Mengapa Hujan Es Terjadi di Indonesia? Ini Penyebabnya

Selasa, 22 Februari 2022 - 10:44 WIB
Kejadian cuaca ekstrem berupa fenomena hujan es telah terjadi di beberapa wilayah seperti Surabaya, Lampung, Bekasi, dan wilayah lainnya dalam sepekan ini. Foto/Dok.SINDOnews/Aan Haryono
JAKARTA - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika ( BMKG ) menyampaikan bahwa hujan es merupakan salah satu fenomena cuaca ekstrem yang terjadi dalam skala lokal dan ditandai dengan adanya jatuhan butiran es yang jatuh dari awan serta dapat terjadi dalam periode beberapa menit. Kejadian cuaca ekstrem berupa fenomena hujan es telah terjadi di beberapa wilayah seperti Surabaya, Lampung, Bekasi, dan wilayah lainnya dalam sepekan ini.

Kejadian tersebut disertai juga dengan hujan intensitas lebat dalam durasi singkat yang disertai kilat atau petir dan angin kencang. BMKG menyampaikan potensi cuaca ekstrem berupa puting beliung, hujan es, hujan lebat disertai kilat atau petir dan angin kencang masih dapat terjadi hingga Maret-April mendatang.

Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto menjelaskan bahwa fenomena hujan es dapat terjadi karena dipicu oleh adanya pola konvektifitas di atmosfer dalam skala lokal-regional yang signifikan. “Hujan es dapat terbentuk dari sistem awan konvektif jenis Cumulonimbus (Cb) yang umumnya memiliki dimensi menjulang tinggi yang menandakan bahwa adanya kondisi labilitas udara signifikan dalam sistem awan tersebut sehingga dapat membentuk butiran es di awan dengan ukuran yang cukup besar,” katanya dalam keterangan tertulisnya, Selasa (22/2/2022).





Dia menuturkan, besarnya dimensi butiran es dan kuatnya aliran udara turun dalam sistem awan CB atau yang dikenal dengan istilah downdraft dapat menyebabkan butiran es dengan ukuran yang cukup besar yang terbentuk dipuncak awan Cb tersebut turun ke dasar awan hingga keluar dari awan dan menjadi fenomena hujan es. Lebih lanjut dia menjelaskan, kecepatan downdraft dari awan Cb yang signifikan dapat mengakibatkan butiran es yang keluar dari awan tidak mencair secara cepat di udara, dan bahkan ketika sampai jatuh ke permukaan bumi pun masih dalam berbentuk butiran es yang dikenal dengan fenomena hujan es.

“Mengingat potensi cuaca ekstrem berupa puting beliung, hujan es, hujan lebat disertai kilat/petir dan angin kencang masih dapat terjadi hingga Maret-April mendatang, maka BMKG memberikan imbauan kepada masyarakat untuk tetap waspada terhadap kemungkinan terjadinya potensi cuaca ekstrem tersebut serta dampak yang dapat ditimbulkan berupa bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, jalan licin, dan pohon tumbang,” kata Guswanto.

Dia mengungkapkan bagi masyarakat yang hendak memperoleh informasi terkini, BMKG membuka layanan informasi cuaca 24 jam, yaitu melalui Website https://www.bmkg.go.id, untuk prakiraan cuaca hingga level kecamatan, akun media sosial @infobmkg, aplikasi iOS dan android "Info BMKG", call center 196 BMKG, dan atau dapat langsung menghubungi kantor BMKG terdekat.
(rca)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More