Profil Jeanne Mandagi, Jenderal Polisi Wanita Pertama di Indonesia
Senin, 21 Maret 2022 - 06:00 WIB
JAKARTA - Kehadiran polisi wanita atau bisa disebut polwan , dianggap penting untuk mewujudkan ekosistem yang aman, khususnya perlindungan bagi kaum wanita sendiri. Dalam kasus kekerasan terhadap perempuan misalnya, polwan dapat membuat korban merasa aman dan percaya terhadap penegakan hukum.
Seiring dengan perkembangan, polwan memperoleh kesempatan lebih besar dalam mengembangkan karier di kepolisian. Polwan bisa menjadi kapolsek dan kapolres, mereka juga eksis berkiprah melaksanakan tugas, baik di bidang operasional, pembinaan maupun pengawasan.
Di antara mereka bahkan sukses menyandang pangkat jenderal polisi meskipun jumlahnya dapat dihitung dengan jari. Dari jumlah yang sedikit itu, tahukah Anda siapa jenderal polisi wanita yang pertama?
Dia adalah Brigjen Pol (Purn) Jeanne Mandagi, srikandi kelahiran Manado, 2 April 1937. Dia menempuh pendidikan dasar dan menengah pertama Manado sebelum melanjutkan ke SMA Santa Ursula, Jakarta.
Dari SMA, Jeanne melanjutkan pendidikannya di Fakultas Hukum Universitas Indonesia. Semasa kuliah itulah Jeanne mengasah keterampilan berorganisasi dengan menjadi anggota aktif Persatuan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI). Gelar sarjana hukum diperolehnya tahun 1963.
Berbekal gelar sarjana itu, Jeanne meniti karier. Berdasarkan catatan dari sejumlah sumber, Jeanne Mandagi pertama kali diangkat sebagai anggota polwan pada 1 Desember 1965. Setahun kemudian kariernya langsung menanjak dan dipercaya menjabat sebagai Kasi Hukum Polda Maluku.
Sekitar tiga tahun bertugas di Maluku, Jeanne pindah tugas ke Jakarta. Pada tahun 1970, Jeanne diberi amanah sebagai Kepala Seksi Pembinaan Anak-anak, Pemuda, dan Wanita (Kasi Binapta) Polda Metro Jaya sekaligus Hakim Mahkamah Militer untuk wilayah Jakarta-Banten.
Pada 1989, Jeanne dipercaya menjabat sebagai Kepala Divisi Penerangan Polri yang kini bernama Divisi Humas Polri. Dia adalah pejabat keenam sejak divisi tersebut dibentuk. Dua tahun menjabat sebagai kadiv Penerangan, pada 1991 Jeanne akhirnya pecah bintang.
Dia mendapatkakan kenaikan pangkat perwira tinggi yaitu brigadir jenderal (brigjen) dengan satu bintang di pundak. Pangkat baru itu mengukuhkan Jeanne sebagai jenderal polisi wanita pertama di Indonesia.
Di luar struktur kepolisian, Jeanne banyak berkecimpung di urusan kampanye anti-narkoba. Dia dikenal sebagai perintis pemberantasan narkoba dan mendirikan Yayasan Permadi Siwi, sebuah pusat rehabilitasi untuk para pecandu narkotika.
Seiring dengan perkembangan, polwan memperoleh kesempatan lebih besar dalam mengembangkan karier di kepolisian. Polwan bisa menjadi kapolsek dan kapolres, mereka juga eksis berkiprah melaksanakan tugas, baik di bidang operasional, pembinaan maupun pengawasan.
Di antara mereka bahkan sukses menyandang pangkat jenderal polisi meskipun jumlahnya dapat dihitung dengan jari. Dari jumlah yang sedikit itu, tahukah Anda siapa jenderal polisi wanita yang pertama?
Dia adalah Brigjen Pol (Purn) Jeanne Mandagi, srikandi kelahiran Manado, 2 April 1937. Dia menempuh pendidikan dasar dan menengah pertama Manado sebelum melanjutkan ke SMA Santa Ursula, Jakarta.
Dari SMA, Jeanne melanjutkan pendidikannya di Fakultas Hukum Universitas Indonesia. Semasa kuliah itulah Jeanne mengasah keterampilan berorganisasi dengan menjadi anggota aktif Persatuan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI). Gelar sarjana hukum diperolehnya tahun 1963.
Berbekal gelar sarjana itu, Jeanne meniti karier. Berdasarkan catatan dari sejumlah sumber, Jeanne Mandagi pertama kali diangkat sebagai anggota polwan pada 1 Desember 1965. Setahun kemudian kariernya langsung menanjak dan dipercaya menjabat sebagai Kasi Hukum Polda Maluku.
Sekitar tiga tahun bertugas di Maluku, Jeanne pindah tugas ke Jakarta. Pada tahun 1970, Jeanne diberi amanah sebagai Kepala Seksi Pembinaan Anak-anak, Pemuda, dan Wanita (Kasi Binapta) Polda Metro Jaya sekaligus Hakim Mahkamah Militer untuk wilayah Jakarta-Banten.
Pada 1989, Jeanne dipercaya menjabat sebagai Kepala Divisi Penerangan Polri yang kini bernama Divisi Humas Polri. Dia adalah pejabat keenam sejak divisi tersebut dibentuk. Dua tahun menjabat sebagai kadiv Penerangan, pada 1991 Jeanne akhirnya pecah bintang.
Dia mendapatkakan kenaikan pangkat perwira tinggi yaitu brigadir jenderal (brigjen) dengan satu bintang di pundak. Pangkat baru itu mengukuhkan Jeanne sebagai jenderal polisi wanita pertama di Indonesia.
Di luar struktur kepolisian, Jeanne banyak berkecimpung di urusan kampanye anti-narkoba. Dia dikenal sebagai perintis pemberantasan narkoba dan mendirikan Yayasan Permadi Siwi, sebuah pusat rehabilitasi untuk para pecandu narkotika.
(muh)
Lihat Juga :
tulis komentar anda