perlu adanya evaluasi dalam standar operasi militer untuk menjaga keamanan dan ketertiban di wilayah Papua untuk mencegah hal ini terulang kembali di masa depan," ungkapnya
Lihat Juga: DPR Desak Proses Hukum Puluhan Anggota TNI Armed Serang Warga di Deli Serdang Transparan
Menanggapi peristiwa ini, Ketua Bidang Organisasi DPP GMNI Yoel Finse Ulimpa, menyesalkan peristiwa yang menimpa anggota TNI-AD tersebut. "Kami sangat menyesalkan peristiwa yang terjadi pada Sertu Eka dan keluarga. Kami mengutuk keras pelaku kejahatan tersebut. Kami berharap agar pelaku dapat segera diidentifikasi dan segera ditangkap untuk diproses menurut hukum yang berlaku," ujar Yoel.
Yoel, yang merupakan putra asli dari Papua, berharap peristiwa ini tidak memicu konflik berkepanjangan yang justru akan mengorbankan warga setempat yang tak bersalah.
Baca Juga
"Kami harap peristiwa ini tidak menimbulkan konflik berkepanjangan yang justru akan mengorbankan masrakat setempat yang tak bersalah. Kami ingin agar wilayah Papua dapat segera bebas dari status wilayah konflik. Kami, sebagai warga asli Papua, juga ingin merasa aman dan tenteram tinggal di rumah kami sendiri," terang Yoel.
Baca Juga
Ketua Umum DPP GMNI, Imanuel Cahyadi, menambahkan pentingnya menjaga keamanan dan ketertiban di wilayah Papua yang hingga saat ini masih rawan terjadi konflik bersenjata.
"Papua juga merupakan bagian tak terpisahkan dari wilayah kesatuan Republik Indonesia. Saudara-saudara kita yang saat ini tinggal di Papua juga memiliki hak untuk hidup dengan rasa aman dan tentram tanpa rasa takut, sama seperti wilayah lain di negara ini," tegas Imanuel.
Imanuel menganggap peristiwa ini merupakan sebuah kecolongan bagi pihak militer yang sejauh ini dianggap sudah berhasil dalam menjaga keamanan dan ketertiban di wilayah Papua.
"Jika kita melihat kembali ke saat perhelatan PON di Papua kemarin, justru di situ rentan terhadap peristiwa-peristiwa yang mengancam keamanan dan keselamatan seluruh peserta yang hadir. Namun, kita melihat acara PON tersebut dapat terselenggara dengan sukses dan aman. Ini menandakan standar operasi militer dalam pengawalan keamanan pada saat itu berjalan dengan baik."
”Namun, pasca penyelenggaraan PON, justru kita kecolongan dengan adanya peristiwa ini. Apalagi korban merupakan bagian anggota dari TNI AD. Menurut saya, perlu adanya evaluasi dalam standar operasi militer untuk menjaga keamanan dan ketertiban di wilayah Papua untuk mencegah hal ini terulang kembali di masa depan," ungkapnya
Lihat Juga: DPR Desak Proses Hukum Puluhan Anggota TNI Armed Serang Warga di Deli Serdang Transparan
(cip)
tulis komentar anda