Di Simposium Unhan, Hasto Sebut Geopolitik Soekarno Antitesa Pemikiran Barat
Sabtu, 19 Februari 2022 - 15:04 WIB
JAKARTA - Pemikiran geopolitik Bung Karno dinilai sebagai landasan memperkuat kepemimpinan Indonesia bagi dunia. Hal ini dikatakan Mahasiswa Doktoral Universitas Pertahanan (Unhan), Hasto Kristiyanto.
"Geopolitik Bung Karno tentang pengetahuan keadaan geografi, sejarah, kultur, nilai dan filosofi yang terkandung di dalamnya sangat penting bagi perjuangan mewujudkan national interest dan sekaligus membangun kekuatan pertahanan negara yang disegani," tambahnya.
Hasto menjelaskan, pemikiran geopolitik Bung Karno merupakan antitesa pemikiran geopolitik Barat yang ekspansionis. Sebaliknya pemikiran geopolitik Bung Karno mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan dan internasionalisme bagi dunia yang lebih damai dan berkeadilan.
"Dengan pemikiran geopolitik Bung Karno tersebut, Indonesia pada tahun 1960-an menjadi pemimpin Asia Afrika dan Amerika Latin, karena sukses menyelenggarakan Konferensi Asia Afrika, Gerakan Non Blok, Conference of The New Emerging Forces," kata Hasto.
"Implikasi dari kepemimpinan Indonesia tersebut, banyak negara yang kemudian merdeka, bahkan Bung Karno kemudian mendapat gelar Pahlawan Islam dan Kemerdekaan Bangsa Islam dalam Konferensi Islam Asia Afrika tahun 1965," tambah Sekjen PDIP itu.
Ditambahkannya, hasil pemikiran geopolitik Soekarno, Irian Barat berhasil dibebaskan dari cengkeraman kolonialisme Belanda dan Angkatan Perang Indonesia terkuat di belahan bumi selatan.
Simposium nasional yang akan membahas body of knowledge pemikiran geopolitik Soekarno tersebut, menghadirkan para pembicara Mayjen TNI Joni Widjayanto, yang merupakan Direktur S3 Unhan,
Prof Yudi Latief, intelektual dan pemikir negarawan dan Prof Dr Banyu Perwita, pakar kebijakan luar negeri.
Lihat Juga: Di Tengah Isu Pertemuan dengan Prabowo, Megawati Hadiri Sidang Promosi Doktor Hasto di UI
Baca Juga
"Geopolitik Bung Karno tentang pengetahuan keadaan geografi, sejarah, kultur, nilai dan filosofi yang terkandung di dalamnya sangat penting bagi perjuangan mewujudkan national interest dan sekaligus membangun kekuatan pertahanan negara yang disegani," tambahnya.
Hasto menjelaskan, pemikiran geopolitik Bung Karno merupakan antitesa pemikiran geopolitik Barat yang ekspansionis. Sebaliknya pemikiran geopolitik Bung Karno mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan dan internasionalisme bagi dunia yang lebih damai dan berkeadilan.
"Dengan pemikiran geopolitik Bung Karno tersebut, Indonesia pada tahun 1960-an menjadi pemimpin Asia Afrika dan Amerika Latin, karena sukses menyelenggarakan Konferensi Asia Afrika, Gerakan Non Blok, Conference of The New Emerging Forces," kata Hasto.
"Implikasi dari kepemimpinan Indonesia tersebut, banyak negara yang kemudian merdeka, bahkan Bung Karno kemudian mendapat gelar Pahlawan Islam dan Kemerdekaan Bangsa Islam dalam Konferensi Islam Asia Afrika tahun 1965," tambah Sekjen PDIP itu.
Ditambahkannya, hasil pemikiran geopolitik Soekarno, Irian Barat berhasil dibebaskan dari cengkeraman kolonialisme Belanda dan Angkatan Perang Indonesia terkuat di belahan bumi selatan.
Simposium nasional yang akan membahas body of knowledge pemikiran geopolitik Soekarno tersebut, menghadirkan para pembicara Mayjen TNI Joni Widjayanto, yang merupakan Direktur S3 Unhan,
Prof Yudi Latief, intelektual dan pemikir negarawan dan Prof Dr Banyu Perwita, pakar kebijakan luar negeri.
Lihat Juga: Di Tengah Isu Pertemuan dengan Prabowo, Megawati Hadiri Sidang Promosi Doktor Hasto di UI
(maf)
tulis komentar anda