Pengamat Militer: Pembelian Jet Tempur oleh Kemhan untuk Seimbangkan Kekuatan Global
Minggu, 13 Februari 2022 - 07:30 WIB
JAKARTA - Pemerintah melalui Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto membeli 42 pesawat tempur canggih Rafale dari Prancis dan 36 jet tempur F-15 dari Amerika Serikat. Pembelian alutsista tersebut dinilai strategi yang tepat dan sesuai konstitusi.
”Pembelian alutsista merupakan bentuk nyata Kemhan RI melaksanakan fungsi untuk pembangunan kekuatan TNI. Fungsi ini merupakan amanah UUD NRI 1945 yang menyatakan tujuan nasional pertama adalah melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia serta tujuan nasional keempat ikut melaksanakan ketertiban dunia,” ujar pengamat militer dan intelijen Susaningtyas Kertopati, Minggu (13/2/2022).
Menurut Nuning, biasa disapa, pembelian pesawat tempur dari berbagai negara seperti Prancis dan Amerika Serikat merupakan strategi jitu untuk mengimplementasikan balancing of power pada tataran regional dan global. Selain itu, pembelian alutsista termasuk pesawat tempur dari negara-negara anggota Dewan Keamanan PBB dinilai memiliki dampak penangkalan yang tinggi.
”Tidak semua negara bisa membeli meskipun anggarannya memadai. Kedua negara baik Prancis maupun Amerika Serikat pasti memiliki kalkulasi yang akurat dalam memproyeksikan kebijakan luar negeri masing-masing,” ujar mantan anggota Komisi I DPR RI ini.
Nuning menilai, urgensi pembelian pesawat tempur sangat dipengaruhi dengan situasi dan kondisi yang dihadapi saat ini. Pembelian alutsista tidak bisa disamakan dengan pembelian barang-barang umum. Butuh proses dan waktu yang lama. Ditambah tingkat kepercayaan yang tinggi dari negara penjual kepada negara pembeli. Kemhan RI sangat gesit melihat peluang yang ada.
Selain pesawat tempur, kata Nuning, kapal Frigat dan kapal selam juga merupakan alutsista yang harus segera dilaksanakan peremajaan dan modernisasi. Doktrin operasi gabungan kekuatan laut dan udara saat ini merupakan strategi utama dalam perang modern di masa mendatang. Selain peremajaan alutsista, penggunaan teknologi unmanned system diyakini bisa lebih handal dengan biaya pengadaan yang bisa saja lebih murah.
”Sangat penting bagi Kemhan RI untuk lebih memberi peran penting penggunaan unmanned system. Apalagi dalam menghadapi ancaman cyber, maka unmanned system merupakan salah satu alternatif yang banyak dipilih negara-negara super power,” ucapnya.
”Pembelian alutsista merupakan bentuk nyata Kemhan RI melaksanakan fungsi untuk pembangunan kekuatan TNI. Fungsi ini merupakan amanah UUD NRI 1945 yang menyatakan tujuan nasional pertama adalah melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia serta tujuan nasional keempat ikut melaksanakan ketertiban dunia,” ujar pengamat militer dan intelijen Susaningtyas Kertopati, Minggu (13/2/2022).
Menurut Nuning, biasa disapa, pembelian pesawat tempur dari berbagai negara seperti Prancis dan Amerika Serikat merupakan strategi jitu untuk mengimplementasikan balancing of power pada tataran regional dan global. Selain itu, pembelian alutsista termasuk pesawat tempur dari negara-negara anggota Dewan Keamanan PBB dinilai memiliki dampak penangkalan yang tinggi.
”Tidak semua negara bisa membeli meskipun anggarannya memadai. Kedua negara baik Prancis maupun Amerika Serikat pasti memiliki kalkulasi yang akurat dalam memproyeksikan kebijakan luar negeri masing-masing,” ujar mantan anggota Komisi I DPR RI ini.
Nuning menilai, urgensi pembelian pesawat tempur sangat dipengaruhi dengan situasi dan kondisi yang dihadapi saat ini. Pembelian alutsista tidak bisa disamakan dengan pembelian barang-barang umum. Butuh proses dan waktu yang lama. Ditambah tingkat kepercayaan yang tinggi dari negara penjual kepada negara pembeli. Kemhan RI sangat gesit melihat peluang yang ada.
Selain pesawat tempur, kata Nuning, kapal Frigat dan kapal selam juga merupakan alutsista yang harus segera dilaksanakan peremajaan dan modernisasi. Doktrin operasi gabungan kekuatan laut dan udara saat ini merupakan strategi utama dalam perang modern di masa mendatang. Selain peremajaan alutsista, penggunaan teknologi unmanned system diyakini bisa lebih handal dengan biaya pengadaan yang bisa saja lebih murah.
”Sangat penting bagi Kemhan RI untuk lebih memberi peran penting penggunaan unmanned system. Apalagi dalam menghadapi ancaman cyber, maka unmanned system merupakan salah satu alternatif yang banyak dipilih negara-negara super power,” ucapnya.
(cip)
Lihat Juga :
tulis komentar anda